TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Penjelasan, Gejala, hingga Pencegahan Alergi Protein Susu Sapi

Ternyata tidak semua orang toleran terhadap susu sapi lho, Ma!

Susu biasanya dijadikan sebagai asupan pendamping bagi keluarga sebab kaya akan zat besi, mineral, kalsium, dan vitaminnya, Ma. Jadi, nggak heran kalau susu menjadi sediaan yang wajib di waktu sarapan.

Beberapa orang memiliki alergi susu, tepatnya alergi protein susu sapi. Alergi ini bahkan bisa dapat mengancam nyawa apabila tidak dideteksi dari awal. Jadi, untuk sebagian orang yang menderita alergi protein susu, susu sapi menjadi asupan yang paling dihindari dan menggantinya dengan susu yang terbuat dari kedelai atau almond.

Nah, biar Mama nggak penasaran, berikut Popmama.com merangkum penjelasan, gejala, hingga cara pengobatan alergi protein susu sapi. Simak ulasannya sebagai berikut yuk!

1. Penjelasan mengenai alergi protein susu sapi

Freepik

Sesuai namanya, alergi protein susu sapi merupakan salah satu jenis alergi yang umum di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein susu sapi yang dikonsumsi. Tidak hanya susu sapi, susu domba, kambing, kerbau, juga berpotensi memicu alergi. 

Reaksi alergi yang timbul setelah mengkonsumsi susu sapi bervariasi, ada yang hanya gatal-gatal hingga paling parah dapat mengancam jiwa.

2. Siapa saja yang berpotensi terkena alergi protein susu sapi?

Freepik

Alergi protein susu sapi dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Namun umumnya, alergi ini terjadi pada anak di bawah 16 tahun, khususnya bayi.

Pada bayi, alergi protein susu sapi dapat terjadi ketika mulai diberi susu formula disamping diberi ASI.

Begitu juga dengan bayi yang memiliki alergi protein susu sapi kemudian menerima ASI dari ibu yang sudah mengkonsumsi susu sapi, maka si Bayi akan terkena alergi.

Selain itu, faktor keturunan juga berpengaruh besar. Bagi seorang anak yang orang tuanya memiliki riwayat alergi protein susu, kemungkinan besar akan terkena alergi serupa. 

3. Durasi munculnya reaksi alergi

Freepik

Setiap penderita alergi protein susu sapi memiliki durasi yang berbeda sejak minum susu sapi hingga muncul reaksi alergi. 

Durasi tersebut tergantung dengan Imunoglobulin E. Imunoglobulin E atau disangkat sebagai IgE berperan dalam mekanisme alergi di dalam tubuh apabila IgE menangkap sinyal asing yang menempel pada sel, ia akan menghasilkan sebuah zat bermana Histamin yang akan memunculkan reaksi alergi. 

Nah, saat penderita alergi protein susu sapi mengonsumsi susu, kemudian susu tersebut diperantarai oleh IgE, maka gejala dapat timbul dalam waktu dua jam.

Sebaliknya, jika tidak diperantarai oleh IgE gejala reaksi alergi akan muncul selama berhari-hari, bisa dalam dua hari hingga satu minggu setelah mengonsumsi susu sapi.

4. Gejala umum pada penderita alergi susu sapi

Freepik.com

Sementara itu, untuk gejala umum yang dapat terjadi setelah mengonsumsi susu sapi adalah ruam kulit atau eksim, perut kembung, diare, pup berdarah dan berlendir.

Jika Mama menemukan salah satu gejala tersebut pada anak atau pada diri Mama sendiri, jangan teruskan untuk memberikan susu sapi dan segera bawa ke dokter, ya!

5. Gejala parah yang dapat ancam nyawa

Freepik.com

Kalau tadi gejala umumnya, ada beberapa gejala parah yang akan terjadi setelah penderita meminum susu nih, Ma. 

Gejala parah yang dapat terjadi antara lain, penyempitan saluran pernapasan yang ditandai dengan tenggorokan yang bengkak sehingga kesulitan bernapas.

Kemudian, terjadi syok secara tiba-tiba disertai dengan tekanan darah yang turun. Gejala parah ini bisa berujung pada terancamnya nyawa.

6. Kandungan susu sapi yang sebabkan alergi

Freepik.com

Sejatinya, alergi disebabkan adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh malah mengidentifikasi protein susu sapi sebagai zat yang berbahaya sehingga memicu IgE untuk mengeluarkan sinyal alergi.

Nah, pada susu ada dua kandungan protein yang menyebabkan alergi, pertama kasein. Kasein terdapat di bagian padat susu yang mengental.

Kedua, whey, terdapat di bagian yang cair setelah susu mengental. Penderita alergi protein susu bisa saja alergi terhadap salah satu protein atau bahkan keduanya.

7. Pencegahan untuk meminimalisir alergi protein susu sapi

Pexels/Alexas Fotos

Setelah Mama mengetahui adanya indikasi alergi protein susu sapi pada anggota keluarga, hal pertama yang harus selalu dilakukan adalah membaca label makanan dengan cermat.

Susu sapi tidak hanya ditemukan pada produk kemasan susu cair, tetapi juga ditemukan di mentega, yogurt, es krim, keju, butter cream, coklat batang, dan olahan susu lainnya. 

Nah, sebagai alternatif pengganti susu sapi, Mama bisa memilih produk susu yang memiliki klaim hipoalergenik formula yang berbahan dasar asam amino. Kemudian, pilihan susu lainnya adalah susu berbahan dasar kedelai yang berbahan dasar kedelai bukan susu sapi.

Nah itu dia Ma, penjelasan seputar alergi protein susu sapi. Untuk semakin yakin apakah ada anggota keluarga Mama yang terkena alergi tersebut, yuk, jangan ragu untuk periksa ke dokter. Semoga bermanfaat ya, Ma!

Baca juga: 

The Latest