TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Fakta Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar, 37 Orang Meninggal

Peristiwa banjir lahar dingin dari Gunung Marapi Sumbar berawal dari hujan yang terus menerus

Unsplash/Sadiq Nafee

Peristiwa banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan beberapa wilayah lain di Sumatra Barat (Sumbar) pada Minggu (12/5/2024) dini hari telah menewaskan korban jiwa.

Banjir lahar dingin dari Gunung Marapi terjadi buntut curah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Aliran lahar dingin yang deras menghantam permukiman warga dan menyebabkan kerusakan parah.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumbar.

Simak informasi detailnya, yuk!

1. Informasi terbaru 37 orang dinyatakan meninggal

Unsplash/Viktor Hesse Ilustrasi

Korban meninggal dalam peristiwa ini terus bertambah, sejak petang pada hari Minggu (12/5/2024) korban tewas mencapai 28 orang dan berdasarkan informasi terbaru, korban meninggal telah menyentuh angka 37 korban.

“Dari pagi tadi 28, hingga sore ini bertambah (korban meninggal) kita berharap tak bertambah lagi,” ucap Kapolda Sumbar, Irjen Pol. Suharyono, Minggu (12/5/2024) dalam keterangan persnya.

Di samping itu, pihak kepolisian menyiapkan pos-pos pelayanan guna menampung laporan-laporan baru dari masyarakat atas korban-korban luka atau meninggal.

“Kita tetap menyiapkan pos-pos pelayanan untuk adanya laporan-laporan baru,” katanya.

2. Banjir lahar dingin akibat hujan tiada henti

Unsplash/Misbahul Aulia Ilustrasi

Peristiwa banjir lahar dingin dari Gunung Marapi Sumbar berawal dari tingkat curah hujan tinggi dan terjadi terus menerus. Mulanya, pada hari Sabtu (11/5/2024) jam 17.00 WIB sampai malam hari hujan mengguyur wilayah Bukittinggi, Padang, dan Tanah Datar.

Pada jam 21.00 WIB, ada informasi yang masuk ke kepolisian, beberapa titik yang selama ini dideteksi rawan longsor benar terjadi longsor. Alhasil, banjir lahar dingin disusul tanah longsor di beberapa titik.

“Perlu kami sampaikan, dari kemarin (11/5/2024) jam 17.00 sampai malam hari bahkan sampai dini hari (12/5/2024) hujan terus menerus tiada henti di Sumatra Barat terutama di wilayah Bukittinggi, Padang, dan Tanah Datar. Kemudian pukul 21.00 kemarin ada informasi beberapa titik yang selama ini udah dideteksi ada kerawanan tanah longsor itu benar-benar terjadi,” jelas Irjen Pol. Suharyono.

3. Evakuasi korban meninggal dan korban luka-luka

Unsplash/Adrian Raudaschl Ilustrasi

Korban meninggal telah dievakuasi oleh tim SAR dan gabungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Achmad Mochtar Kota Bukittinggi, RS Bhayangkara Kota Padang, sebagian RS di Padang Panjang, dan Padang Pariaman.

Korban yang mengalami luka-luka terpantau dirawat di sebaran rumah sakit tersebut.

“Beberapa korban ini sudah kami bawa ke rumah sakit terutama di RS Bhayangkara Kota Padang ada terdaftar lima (orang). Sebagian di antaranya ada di Bukittinggi ada di Tanah Datar, ada di Padang Panjang dan Padang Pariaman, sebagian di antaranya masih juga luka-luka yang masih dirawat,” ungkap Irjen Pol. Suharyono.

4. Upaya penanganan korban bencana masih dikerahkan pemerintah

Unsplash/fajriyan Ilustrasi

Pemerintah setempat masih terus mengupayakan penanganan atas korban-korban bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor. Tim SAR dan tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri masih mengevakuasi korban.

Petugas medis juga disiapkan di lokasi untuk menangani korban-korban yang mengalami luka.

“Memang ada lahar dingin yang utama di Bukittinggi dan Padang Panjang. Korban yang sudah ditemukan dan belum ditemukan kami sudah berkoordinasi dengan unsur Forkopimda dan unsur lainnya, dan kami turun ke lapangan bersama kapolres di tiga wilayah ini. Semua kami turunkan,” ujarnya.

5. Akses jalan terputus

Unsplash/Phillip Flores Ilustrasi

Akibat bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor berdampak pula terhadap akses jalan di daerah tersebut. Wakapolda Sumbar Brigjen Pol. Gupuh Setiyono menyebut jalan yang terputus berada di kilometer 64.

Hingga saat ini, jalan tersebut belum dapat dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat.

Lebih lanjut, akses jalan via Malalak Padang Pariaman juga tak bisa dilalui karena tertimbun material longsor. Namun, bagi masyarakat yang ingin bepergian ke Kota Bukitinggi diimbau dapat melalui jalur Sitinjau.

Itu dia, informasi mengenai banjir lahar dingin dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Barat. Selalu berjaga dan berhati-hati ya, Ma.

Baca juga:

The Latest