Millennial Mama of The Month Edisi Juli 2020: Zivanna Letisha
Bagi Zivanna terapkan disiplin sejak dini akan mempermudah masa depan anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ajang Putri Indonesia 2008 mengantarkan Zivanna Letisha Siregar atau akrab disapa Zizi semakin dikenal sebagai public figure.
Sejak mengikuti ajang tersebut, nama Zizi semakin meroket dalam ajang Miss Universe 2009.
Karir Zizi di dunia hiburan pun terus menanjak dengan menjadi model dalam berbagai iklan dan kini ia mendalami profesi sebagai presenter.
Selain karir dalam industri hiburan, Zizi juga mendirikan sebuah platform bernama Kita Juara.
Kita Juara merupakan wadah bagi siapa pun yang ingin mengasah keahlian dalam public speaking dan komunikasi.
Selain sebagai founder dalam Kita Juara, Zizi juga mengajar langsung dalam kelas yang kini diadakan secara online.
Meskipun kesibukannya cukup padat bukan berarti ia melupakan kewajibannya sebagai istri dan Mama untuk anak laki-laki pertamanya.
Menikah dengan Haries Argareza Harahap pada 21 Februari 2016 yang lalu, Zizi dan suami dikaruniai anak bernama Ryoji Ibrahim Harahap yang lahir 16 November 2017.
Pada Popmama.com dalam Millennial Mama of the Month Edisi Juli 2020, Zivanna bercerita bagaimana menjalani peran sebagai wanita karir, istri, dan Mama untuk Yoji.
Berikut wawancara eksklusif #DiRumahAja, Zivanna Letisha bersama tim Popmama.com dalam virtual photoshoot Sabtu (11/7/2020). Simak yuk, Ma!
1. Zivanna Letisha tetap produktif saat #DiRumahAja
Ma, sudah lima bulan kita #DiRumahAja karena dampak pandemi virus corona. Begitu juga Zizi, ia juga melakukan kegiatan termasuk bekerja di rumah.
Bertindak sebagai founder sekaligus pengajar, Zizi tengah serius membangun sebuah platfom pelatihan yang fokus dalam bidang komunikasi bernama Kita Juara untuk anak muda khususnya perempuan.
Kelas dan pelatihan dalam Kita Juara dilakukan secara offline, namun karena pandemi virus corona kegiatan ini pun dilakukan secara online dan di rumah.
Selain fokus dalam karirnya, kesibukan Zizi saat di rumah adalah melakukan berbagai kolaborasi live Instagram dengan narasumber yang berpengalaman dibidangnya masing-masing.
Live Instagram yang ia lakukan tak semata hanya mengobrol dengan followers-nya saja melainkan menjadi caranya untuk bisa tetap berbagi banyak informasi dan keahlian untuk banyak orang.
Kegiatan lainnya yang ia lakukan dalam mengisi waktu selama masa pandemi ini adalah menemani Yoji dan mengajarkan beberapa keterampilan yang mendukung kemampuan motoriknya.
"Seharusnya Yoji ikut kelas di sebuah kelompok bermain tapi karena sedang pandemi, kegiatan ini saya ajarkan di rumah,'' ungkapnya.
Bagi Zizi, hikmah yang bisa ia petik karena adanya pendemi ini adalah banyak waktu dan kegiatan yang bisa dilakukan di rumah dengan keluarga.
Bagaimana dengan Mama? Apa kegiatan seru yang dilakukan dengan keluarga saat masa pandemi?
2. Sempat melakukan LDM, bagaimana pengalaman jauh sama suami saat hamil?
Saat menikah, Zizi sempat mengalami Long Distence Married (LDM) dengan suami dikarenakan Arga harus bertugas di luar negeri.
"Setelah menikah, suami harus bertugas di Tokyo. Saya kala itu juga tidak bisa meninggalkan pekerjaan di Jakarta. Awalnya, masih baik-baik saja menjalani LDM karena saya pikir kita belum punya anak. Saya juga mengunjungi dia tiap tiga bulan sekali," katanya.
