Millennial Mama of the Month Edisi September 2019: Artika Sari Devi
Bagi Artika, bergabung dalam komunitas membantunya mengetahui potensi diri sendiri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Mama, kalau pada tanggal 28 Agustus di deklarasi sebagai Hari Komunitas Nasional (HKN). Pertama kali, HKN digagas oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring pada tahun 2013.
Bukan tanpa alasan, Hari Komunitas Nasional menjadi sebuah momentum penting. Menurut Tifatul Sembiring dalam sambutannya kala itu, ia menilai di Indonesia sinergi komunikasi masih lemah.
Tifatul mengatakan bahwa komunitas dapat membuat komunikasi di Indonesia semakin kuat dan setiap komunitas mempunyai kebebasan untuk mengespresikan aspirasinya. Tapi kebebasan tersebut tidak mengganggu kebebasan orang lain. Kebebasan tersebut harus ada platform.
Nah, menyambut Hari Komunitas Nasional yang jatuh pada bulan September ini, Melalui Millennial Mama of the Month Edisi September Artika Sari Devi membagikan pengalamannya dalam berkomunitas.
Puteri Indonesia periode tahun 2005 ini mengungkap perjuangannya membangun komunitas hingga akhirnya ia memiliki sebuah pergerakan untuk sesama perempuan.
Yuk, simak wawancara eksklusif Popmama.com bersama Artika Sari Devi berikut ini:
1. Apakah Artika pernah bergabung dalam sebuah komunitas?
Dunia kampus bukan melulu selalu memiliki kegiatan belajar saja, melainkan mahasiswi dilatih untuk bersosialisasi dalam berbagai kegiatan organisasi. Sama seperti mahasiswi lainnya, Artika Sari Devi yang berkuliah di Yogyakarta ini juga pernah terlibat dalam organisasi di kampus.
"Sejak kuliah saya sudah aktif dalam sebuah komunitas. Ketika saya kuliah, saya bergabung dengan komunitas yang berhubungan dengan seni, budaya, dan pecinta fillm," kata Artika.
Menurut Artika, saat kuliah ia bersawa kawan-kawannya di Kampus pernah menghasilkan sebuah film indie. Bukan hanya bergabung dalam komunitas, saat kuliah Artika juga pernah pernah membuat komunitas bersama satu orang temannya.
Saat ini, Artika memiliki sebuah komunitas yang dikemas dalam beauty camp.
2. Komunitas seperti apa yang Artika gagas bersama satu orang teman saat kuliah?
Mendirikan komunitas, bukanlah hal yang mudah apalagi bukan digerakkan dengan sekelompok orang yang cukup banyak. Saat kuliah, Artika mengaku pernah mengagas sebuah komunitas dimana ia hanya membangunnya bersama satu orang temannya.
"Jadi, saat itu saya bersama satu orang teman saya ingin membuat sebuah rumah singgah, dimana isinya terdapat kelas untuk anak-anak yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen. Di dalam kelas itu, isinya anak-anak dengan orangtua yang ekonominya rendah, rata-rata Mamanya sebagai tukang cuci dan Papanya sebagai tukang becak," katanya.
Artika bersama satu orang temannya berjuang untuk mendapatkan dukungan dari warga sekitar untuk menjadi tempat persinggahan anak-anak belajar membaca, namun sayangnya ia dan temannya mendapat banyak penolakan.
"Dari sini, saya bertekad jika saya menjadi 'sesuatu', saya akan membuat sebuah pergerakan untuk membantu anak-anak ini meraih mimpinya. Nggak lama, saya membawa misi ini ke Puteri Indonesia. Alhamdulillah, tekad saya terwujud dan saya berhasil membuat rumah singgah dimanaisinya adalah kelas untuk sekitar hampir 30 anak perempuan dan laki-laki, mereka belajar baca dan komputer. Komunitas ini menjadi wadah membantu anak-anak untuk mendapatkan pengetahuan baru," ungkapnya.
3. Setelah Rumah Baca, apa pergerakan lain yang kamu lakukan lewat komunitas?
Setelah berhasil membuat Rumah Baca untuk anak-anak jalanan, Artika ingin memiliki sebuah komunitas yang lebih besar dan memiliki pengaruh untuk banyak orang.
"Saya awalnya bergabung dalam komunitas itu sebagai relawan yang kaitannya dengan pendidikan untuk anak, lomba untuk balita cerdas. Menyenangkan sekali bisa bergabung dalam komunitas. Saya merasa hidup saya sebagai anak kuliah lebih produktif dan terasa lebih berwarna. Nggak hanya habis kuliah lalu langsung ke kostan. Saat selesai menjadi Putri Indonesia dan membuat Rumah Baca, saya merasa masih punya hutang budi sama hidup ini," katanya.
