Kenapa Gunung Api Bisa Erupsi Bersamaan? Ketahui Faktor Pemicunya
Kenali faktor-faktor pemicunya untuk memahami dinamika alam yang langka ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, gunung api di Indonesia tengah menjadi sorotan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik yang terjadi hampir bersamaan. Pada Kamis (7/11/2024), lima gunung api mengalami erupsi secara bersamaan, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki, Gunung Semeru, Marapi, Ibu, dan Dukono.
Fenomena ini menarik perhatian publik dan para ahli karena menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat di sekitar daerah rawan. Hingga saat ini, erupsi gunung-gunung tersebut masih berlanjut, dengan berbagai upaya mitigasi yang terus dilakukan.
Mengutip dari Bulletin of Volcanology, bahwa setiap gunung api memiliki siklus erupsi atau interval letusan yang khas, yaitu bergantung pada tekanan gas dan perubahan magma di dalam gunung tersebut. Ada kalanya beberapa gunung api memiliki interval letusan yang hampir bersamaan, seperti setiap lima atau sepuluh tahun.
Bagaimana gunung-gunung ini bisa aktif di waktu yang sama, padahal sebagian berlokasi jauh satu sama lain? Simak penjelasannya bersama Popmama.com terkait kenapa gunung api bisa erupsi bersamaan?
Kenapa Gunung Api Bisa Erupsi Bersamaan?
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia, yaitu sekitar 127 gunung. Lokasi Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik, menjadikannya rentan terhadap aktivitas vulkanik.
Salah satu yang mendapat perhatian khusus saat ini adalah Gunung Ruang di Sulawesi Utara, yang telah memaksa ribuan orang untuk mengungsi. Karena letak geografisnya, fenomena beberapa gunung api aktif secara bersamaan bukanlah hal yang jarang terjadi di Indonesia.
Pertanyaannya, apa yang menyebabkan fenomena ini? Menurut ahli vulkanologi dari ITB, ada dua kemungkinan utama mengapa beberapa gunung bisa mengalami erupsi pada waktu yang bersamaan.
Pertama, pengaruh tatanan tektonik dan busur api. Gunung-gunung yang terletak pada tatanan tektonik atau busur api yang sama memiliki potensi untuk erupsi bersama.
Misalnya, Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Semeru di Jawa Timur terletak di Busur Sunda, sehingga keduanya bisa saja aktif di waktu yang sama. Kedua, interval waktu letusan yang bersinggungan.
Meski terletak pada busur yang berbeda, gunung-gunung ini tetap bisa meletus secara bersamaan karena adanya interval waktu letusan yang bertepatan.
Sebagai contoh, jika satu gunung memiliki interval letusan setiap lima tahun dan yang lain setiap sepuluh tahun, maka ada kemungkinan keduanya meletus pada tahun yang sama ketika interval tersebut bertemu.
Faktor Eksternal yang Memengaruhi Aktivitas Gunung Api
Selain faktor internal seperti tatanan tektonik dan interval letusan, kondisi eksternal juga bisa memicu erupsi bersamaan pada gunung api. Kondisi ini bisa mencakup cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, dan perubahan tekanan udara yang dapat mengganggu stabilitas gunung yang hampir mencapai titik kritis.
- Pengaruh curah hujan tinggi: Hujan deras yang meresap ke celah-celah batuan puncak gunung yang hampir meletus bisa meningkatkan tekanan di dalam gunung. Air hujan yang masuk akan berubah menjadi uap saat bertemu magma panas, sehingga meningkatkan tekanan dan membuat gunung menjadi tidak stabil.
- Tekanan dan kecepatan angin: Tekanan dan kecepatan angin yang berubah secara drastis dapat berperan dalam mengganggu keseimbangan di puncak gunung. Kondisi ini terutama berdampak pada gunung yang sudah memiliki aktivitas vulkanik tinggi dan berpotensi erupsi.
Apakah Erupsi Satu Gunung Bisa Menular ke Gunung Lain?
Dalam beberapa kasus, aktivitas vulkanik pada satu gunung api dapat memicu peningkatan aktivitas pada gunung di sekitarnya, terutama jika kedua gunung memiliki dapur magma yang sama.
Sebagai contoh, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang saling berdekatan di Jawa Tengah berbagi dapur magma. Saat Merapi meletus, hal ini dapat meningkatkan aktivitas vulkanik Merbabu.
Hal serupa terjadi pada Gunung Agung dan Gunung Batur di Bali; letusan pada Gunung Agung dapat memicu aktivitas pada Gunung Batur. Di Nusa Tenggara Timur, pasangan Gunung Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan juga memiliki keterkaitan yang memungkinkan aktivitas salah satu gunung memengaruhi yang lainnya.
Kewaspadaan di Tengah Musim Hujan
Dengan meningkatnya curah hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api berstatus Siaga (Level III) dan Waspada (Level II) perlu meningkatkan kewaspadaan.
Curah hujan yang tinggi pada musim ini dapat memperbesar peluang terjadinya erupsi, terutama pada gunung-gunung yang telah menunjukkan peningkatan aktivitas. Maka, pemantauan intensif dan upaya mitigasi tetap perlu dilakukan demi keselamatan warga sekitar.
Jadi, itu dia jawaban atas pertanyaan mengenai kenapa gunung api bisa erupsi bersamaan? Fenomena erupsi bersamaan pada beberapa gunung api adalah akibat dari kombinasi faktor internal, seperti letak busur tektonik dan interval letusan, serta faktor eksternal seperti cuaca ekstrem.
Fenomena ini menjadi peringatan bagi kita untuk selalu waspada dan mengikuti arahan pihak berwenang, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di dekat area rawan gunung api.
Baca juga:
- 5 Fakta Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar, 37 Orang Meninggal
- Antisipasi Bencana, Ini 7 Benda Wajib Ada di Survival Kit
- 6 Fakta Jam Kiamat, Ada Bencana Alam Besar Tahun 2024