TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Waspada! Bahaya Olahraga di Luar Ruangan saat Polusi Merebak

Olahraga di luar ruangan saat polusi merebak dapat menurunkan fungsi paru-paru

Unsplash/Fitsum Admasu

Berdasarkan Indeks Kualitas Udara (AQI), polusi udara di Jakarta hari ini, Kamis (10/8/2023) berada di angka 163. Ini menandakan buruknya kualitas udara Jakarta. 

Tentunya, melakukan aktivitas di luar ruangan seperti berolahraga saat polusi udara merebak memiliki dampak negatif pada kesehatan. Udara yang terkontaminasi oleh polusi dapat menyebabkan masalah pernapasan.

Risiko tersebut sangat rentan diterima bagi orang-orang dengan penyakit pernapasan atau jantung.

Berikut Popmama.com telah merangkum waspada! bahaya olahraga di luar ruangan saat polusi merebak. Simak di bawah ini, ya.

1. Terkena gangguan pernapasan

Freepik

Menurut World Health Organization (WHO), gangguan pernapasan mencakup berbagai kondisi kesehatan yang mempengaruhi sistem pernapasan manusia.

Gangguan pernapasan akibat polusi udara dapat bervariasi dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. 

Partikel-partikel polusi udara seperti debu, asap, dan bahan kimia dapat mengiritasi tenggorokan dan membran lendir di saluran pernapasan. Sehingga, seringkali menyebabkan batuk dan rasa gatal di tenggorokan.

Paparan terhadap polusi udara dapat menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan yang menyebabkan kita kesulitan bernapas atau merasa sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.

Bagi kamu yang memiliki asma, polusi udara bisa memicu atau memperburuk gejala asma. 

Paparan alergen atau polusi udara dapat memicu serangan asma, menyebabkan kesulitan bernapas, batuk, dan dada terasa berat.

Polusi udara juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh di saluran pernapasan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri, seperti pilek, bronkitis, atau pneumonia. 

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan yang lebih serius, bahkan pada orang yang sehat. 

2. Penurunan fungsi paru-paru

Freepik/Freepik

Jika kita berolahraga di saat polusi udara merebak, maka paparan polusi udara dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Polusi udara mengandung partikel-partikel kecil, bahan kimia, dan zat-zat berbahaya yang dapat merusak saluran pernapasan dan jaringan paru-paru kita.

Akibatnya, paru-paru tidak dapat berfungsi secara optimal seperti seharusnya. Berikut beberapa dampak negatif terpapar polusi udara yang menyebabkan penurunan fungsi paru-paru:

  • Partikel-partikel polusi udara seperti debu halus, asap kendaraan bermotor, dan bahan kimia dapat memicu peradangan pada saluran pernapasan. 
  • Partikel-partikel polusi udara yang sangat kecil dapat masuk jauh ke dalam saluran pernapasan dan bahkan mencapai jaringan paru-paru. Ini bisa merusak jaringan paru-paru, mengganggu elastisitasnya, dan mengurangi kapasitas paru-paru untuk mengembang dan mengempis dengan baik.
  • Akumulasi kerusakan dan peradangan dapat menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru secara keseluruhan. Ini berarti paru-paru tidak dapat menampung dan memompa udara seefisien dari sebelumnya, mengakibatkan sesak napas dan keterbatasan aktivitas fisik.
  • Anak-anak yang terpapar polusi udara berisiko mengalami penurunan pertumbuhan paru-paru yang normal. Ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan pernapasan mereka saat dewasa, ya.

3. Risiko kesehatan jantung

Freepik

Menurut World Health Organization (WHO), terpapar polusi udara dapat meningkatkan risiko kesehatan jantung secara signifikan. Kenapa ini bisa terjadi?

