Mirabeth Sonia: Putri Dayak yang Bermain di Pagelaran Sabang Merauke
Mewarisi darah suku Dayak dari papanya, Mirabeth bangga bisa tampil di Pagelaran Sabang Merauke
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pagelaran Sabang Merauke telah menjadi panggung megah yang mempertemukan beragam talenta dan budaya dari seluruh penjuru Indonesia.
Di antara para seniman berbakat yang ambil bagian dalam pertunjukan kolosal ini, sosok Mirabeth Sonia muncul sebagai salah satu bintang yang bersinar terang. Sebagai seorang penyanyi dan artis pertunjukan, Mirabeth membawa keunikan tersendiri ke atas panggung.
Mirabeth Sonia dikenal publik sejak kemunculannya di ajang Indonesian Idol, kini ia membuktikan diri sebagai seniman multitalenta. Dengan latar belakang pendidikan seni pertunjukan dan darah Dayak yang mengalir dalam dirinya, Mirabeth menjadi representasi sempurna dari keberagaman Indonesia yang dipamerkan dalam Pagelaran Sabang Merauke.
Berikut Popmama.com telah merangkum cerita Mirabeth Sonia seorang putri Dayak yang bermain di Pagelaran Sabang Merauke.
Yuk Ma, disimak!
1. Kegembiraan kembali ke panggung musikal
Bagi Mirabeth Sonia, Pagelaran Sabang Merauke adalah kesempatan untuk kembali ke akar seninya. Dengan latar belakang pendidikan seni pertunjukan, ia merasakan antusiasme yang besar ketika mendapat kesempatan untuk terlibat dalam proyek ini.
"Waktu tahu pertama kali, excited banget sih. Karena memang aku kan latar belakangnya itu dulu kuliahnya belajarnya kan performing arts. Waktu itu udah kangen banget untuk dapet project yang musikal," ungkap Mirabeth di Jiexpo Theatre, Jakarta Utara, Jumat (16/7/2024).
Pengalaman sebelumnya di Pagelaran Sabang Merauke di Candi Prambanan menjadi momen berkesan yang membuat Mirabeth semakin bersemangat untuk kembali berpartisipasi.
2. Kebanggaan mewakili budaya Dayak
Sebagai keturunan suku Dayak dari pihak papanya, Mirabeth merasa sangat bangga dapat menampilkan budaya Kalimantan di atas panggung. Ia mengungkapkan perasaannya dengan antusias.
"Perasaanku bangga banget. Waktu itu pokoknya setiap kali ada bagian Kalimantan kalau bisa 'aku dong, aku dong'," ucapnya.
Mirabeth juga menekankan pentingnya memperkenalkan budaya Dayak yang menurutnya masih jarang diangkat dalam industri hiburan mainstream.
"Pengin lebih dikenal lagi," ujarnya. Ia turut menunjukkan keinginannya untuk membawa budaya Dayak ke panggung yang lebih luas dan dikenal publik.
3. Tantangan dan pertumbuhan sebagai seniman
Pagelaran Sabang Merauke bukan hanya tentang menampilkan keindahan budaya, tetapi juga menghadirkan tantangan bagi para seniman yang terlibat. Bagi Mirabeth, tantangan ini menjadi kesempatan untuk berkembang sebagai seniman.
"Tantangannya sangat menantang. Karena kebetulan di tahun ini lagu aku semuanya nggak ada yang nyanyi begitu saja. Maksudnya tidak ada yang nyanyi aman gitu. Bisa dibilang semuanya ada atraksi," jelasnya.
Dari menari dengan piring keramik hingga bernyanyi di atas panggung yang bergerak, Mirabeth menunjukkan dedikasinya untuk memberikan pertunjukan terbaik. Pengalaman ini tidak hanya mengasah keterampilannya sebagai penampil, tetapi juga memperdalam kecintaannya pada budaya Indonesia.
Nah, seperti itulah penjelasan terkait cerita Mirabeth Sonia seorang putri Dayak yang bermain di Pagelaran Sabang Merauke. Semoga makin banyak seniman Indonesia yang melestarikan budaya tanah air ya, Ma.
Baca juga:
- Drama Musikal Keluarga Cemara Akan Pentas Hadirkan Hiburan yang Hangat
- Petualangan Sherina 2 Hadirkan Musikal Nostalgia Ciptaan Sherina Munaf
- Serial Musikal Payung Fantasi Raih Penghargaan di Singapura