Waspada! Penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) Memicu Kematian
Gejala dari penyakit imun ini hampir sama dengan penyakit lainnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit auto imun yang dikenal sebagai peradangan usus kronis dan dapat memicu terjadinya komplikasi hingga kematian. Kesadaran masyarakat yang terkena IBD masih kurang karena gejala umum yang muncul, yaitu diare. Oleh karena itu, masyarakat menganggap hanya diare biasa.
Sebagian masyarakat merasa kesulitan untuk membedakan diare biasa dengan diare yang disebabkan oleh penyakit auto imun ini.
“Penyakit IBD memang masih jarang ditemukan, tetapi dapat menentukan jangka waktu kehidupan seseorang,” ucap Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD, KGEH, FACG, FASGE dalam acara Seminar Waspadai Komplikasi dan Kematian akibat Inflammatory Bowel Disease (IBD) via zoom, Rabu (20/1/2021).
Jika Mama ingin mengetahui lebih lanjut terkait penyakit inflammatory bowel disease (IBD), kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Perbedaan dari IBD dan IBS
Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit kronik yang membutuhkan penanganan dalam waktu jangka panjang. Pada awalnya IBD hanya dikenal pada negara maju, namun saat ini terus meningkat seiring berjalannya waktu. Penyakit ini dapat terjadi karena adanya faktor ketidakseimbangan mikrobiota yang hidup dalam usus dan disregulasi imun mukosa yang berinteraksi dengan bakteri komensal.
IBD terbagi menjadi 2 jenis, yaitu ulcerative colitis (UC) dan crohn disease. IBD juga memiliki tipe lainnya yang disebut undeterminate colitis, tetapi hanya sedikit kasus.
Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan gangguan fungsional dan berbeda dengan IBD. Penyakit ini indetik dengan kelainan yang berada di saluran pencernaan dan berupa peradangan. IBS dapat terjadi karena adanya faktor dari gangguan motor gastrointestinal dan dampak dari psikologis.
IBS tidak menimbulkan komplikasi dan kematian, hanya ada keluhan yang akan muncul lalu hilang. Sedangkan, IBD jika tidak ditangani dengan cepat dapat memicu terkena komplikasi hingga yang serius dan juga bisa meninggal dunia.
2. Tanda dan gejala dari penyakit IBD
Gejala yang ditimbulkan dari IBD memang hampir mirip dengan IBS, sehingga sering merasa bingung. Namun ada beberapa gejala yang menjadikannya sebagai pembeda, yaitu:
- Diare berdarah.
- Demam.
- Berat badan menjadi menurun.
- Nyeri di bagian perut secara berkala.
- Material mukoid di feses yang ditemukan pada IBD jenis ulcerative colitis (UC).
- Periode penyakit aktif yang diselingi remisi (mingguan tahunan).
- Manifestasi ekstraintestinal yang ditemukan pada IBD jenis ulcerative colitis (UC) dan crohn disease.
3. Pengobatan penyakit IBD
Pengobatan dari penyakit IBD ini hanya ada beberapa di Indonesia, seperti pemberian obat 5-ASA dan steroid yang bisa ditanggung oleh BPJS, imunimodulator dana gen biologik hanya bisa dibeli dengan uang sendiri tanpa menggunakan BPJS. Beberapa pasien yang memiliki penyakit IBD memerlukan kombinasi obat tersebut.
Pengobatan lainnya dengan cara operasi pembuangan usus. Operasi ini dilakukan agar usus yang meradang tidak terjadi komplikasi dan menyebar ke bagian lainnya.
IBD juga dapat ditangani dengan melakukan terapi secara teratur.
4. Komitmen yang perlu dilakukan pasien dalam masa pengobatan
Pasien yang memiliki penyakit IBD harus membutuhkan sebuah komitmen karena pengobatannya bukan termasuk sederhana dan mudah dilakukan. Oleh karena itu, pasien harus menerapkan beberapa hal di dalam kehidupannya, yaitu:
- Melakukan kontrol ke dokter secara teratur. Hal ini disebabkan oleh identik penyakit yang terkadang muncul dan juga bisa menghilang. Pengontrolan oleh dokter merupakan hal yang penting dalam tahap penyembuhan ini.
- Menjaga pola makan sehat. Pasien yang terkena IBD sering kali mengalami malnutrisi. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan sebanyak 4 hingga 6 kali dalam sehari dengan porsi kecil dan meminum air putih yang cukup. Pasien juga dianjurkan untuk menghindari makanan yang tinggi lemak.
- Olahraga secara teratur penting dilakukan untuk meningkatkan ketahanan otot. Olahraga ini dapat melakukannya dengan yang mudah, seperti yoga, berenang, dan bersepeda.
5. Komplikasi dari penyakit IBD
Bagi pasien yang memiliki penyakit IBD, tetapi tidak segera diatasi dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi di tubuh. Ada beberapa komplikasi yang dapat ditemukan pada penyakit IBD, yaitu:
- Kanker usus besar. Jenis IBD ulcerative colitis (UC) dapat mempengaruhi usus besar, sehingga memiliki risiko terkena kanker usus besar. Pada umumnya kanker ini muncul setelah 8 hingga 10 bulan setelah dinyatakan terkena IBD.
- Gumpalan darah. Penyakit IBD ini dapat meningkatkan risiko darah menjadi menggumpal di area vena dan artreri.
- Kolangitis sclerosis primer. Komplikasi ini merupakan peradangan yang dapat menyebabkan jaringan parut di dalam saluran empedu dan mengakibatkan saluran tersebut menyempit. Tak hanya itu, saluran empedu juga bisa membuat kerusakan pada hati.
- Mengalami gangguan pada kulit, mata, dan radang sendi. Gangguan ini dapat terjadi ketika IBD muncul di dalam tubuh.
- Fisura anus merupakan robekan kecil di jaringan yang melapisi anus atau kulit sekitar anus. Kondisi ini disebabkan oleh buang air besar terasa sakit.
Nah itulah beberapa informasi mengenai inflammatory bowel disease (IBD). Semoga pasien yang terkena IBD segera sembuh ya, Ma. Tetap jaga kesehatan di dalam keluarga!
Baca juga:
- 7 Gangguan Saluran Cerna yang Sering Terjadi pada Anak
- Ayo Cek! 5 Alasan Kesehatan Saluran Cerna Penting di Saat Pertumbuhan
- 5 Cara Mendapatkan Bakteri Baik di Saluran Cerna Bayi