Selang beberapa waktu, Zizi pun hamil anak pertama. Jika awalnya terasa santai menjalani LDM, Zizi merasa nggak mudah menjalani kehamilan tanpa didampingi suami.
"Saat hamil, baru berasa kalau hamil jauh dari suami, rasanya sangat berat, mungkin pengaruh hormonal juga jadinya gampang marah dan sensitif. Ketika suami nggak telepon, langsung mikir yang macam-macam. Hal kecil, bisa jadi besar ibaratnya senggol bacok kali ya hahaha," kenang Zizi.
Saat menjalani LDM, Zizi sempat merasa nggak ingin menjalani LDM saat hamil. "Kapok dan capek banget," ujarnya.
3. Tantangan menjalani fase sebagai Mama baru
Bagi Zizi, pasti banyak para Mama yang mungkin merasa depresi saat baru memiliki anak. Hal ini dikarenakan fase kehidupan yang berubah saat memiliki anak.
"Sebagian besar permasalahan ibu rumah tangga baru dan saya alami sendiri saat setelah melahirkan Yoji. Sekitar tiga tahun yang lalu, baby blues dan postpartum depression kerap saya lalui. Perasaan ini muncul biasanya pada perempuan yang awalnya punya karir yang gemilang, tiba-tiba saat punya anak semuanya meredup," katanya.
Zizi alami fase postpartum depression ini cukup lama, sekitar 8 bulanan. Fase ini muncul saat dirinya merasa hidupnya sangat berbeda dari yang sangat sibuk jalani pekerjaan, tiba-tiba harus di rumah.
"Waktu itu, saya masih bekerja sampai usia kandungan 8 bulan, tiba-tiba setelah melahirkan 24 jam di rumah. Belum lagi, badan sakit setelah melahirkan, badan rasanya melar, menyusui juga nggak mudah. Rasanya, banyak masalah yang bikin mood berantakan," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, dengan melihat perkembangan Yoji yang tumbuh aktif dan sehat perasaan ini berangsur hilang dan berganti menjadi perasan bahagia. Suami pun selalu mendampingi dan memberikan dukungan.
"Saya dan suami struggling bareng-bareng dalam menjalani masa-masa awal menjadi orangtua baru. Semua terbayar ketika melihat pertumbuhan yang baik dari Yoji," ujar perempuan berdarah Batak ini.
Sebagai informasi, baby blues dan postpartum depression merupakan kondisi yang memengaruhi mental Mama baru. Ini disebabkan oleh perubahan hormon yang tiba-tiba setelah melahirkan, perasaan stres, kurang tidur, dan kelelahan.
Mama bisa merasa kewalahan dan rapuh secara emosional. Secara umum, ini akan mulai dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan, mencapai puncaknya sekitar satu minggu, dan meningkat pada akhir minggu kedua pascapersalinan.
Baby blues sangat normal, tetapi jika gejala tidak hilang setelah beberapa minggu atau bertambah buruk, Mama mungkin menderita depresi pascapersalinan atau postpartum depression.
Baby blues terjadi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, depresi pasca melahirkan atau postpartum depression justru bisa dialami selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
4. Bagaimana cara Zizi mengajarkan disiplin pada anak?
Zizi mengajarkan Yoji disiplin sejak dini. Ia merasa mengajarkan disiplin sejak dini akan memengaruhi kehidupannya di masa depan. "Anak yang disiplin sejak dini dapat memudahkan hidupnya saat sudah besar," katanya.
"Mungkin awalnya cukup sulit mengajarkan disiplin, kita harus konsisten dan memberikan contoh pada anak jangan mendikte anak untuk melakukan kedisiplinan. Misalnya, ketika sudah masuk jam tidur malam, kita juga harus sudah siap buat tidur," ujar Zizi.
Bagi Zizi, setiap anak tumbuh berbeda-beda, ia merasa Yoji anak yang mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya.