Untuk 'membayar' hutang tersebut, Artika kembali membuat sebuah komunitas dengan misi yang berfokus pada perempuan. Bersama Whulandary Herman, Artika membuat Beauty Camp.
4. Apa tujuan mendirikan Artika Whulandary Beauty Camp?
Artika Whulandary Beauty Camp terbentuk atas keinginan Artika bersama Whulandary Herman untuk bisa membuat para perempuan mendukung satu sama lain. Menurutnya, kompetesi saat ini semakin keras, bukan hanya perempuan dan laki-laki saja, tapi kini kompetisi antara perempuan saja cukup sengit persaingannya.
"Belum lagi dunia media sosial sibuk memperlihatkan mana yang paling baik dan hebat. Melalui Beauty Camp ini, saya ingin membuat hal tersebut menjadi sebaliknya. Beauty camp ini menjadi wadah bagaimana kita sebagai sesama perempuan support each other," kata Mama dari Zoe dan Abbey ini.
Artika Whulandary Beauty Camp merupakan training center sekaligus komunitas yang memiliki misi untuk mendukung perempuan satu sama lain. Teradapat kompetisi juga di dalamnya, namun bukan kepada orang lain melainkan kepada diri sendiri.
"Kompetisi dengan diri sendiri adalah bagaimana kita bersaing pada diri kita untuk lebih baik ke depan dengan melawan diri kita sendiri yang dulu. Beauty camp sudah berjalan tiga tahun dan masuk batch ke tujuh pada November 2019 nanti," ungkap Artika.
Awalnya, Artika Whulandary Beauty Camp hanya berfokus menjadi wadah untuk mempersiapkan perempuan menjadi Puteri Indonesia atau ajang kompetisi puteri kecantikan. Namun, kini Artika dan Whulandary mengubah misi beauty camp menjadi lebih luas.
"Semakin kesini, kelasnya kita sempurnakan, sekarang nggak hanya membahas grooming, styling, public speaking, personal brand, tapi sekarang kita lebih fokus pada kelas menambah life skill, seperti akting sampai bela diri untuk perempuan. Sehingga peminatnya banyak diluar mereka yang suka kontes. Jadi yang bergabung dari berbagai kalangan, dari wanita karier, dokter gigi, dan banyak lagi. Jadi, ini benar-benar tempat untuk mereka yang ingin mengembangkan diri," tambahnya.
Artika Whulandary Beauty Camp merupakan sebuah bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat. Ia merasa, dirinya berada di tahap ini adalah berasal dari banyaknya kebaikan masyarakat yang ia terima. Baginya setiap perempuan dari pelosok manapun berhak mendapatkan pengalaman dan ilmu pengembangan diri.
"Cara mendidik dan mengarahkan adik-adik ini untuk punya kesempatan yang sama dengan saya dan Whulandary. Pada angkatan pertama, saya punya tekad untuk membantu perempuan meraih mimpinya. Saya pilih dua orang perempuan, yang satu dari Indonesia Timur dan yang satu dari Belitung, mereka mendapatkan bea siswa untuk ikut beauty camp selama tiga bulan," katanya.
5. Artika dan Whulandary membuat Beauty Camp mendorong perempuan bangun komunitas
Cita-cita membangun kelas life skill untuk perempuan tenyata tak sampai disini, Artika dan Whulandary ingin mengembangkan Beauty Camp menjadi komunitas yang tersebar luas.
"Dari para peserta beauty camp ini, kami mendorong para pesertanya membuat komunitas lain. Jadi, awalnya kami mengundang Generasi Emas Nusantara yaitu komunitas yang terdiri dari jaringan pemuda peduli pendidikan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah. Mereka berbagi mengenai kegiatan yang mereka lakukan. Dari sini, kami mengajak peserta beauty camp untuk menjadi relawan komunitas ini. Atau, bisa juga membuat komunitas lain yang punya misi serupa ," kata Artika.
Menurut Artika, para peserta beauty camp yang membuat komunitas diluar nggak melulu soal pendidikan, mereka membuat komunitas sesuai dengan passion mereka masing-masing.
"Perempuan-perempuan ini membuat komunitas dari berbagai misi, ada yang membuat komunitas untuk anak dengan HIV AIDS, anak-anak di luar pulau, dan penggiat budaya," ungkapnya.
6. Apa yang kamu rasakan ketika terlibat dalam sebuah komunitas?
Menurut Artika, bergabung dalam sebuah komunitas memberikan efek positif bagi kehidupnya. Dengan bergabung dalam konumitas, ia merasa kaya ilmu dan pengalaman. "Selain itu, dengan komunitas, saya menjadi belajar untuk bertoleransi karena saya harus bisa memahami banyak isi kepala orang lain walaupun tujuannya sama. Sangat menyenangkan ketika bisa punya tujuan baik bersama-sama dengan bekerja bareng," tambahnya.
