Waspada, Virus Nipah Dapat Masuk ke Indonesia dan Memicu Kematian
Virus nipah berasal dari kelelawar pemakan buah dan hewan ternak babi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 belum usai di Indonesia, kini virus nipah menjadi perbincangan di tengah kalangan masyarakat. Virus ini dapat menjadi pandemi baru yang melanda dunia, khususnya Indonesia.
Virus nipah merupakan virus zoonosis yang dapat menyebar melalui hewan ke manusia, serta dari makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan maupun tertular dari orang lain. Virus ini memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi dan kabarnya pernah menyebar di India hingga Singapura.
Adanya kabar mengenai virus nipah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada seluruh pihak terkait, yaitu para ilmuwan untuk mewaspadai penyebaran dan penularan virus ini masuk ke Indonesia.
Jika Mama ingin mengetahui lebih lanjut mengenai virus nipah, berikut ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Sumber penularan dan siklus penyebaran virus nipah
Penyebaran virus nipah dapat terjadi melalui kelelawar pemakan buah dan hewan ternak babi.
Adanya kebakaran hutan dan kekeringan dapat menyebabkan sebagian kelelawar merasa terganggu dan berpindah tempat untuk mencari makanan. Kelelawar tersebut hinggap ke pepohonan buah yang berada di rumah masyarakat ataupun di peternakan hewan, seperti babi.
Kelelawar yang merasa terancam akan melepaskan lebih banyak virus dan dapat menular ke hewan babi.
Babi yang telah terinfeksi oleh virus ini dapat menularkannya ke peternak dan menyebar ke manusia lainnya. Penularan ini dapat terjadi melalui cairan, urin, ataupun kotorannya.
Walaupun masih kemungkinan kecil akan menyebar ke sesama manusia, kondisi ini tetap harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
2. Virus nipah belum terdeteksi di Indonesia
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan bahwa sampai saat ini virus nipah belum ada sejarahnya masuk ke Indonesia, walaupun pada tahun 1999 sempat terjadi di Malaysia (Semenanjung Malaysia) dan menyebabkan kematian pada ternak babi, serta manusia.
“Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan Nipah Virus dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah. Hal itu karena dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara yg dekat dengan Malaysia,” ungkap Didik Budijanto.
3. Kasus virus nipah yang pernah ada di dunia
Berdasarkan catatan WHO, ada beberapa kasus virus nipah, yaitu:
- Di Malaysia pernah ada pada tahun 1999. Kasus yang tercatat ada sebanyak 265 dengan 105 pasien meninggal dunia dan angka kematian 40%.
- Di Siliguri, India pernah terjadi pada tahun 2001. Kasus yang tercatat ada sebanyak 66 dengan 45 orang meninggal dunia dan angka kematian 68%.
- Di Tangail, Bangladesh pernah terjadi pada tahun 2005. Kasus yang tercatat ada sebanyak 12 dengan 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan angka kematian 92%.
- Di India terjadi kembali pada tahun 2007. Kasus yang tercatat ada sebanyak 5 dan meninggal semua, sehingga dinyatakan angka kematian 100%.
Menurut sejarah ini, penyebaran virus nipah di dunia sejak 1998 hingga 2008, sudah ada 477 kasus dan sebanyak 248 orang meninggal dunia.
4. Gejala yang dialami dari virus nipah
Gejala dari virus nipah pada manusia akan beragam, mulai dari tidak ada gejala hingga mengalami berat. Pada umumnya gejala dari virus ini ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan.
Namun, ada beberapa gejala lagi bagi yang sudah terinfeksi yaitu adanya infeksi di saluran pernapasan akut, kejang, koma dalam waktu 2 X 24 jam, tanda-tanda neurologis, dan mengantuk.
Virus nipah dapat menyebabkan kematian dengan rata-rata 40 hingga 75 persen. Namun, belum ada vaksin untuk virus nipah.
5. Upaya untuk mencegah masuknya virus nipah ke Indonesia
Pemerintah melakukan pencegahan perdagangan ternak babi illegal dari daerah yang terinfeksi. Selain itu, pemerintah juga melakukan pengetatan ekspor dan impor babi, serta produk antara Indonesia dan Malaysia.
Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia memberitahu bahwa pemerintah Indonesia hanya menerima kiriman dengan sertifikat kesehatan yang dikeluarkan oleh Departemen Layanan Hewan Malaysia untuk menjadikan bukti babi yang diekspor dalam keadaan sehat.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga melakukan pendekatan one health dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Dalam upaya pencegahan ini, masyarakat juga diimbau untuk menghindari paparan dari hewan babi atau kelelawar yang berada di daerah wabah virus. Selain itu juga, diingatkan untuk tidak mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh kelelawar dan masyarakat rajin mencuci tangan.
Itulah beberapa informasi mengenai virus nipah yang dapat masuk ke Indonesia. Jaga kesehatan dan selalu mengikuti arahan dari pemerintah agar terhindar dari segala virus yang ada ya, Ma.
Baca juga:
- 5 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Virus Nipah
- Masuki Tahun Kedua, Bagaimana Nasib Manusia Melawan Virus Corona?
- Jepang Deteksi Virus Corona Baru pada Wisatawan dari Brasil