Partikel-partikel kecil dalam udara yang dihirup dapat memiliki dampak negatif pada sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Berikut efek kesehatan yang dapat terjadi akibat terpapar polusi udara:

  • Terpapar polusi udara dapat merusak pembuluh darah dan memicu peradangan dalam arteri. Ini dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
  • Terpapar polusi udara juga dapat mempengaruhi ritme jantung. Ini bisa berdampak pada aritmia, di mana jantung berdetak tidak normal.
  • Polusi udara juga dapat memperburuk kondisi orang yang sudah menderita gagal jantung atau insufisiensi jantung.
  • Polusi udara dapat meningkatkan risiko stroke, baik jenis iskemik, akibat penyumbatan pembuluh darah otak maupun hemoragik, akibat pecahnya pembuluh darah otak.
  • Terpapar polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan tekanan darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Penting kamu ingat, risiko ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat paparan polusi udara, durasi paparan, faktor individu seperti usia, kondisi kesehatan, dan faktor genetik, ya. 

4. Risiko terpapar racun

Unsplash/Brian Asare

Saat berolahraga, kita banyak mengambil napas lebih dalam dan lebih sering. Dengan kualitas udara buruk akibat polusi, ini dapat meningkatkan paparan terhadap racun seperti ozon dan nitrogen dioksida.

WHO menyebutkan, paparan racun akibat polusi udara dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia. Beberapa racun yang umumnya terkandung dalam polusi udara sebagai berikut:

  • Partikel partikulat (PM2.5 dan PM10): Partikel-partikel kecil dalam udara, seperti PM2.5 dan PM10, mengandung bahan-bahan beracun seperti logam berat, polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), dan bahan kimia lainnya. 
  • Ozon troposferik (O3): Ozon pada lapisan troposferik (ozon permukaan) dapat merusak jaringan paru-paru dan mengganggu fungsi pernapasan. Peningkatan ozon dalam udara juga meningkatkan gejala asma, peningkatan risiko paru-paru obstruktif kronis, dan kematian akibat penyakit pernapasan.
  • Nitrogen dioksida (NO2): Gas ini umumnya berasal dari emisi kendaraan bermotor dan industri. Pemaparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan dan peningkatan gejala asma pada anak-anak.
  • Bahan kimia organik terlarut (VOCs): Kelompok senyawa kimia yang dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bahan bakar kendaraan, cat, produk pembersih, dan produk kimia industri. 
  • Logam berat: Polusi udara juga dapat mengandung logam berat seperti timbal, merkuri, dan kadmium. Paparan jangka panjang terhadap logam berat ini dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

5. Memperburuk gejala penyakit kronis

Freepik/Lifestylememory

Melansir World Health Organization (WHO), penderita penyakit kronis jika terpapar polusi udara dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Tak hanya itu, kemungkinan timbulnya masalah kesehatan baru juga akan muncul. Beberapa contoh penyakit kronis yang gejalanya dapat diperburuk oleh polusi udara antara lain:

  • Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang terpapar polusi udara mungkin akan mengalami sesak napas yang lebih serius, peningkatan batuk, dan produksi lendir yang lebih banyak.
  • Orang yang menderita asma cenderung lebih sensitif terhadap perubahan kualitas udara dan dapat mengalami sesak napas dan batuk yang lebih parah ketika terpapar polusi udara.
  • Partikel-partikel polusi udara dapat memicu peradangan dalam pembuluh darah dan merusak jaringan jantung. Ini dapat memicu serangan jantung atau memperburuk gejala yang sudah ada.
  • Penelitian telah menunjukkan, paparan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 
  • Polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan kardiovaskular secara luas, termasuk memperburuk hipertensi dan pemaparan jangka panjang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke.

Penting kamu ingat, dampak polusi udara terhadap penyakit kronis akan bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat paparan, jenis penyakit kronis yang ada, kondisi kesehatan, dan faktor genetik, ya.

Itu dia informasi seputar waspada! bahaya olahraga di luar ruangan saat polusi merebak. Jika ingin berolahraga di luar ruangan, kamu bisa memilih waktu pagi hari sekitar pukul 5-7 pagi dimana udara masih terasa segar.

Semoga informasi yang disajikan bermanfaat untuk kamu, ya. 

Baca juga:

The Latest