TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Hukum Puasa saat Keluar Darah Haid Sedikit, Sah atau Tidak?

Haid sudah selesai tapi masih keluar sedikit darah, boleh puasa tidak sih, Ma?

Pexels/Karolina Grabowska

Menstruasi merupakan fitrah bagi setiap muslimah yang sudah mencapai usia baligh. Adapun selama masa menstruasi, seorang muslimah terlepas sementara dari kewajibannya untuk melaksanakan ibadah, mulai dari salat, puasa, hingga membaca lembaran Alquran. 

Namun ada kalanya seorang perempuan menemukan keluarnya sedikit darah dari kemaluan lagi, padahal ia belum lama ini telah menstruasi. Tentu hal ini menjadi pertanyaan kan, Ma. Apakah hal ini dapat mencegah kita dari beribadah? Lantas, bagaimana hukum ibadahnya ya, Ma? 

Agar lebih jelas, ketahui yuk hukum berpuasa saat keluar darah haid sesudah menstruasi, serta perbedaan antara darah haid dan istihadhah? Berikut telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber. Simak sampai tuntas ya, Ma!

1. Pengertian menstruasi dan istihadhah

freepik/freepik

Menstruasi atau haid adalah darah yang keluar dari kemaluan seorang perempuan, saat usianya telah masuk usia baligh. Pada umumnya darah menstruasi ini keluar dalam keadaan sehat, bukan karena penyakit, dan juga tidak saat melahirkan. 

Sementara Istihadhah adalah darah yang muncul atau keluar dari kemaluan wanita di luar masa menstruasi dan nifas. 

Penting untuk diketahui nih, Ma, istihadhah sendiri tidak bisa masuk dalam kategori menstruasi sebab tidak memenuhi syarat-syarat haid. 

2. Masa keluar darah haid dan istihadhah

Freepik/freepik

Kemudian, salah satu hal yang tak kalah penting yang harus diketahui muslimah dalam menentukan masa haidnya adalah lewat adah atau kebiasaan keluarnya darah. Sebagaimana yang dituturkan dalam mahzab syafi'i. Siklus haid yang paling sedikit adalah kira-kira 1-3 hari. 

Kemudian masa haid sebagaimana hasil riset Imam Syafi'i, sebagaimana dikutip dari NU online, umumnya terjadi 6-7 hari. Adapun masa maksimal seorang wanita haid yakni 15 hari 15 malam.

Apabila haid seorang perempuan adahnya 6 hari, maka sucinya ia adalah 24 hari. Apabila haidnya 7 hari, maka sucinya 23 hari. 

Maka, ketika ada darah yang keluar lebih dari masa tersebut, maka darah itu bukan lah darah menstruasi, melainkan dihukumi darah istihadhah. 

Adapula jika seorang perempuan haidnya datang enam hari di tiap awal bulan, lalu dia istihadhah terus menerus, maka ditetapkan enam hari awal tiap bulan addalah haid, sementara selebihnya adalah darah istihadhah. 

Sehingga penting sekali untuk para muslimah-termasuk Mama, agar selalu mencatat kapan 'awal dan akhir' keluarnya darah menstruasi, untuk membedakan antara darah menstruasi dan istihadhah yang keluar. 

3. Hadis yang mengatur keadaan istihadhah

Freepik/freepik

Penting untuk diketahui, Islam juga mengatur ketentuan istihadhah bagi perempuan agar tidak meninggalkan ibadahnya. 

Seperti dalam hadis Aisyah RA yang mengabarkan kedatangan Fathimah bintu Abi Hubaisy mengadu kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullaah, sesungguhnya aku tidak suci maka apakah aku harus meninggalkan shalat?” 

Nabi menjawab, “Tidak, engkau tetap mengerjakan shalat. Itu hanyalah darah karena terputusnya urat. Apabila datang saat haidmu tinggalkanlah shalat dan bila telah berlalu hari-hari yang kau biasa haid, kemudian mandilah dan shalatlah.” (HR. Bukhari). 