"Yoji nggak bisa hanya disuruh-suruh saja. Saya dan suami pun konsisten buat ajarkan disiplin dengan cara menjadi contoh untuk Yoji, bukan menjadi orangtua yang otoriter," ungkap Zizi.
5. Tipe pola asuh yang diterapkan Zizi dan suami pada Yoji
"Saya dan suami memberikan kebebasan untuk eksplorasi kepada Yoji," katanya.
Kebebasan yang dimaksud Zizi bukan berarti memanjakan Yoji. Misalnya, ketika ia terus meminta mainan, Zizi akan mengalihkannya dengan cara memanfaatkan barang sekitar untuk menjadi 'mainan baru'.
"Menurut buku yang saya baca, terus membelikan mainan justru akan membuat anak jadi nggak kreatif. Makanya, saya coba berkreasi sama Yoji. Kalau dia mau mainan Supermen, kenapa kita nggak memanfaatkan kain buat jadi jubah superhero. Jadi Yoji bisa mengikatkan kain tersebut ke boneka. Nah, cara ini buat Yoji jadi bebas buat berkreasi dengan imajinasinya tanpa harus beli mainan yang baru," katanya.
Ternyata memberikan kebebasan pada anak memiliki efek positif bagi perkembangannya lho Ma.
Dilansir dari writetheworld.com, orangtua sebaiknya memberikan anak-anak kebebasan sejak dini. Kebebasan pun harus disertai dengan kepercayaan dari orangtua.
Menurut psychologytoday.com, dalam kebebasan itu, anak-anak berlatih dan belajar keterampilan hidup yang paling penting, keterampilan yang tidak dapat diajarkan di sekolah.
Anak-anak belajar bagaimana membuat kegiatan mereka sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri, berteman, bernegosiasi dengan teman sebaya, menangani pengganggu, dan mengelola emosi mereka.
Tapi ingat, kebebasan harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab dan kepercayaan. Apakah Mama dan Papa juga menerapkan pola asuh ini pada anak?
6. Tips mendisiplinkan anak dari Zivanna Letisha
"Kalau kasih tips sepertinya aku masih telalu baru ya. Mungkin aku bisa sharing dari pengalaman yang aku punya. Selama 2,5 tahun ini, untuk mendisiplinkan anak, harus dimulai dari kita sebagai orangtua, itu yang paling terasa," katanya.
Zizi menambahkan jika orangtuanya disiplin, anak pasti akan mengikuti kita. Jangan lupa, untuk kompak sama suami dan orangtua kita buat berkomitmen dalam menerapkan kedisiplinan pada anak.
7. Keterlibatan suami dalam membentuk karakter anak
Bagi Zizi, suami memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak.
"Saya nggak bisa bilang porsi suami saya dalam membentuk karakter anak, suami saya memberikan 100 persen, saya juga 100 persen, jadi kami memberikan 200 persen untuk anak. Kita nggak setengah-setengah dengan bonding dan peran yang berbeda-beda," ungkap Zizi.
Bagi Zizi, suami dan istri harus memiliki visi dan misi yang sama dalam menerapkan pola asuh. Ini sangat berguna demi perkembangan si Kecil agar ia tumbuh menjadi anak yang sesuai dengan harapan kedua orangtuanya.
Semoga cara Zizi dalam menjalani kegiatan positif, menumbuhkan anak yang disiplin, serta selalu kompak dengan suami dalam membesarkan Yoji dapat menginspirasi para perempuan yang baru menjadi Mama ya. Semangat Mama!
Baca juga:
- Ini 7 Potret Zivanna Letisha yang Terus Menginspirasi hingga Sekarang
- Begini Cara Zivanna Letisha Menjadi Orangtua Organik, Seperti Apa ya?
#MillennialMama of the Month Edisi Juli 2020 – Zivanna Letisha
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Reporter – FX Dimas Prasetyo, Putri Syifa Nurfadilah
Social Media - Sekar Retno Ayu
Art Designer – Shalsabilla Nursyah
Photographer - Bagus Aji