Malaysia Bebas Visa 30 Hari untuk Wisatawan China dan India
Jadi sebuah langkah dalam memajukan pertumbuhan ekonomi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malaysia merayakan tonggak sejarah dalam hubungan diplomatiknya dengan China dan India dengan mengumumkan kebijakan revolusioner pada hari terakhir kongres Parti Keadilan Rakyat (PKR).
Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengungkapkan keputusan berani ini dalam pidato penutup, seolah menandai tahun pertama pemerintahan persatuannya.
Sebagai langkah besar untuk membangkitkan industri pariwisata dan menggairahkan pertumbuhan ekonomi, Malaysia akan memberlakukan kebijakan bebas visa selama 30 hari bagi warga negara China dan India mulai 1 Desember mendatang.
Nah, kali ini Popmama.com sudah merangkum informasi yang menarik terkait Malaysia bebas visa 30 hari untuk wisatawan China dan India. Keputusan ini tidak hanya menjadi simbol perayaan 50 tahun hubungan diplomatik yang kokoh dengan China, tetapi juga menyiratkan tekad Malaysia untuk menjadi destinasi yang lebih ramah bagi wisatawan global.
Yuk, simak informasi selengkapnya!
1. China menjadi negara dengan pengunjung terbanyak di Malaysia
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pengumuman China pada 24 November, yang menetapkan kebijakan bebas visa selama 15 hari bagi warga Malaysia dan warga dari lima negara Eropa.
Meskipun Singapura dan Indonesia menjadi penyumbang terbesar wisatawan ke Malaysia di dalam wilayah ASEAN, di tingkat global, wisatawan China menjadi kelompok pengunjung utama.
2. Kesiapan Malaysia menyambut gelombang wisatawan
Dengan potensi besar yang diakui, Anwar menekankan rencana peningkatan transportasi dan fasilitas di bandara. Ia memastikan kesiapan Malaysia menyambut gelombang wisatawan yang diharapkan.
Menanggapi jumlah perjalanannya ke luar negeri selama tahun pertama kepemimpinannya, Anwar menyoroti signifikansi hubungan internasional Malaysia dalam mendukung pertumbuhan bisnis di dalam negeri. Dalam pidatonya, Anwar merujuk pada inisiatif investasi yang terkait dengan Singapura dan Thailand sebagai contoh konkret.
3. Keyakinan kerja sama yang dijalin Malaysia
Anwar menyatakan bahwa hubungan antara Malaysia dan Singapura mengalami perbaikan yang signifikan. Dalam konteks yang sama, ia menyatakan keinginan untuk mengubur sentimen dan prasangka lama.
Anwar menegaskan bahwa ia telah beberapa kali mengomunikasikan sikap positif pemerintah persatuan Malaysia terhadap hubungan bilateral kepada Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Anwar juga menyampaikan keyakinan bahwa kedua negara akan meningkatkan kerja sama, terutama di dalam zona ekonomi yang diusulkan di Johor.
4. Permasalahan ekonomi pada Malaysia
Pengumuman Anwar ini menyusul hasil survei terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga jajak pendapat independen Merdeka Center pada 22 November.
Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat dukungan publik terhadap Anwar mengalami penurunan signifikan, turun dari 68 persen pada Desember 2022 menjadi 50 persen. Penurunan ini, sebagian besar, dipicu oleh kekhawatiran pemilih terhadap kondisi ekonomi.
Hampir delapan dari sepuluh responden survei, yang berjumlah 1.220 orang, menyatakan bahwa perekonomian menjadi masalah utama yang dihadapi masyarakat Malaysia saat ini, karena berdampak langsung pada sumber penghidupan mereka.
Langkah-langkah ini diambil dalam konteks respons terhadap kebijakan serupa yang diumumkan oleh China. Selain itu, terdapat perubahan dalam tingkat dukungan publik terhadap Anwar, seperti yang terungkap dalam hasil survei oleh lembaga Merdeka Center.
Nah, itulah rangkuman informasi terkait dengan Malaysia bebas visa 30 hari untuk wisatawan China dan India. Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyoroti pentingnya hubungan luar negeri dalam memajukan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, dengan contoh konkret melalui rencana investasi bersama Singapura dan Thailand.
Baca juga:
- Tarif Baru Kereta Cepat Whoosh Bulan Desember 2023, Jadi Rp 200.000
- Wabah Pneumonia Misterius di China, Warga Diimbau Pakai Masker
- Museum MACAN Libatkan 24 Perupa dalam Pameran Voice Against Reason