TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bullying Akibatkan Indonesia Sulit Cetak Generasi yang Tangguh

Angka perundungan di Indonesia menyentuh angka 66 persen, atau pada setiap 1.187 anak

monarchnc.org

Perundungan terhadap anak masih merupakan masalah yang serius dalam lingkungan pendidikan. Salah satu penyebab meningkatnya kasus perundungan pada anak adalah kurangnya kesadaran akan bahayanya. Demikian disampaikan oleh Save The Children Indonesia dalam analisis mereka tentang situasi perundungan yang masih berlangsung saat ini.

Berdasarkan riset yang dilakukan pada akhir tahun 2022 tentang Pemulihan Pembelajaran di 4 kota/kabupaten di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur, ditemukan bahwa 66 persen atau 1.187 anak mengalami berbagai bentuk perundungan.

Berikut, Popmama.com sudah merangkum informasi selengkapnya, mengenai Bullying akibatkan Indonesia sulit cetak generasi tangguh.

1. Data perundungan anak di Indonesia

Freepik/gpointstudio Ilustrasi

Menurut Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia, bentuk perundungan yang paling umum terjadi adalah ejekan, mencakup sekitar 92 persen dari total kasus. Bahkan, sekitar 37 persen anak pernah mengalami pemukulan.

Hasil riset yang sama juga mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 4 anak atau sekitar 24 persen yang berani melaporkan pengalaman perundungan kepada orangtua mereka.

Sementara itu, ada 1 dari 3 anak atau sekitar 33 persen yang tidak melapor kepada siapa pun ketika mereka mengalami perundungan.

Selina menekankan, "Temuan kami mengenai kekerasan pada anak, terutama perundungan, sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa anak-anak berada dalam lingkungan yang tidak aman, dan beberapa dari mereka bahkan takut untuk melapor kepada siapa pun. Hal ini mengancam keselamatan mereka!"

2. Dampak dari perundungan

Freepik/freepik Ilustrasi

Menurut Selina Patta Sumbung, dampak perundungan terhadap kesejahteraan dan pertumbuhan anak sangat signifikan. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menghambat upaya Indonesia menciptakan generasi tangguh dan berkualitas untuk Indonesia Emas 2045.

Selina menyatakan bahwa perundungan juga berkontribusi pada kegagalan pembentukan karakter anak yang tangguh dan adaptif. Temuan dari riset Save the Children menunjukkan bahwa 47 persen anak yang mengalami perundungan cenderung tidak memiliki teman.

"Sebanyak 28 persen bahkan mengaku tidak memiliki teman untuk belajar kelompok, dan hal ini menyebabkan motivasi anak untuk belajar menurun. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa harus pindah sekolah atau putus sekolah," ujar Selina.

Penyebab meningkatnya angka perundungan ini, menurut Selina, termasuk kurangnya kesadaran atau pengetahuan mengenai perundungan dan dampaknya pada anak.

Selain itu, riwayat kekerasan seperti pengasuhan kasar, lingkungan sosial masyarakat, dan budaya yang permisif juga menjadi faktor penentu meningkatnya kasus perundungan.

3. Cara menghindari perundungan bagi anak

Womenshealthmag.com

Agar anak terhindar dari perundungan, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Tingkatkan Kesadaran: Edukasi anak mengenai perundungan dan dampaknya dapat membantu mereka memahami pentingnya menghindari perilaku tersebut dan mengenali tanda-tanda perundungan.

  2. Fasilitasi Komunikasi: Dorong anak untuk berbicara terbuka tentang pengalaman mereka di sekolah atau lingkungan sekitar. Dengan demikian, mereka akan merasa lebih nyaman melaporkan apabila mengalami perundungan.

  3. Ajarkan Empati dan Toleransi: Membangun rasa empati dan toleransi pada anak akan membantu mereka lebih memahami perasaan orang lain dan menghargai keberagaman.

Itu dia, rangkuman mengenai bullying yang mengakibatkan Indonesia sulit cetak generasi yang tangguh.

Baca juga:

The Latest