Artika menambahkan dengan komunitas, ia merasa terdapat sebuah kebanggan pada diri karena ternyata dengan bersama-sama membangun komunitas yang punya misi baik, kita jadi punya power melakukan sebuah perubahan.
"Bergabung dalam sebuah kelompok menjadi pelajaran baik bagi hidup saya, saya merasakan ketika mejadi mentor di Artika Whulandary Beauty Camp, kami bukan megubah nasib orang, melainkan orang itu sendiri yang mengubah hidupnya. Kami hanya membantu mereka untuk membuka wawasan, pikiran, dan pandangan mereka terhadap dunia ini. Kami menerapkan kepada para peserta yang bergabung bahwa kebahagiaan itu bukan tujuan utama hidup kita melainkan bagaimana kita menjalani hidup ya harus happy. Jadi bukan hidup harus bahagia tapi kita hidup ya harus bahagia agar kita bisa melakukan semuanya dengan penuh syukur," kata Artika.
7. Menurut Artika mengapa penting bergabung dalam komunitas?
Artika menganggap sangat penting seseorang terlibat dalam sebuah komunitas. Baginya, dengan kita bergabung dalam sebuah komunitas, kita jadi bisa mengasah leadership, dan belajar mengenal diri kita.
"Dari komunitas, kita jadi tahu seberapa jauh kita kompeten dan tangguh dalam menghadapi perbedaan pendapat dan menghadapi tantangan. Bagaimanapun di dalam komunitas, kita akan menemukan penerimaan dan penolakkan, disini kita ditantang buat bersikap dan memahami diri kita dan orang lain," tambahnya.
Saat berada di sebuah komunitas, Artika merasa sangat tertantang ketika orang yang ditemui tidak menyambut dirinya, saat masuk ke dalam komunitas pastinya mereka ingin tahu apa misi Artika ingin bergabung. Ini menjadi caranya juga dalam menerima peserta baru dalam beauty camp nya.
"Yang bergabung dalam komunitas ini dibatasi hanya 20 orang, maka saya harus tahu apa misi mereka ingin bergabung. Jadi harus ada sesuatu yang menarik dalam dirinya, bahkan saya sudah mulai bertanya kepada mereka 'mau apa setelah lulus dari sini'," kata Artika.
8. Artika juga mengenalkan Abbey dalam bergabung dalam komunitas
Bukan hanya pada dirinya, Artika juga mengenalkan kegiatan berkomunitas kepada anaknya, Abbey. Awalnya, Artika sering mengangkat cerita bagaimana manusia ramah terhadap lingkungan dan alam kepada anak-anaknya. Makanya, anak-anaknya sering mengeksplorasi alam.
"Saat Nadine Chandrawinata menawarkan saya untuk begabung dalam Sea Soldier, komunitas yang berfokus pada pemeliharaan alam laut. Saya langsung kepikiran untuk mengajak Abbey buat bergabung, karena Abbey sangat perhatian dengan alam. Ia sangat sering mengingatkan saya untuk cinta lingkungan dengan menggunakan tas belanja dan tidak pakai plastik. Lalu, saat di sekolah ada acara business day, Abbey mengusung cinta lingkungan untuk temanya dengan teman-temannya," ungkap Artika.
Menurut Artika, Abbey bahkan meng-influence teman-temannya buat tidak menonton sirkus saat ulang tahun temannya. "Abbey bilang ke teman-temannya, kalau binatang dalam pertunjukan sirkus itu diperilakukan sangat tak wajar, binatang sirkus harus dibawa keliling-keliling tanpa istirahat, harus diolesi mentega agar tetap licin. Tak disangka, masukkan Abbey berhasil membuat rencana menonton sirkus dihentikan," katanya.
Abbey menjadi anggota termuda dalam Sea Soldier, Artika punya rencana jika Abbey sudah SMP akan diajak untuk bertemu dengan anggota lainnya di Sea Soldier dan komunitas lainnya yang kaitannya dengan lingkungan.
Itu dia obrolan kami dengan Artika Sari Devi! Baca terus Millennial Mama of the Month Edisi September 2019 untuk menemukan keseruan dan informasi menarik dari Artika Sari Devi.
#MillennialMama of the Month Edisi September 2019 – Artika Sari Devi
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Fashion Stylist – Onic Metheany, Sarrah Ulfah
Asst. Stylist - Jemima Karyssa Rompies
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Agustinus Amanda Susanto
Art Designer – Astika Alivia Pramesti
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
Artika's Wardrobe - KASYFU by Az Zahra Wa'ani, Eat Me Luck by Nandia Elizabeth Rumilda T, Sembuames by Prima Cipta Rizki, Flickryx by Lia Rizka Amalia
Abbey's Wardrobe - Justice Indonesia