Kemudian ucapan Rasulullah SAW kepada Fathimah bint Abi Hubaisy, yang berbunyi:

“Apabila darah itu darah haid maka dia berwarna hitam yang dikenal. Apabila demikian berhentilah dari shalat. Namun bila bukan demikian keadaannya berwudlulah dan shalatlah karena itu adalah darah penyakit.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, dan lain-lain. Dishahihkan oleh As Syaikh Al Albani rahimahullaah)

4. Karakteristik darah keduanya yang terlihat sama

Freepik/Freepik

Nah selain dilihat dari waktu kebiasaan keluarnya darah, untuk bisa membedakan antara darah haid dan istihadhah juga bisa Mama lihat berdasarkan karakteristik darah yang keluar. Beberapa di antaranya: 

  • Warna: Darah haid berwarna hitam, kemerahan bahkan sangat merah sehingga tampak hitam. Sedangkan warna darah istihadhah umumnya merah segar
  • Kelunakan: Darah haid sifatnya keras ketika dipegang, sementara darah istihadhah lunak saat dipegang. 
  • Kekentalan: Darah haid punya kekentalan yang khas, sedangkan darah istihadhah ketika keluar langsung mengental sebab berasal dari urat yang pecah. 
  • Bau: Darah haid umumnya berbau darah segar seperti besi dan tidak busuk, dan terkadang punya bau yang amis. Sementara darah istihadhah seperti bau darah biasa. 

4. Hukum melaksanakan ibadah puasa saat keluar darah istihadhah

Freepik/freepik

Sebagian Mama tentu tak asing ya dengan kondisi di mana setelah haid selesai dan sudah melaksanakan mandi wajib, tiba-tiba masih ada darah yang keluar meskipun sedikit. 

Mama pun bingung, kira-kira apakah hal ini menunda kita untuk beribadah dan harus menunggu benar-benar bersih, atau justru ibadah saja?

Karena istihadhah bukan bagian dari menstruasi atau nifas yang tidak menentu kapan berakhirnya, maka muslimah yang sedang mengalami Istihadhah tetap diwajibkan untuk beribadah ya, Ma. 

Adapun ibadah yang wajib dilakukan dan tak boleh dilewatkan ini mulai dari salat, puasa, hingga membaca dan memegang Al-Quran. 

Selain itu, berbeda dengan masa menstruasi, bagi perempuan yang sedang dalam masa istihadhah diperbolehkan untuk berhubungan dengan suami, asal bukan dilakukan dalam kondisi berpuasa di siang hari. 

5. Cara melaksanakan ibadah puasa dan salat saat istihadhah

Pexels/RDNEStockProject

Istihadhah bukan bagian dari darah nifas atau haid, maka wajib hukumnya untuk para muslimah- termasuk Mama menjalankan ibadah shalat dan puasa ya, Ma.

Adapun di bulan Ramadan dan bulan-bulan lain, jika Mama ingin berpuasa namun dalam keadaan istihadhah, maka diwajibkan puasa ya, Ma. 

Kemudian apabila ragu memutuskan darah haid atau istihadhah, maka Mama sebaiknya tetap berpuasa juga, dan kemudian mengganti puasa itu di luar Ramadan. Maka ibadahnya tetap sah dan masih bernilai pahala. 

Untuk tata cara salatnya sebagaimana salat pada umumnya ya, Ma. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar salat menjadi sempurna, selagi Mama masih dalam masa istihadhah. 

Dikutip dari laman NU Online sebagaimana dari Sayyid Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir as-Saqaf dalam kitab al-Ibanah wal Ifadhah fi Ahkamil Haidh wan Nifas wal Istihadhah, ada lima hal yang harus dilakukan muslimah istihadhah saat mengerjakan salat, di antaranya: 

  1. Membasuh kemaluannya sebelum mengerjakan salat
  2. Meyumbat atau menutup kemaluannya dengan kapas atau bisa juga dengan pembalut, apabila darah istihadhah keluar saat hendak mengerjakan salat
  3. Membalut kemaluannya setelah menyumbat dan menutupnya (langkah di nomor 2)
  4. Berwudhu setelah masuknya waktu salat.

Penting untuk diketahui, perempuan istihadhah tidak boleh wudhu sebelum masuknya waktu shalat, karena wudhu yang dilakukan saat istihadhah termasuk dari bagian bersuci yang dharurah atau darurat. Harus cepat-cepat tanpa jeda waktu yang panjang antara kewajiban pertama hingga kelima. 

Sehingga bisa Mama pahami, wajib ketika waktu shalat sudah masuk untuk segera membasuh kemaluan, kemudian menyumbat dan menutupnya, dilanjut membalut, setelah itu wudhu dan shalat. 

Terakhir, wajib bagi perempuan istihadhah untuk selalu wudhu dalam setiap salat wajib. Sebab ia tidak bisa menggunakan wudhu untuk dua shalat wajib, meski wudhunya masih terjaga. Selain itu, wajib juga untuk kembali membasuh kemaluannya dan memperbarui pembalutnya (langkah 1-3).  

Nah itulah beberapa pengertian dan perbedaan antara menstruasi atau haid dengan istihadhah yang wajib para muslimah ketahui. 

Agar ibadah wajib tetap terjaga, jangan lupa untuk terus pantau masa awal dan akhir haidnya ya, Ma. Semoga bermanfaat!

Baca juga: 

The Latest