Eksklusif: Cara dan Cerita Bunga Jelitha Hadapi Cyberbullying di Media Sosial
Jadi isu yang dihadapi public figure, Bunga Jelitha menceritakan pengalamannya dan Syamsir Alam menjadi korban bully warganet
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cyberbullying adalah salah satu jenis perundungan yang dilakukan seseorang dengan cara menyalahgunakan internet untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, hingga mengejek orang lain. Perundungan di dunia maya ini bisa dialami siapa saja dan dari kalangan manapun.
Bunga Jelitha mengaku menjadi salah satu korban dari praktik bullying tersebut. Puteri Indonesia 2017 ini mengatakan pernah dirundung banyak komentar menyakitkan saat dirinya tak bisa lolos 16 besar Miss Universre di Los Angeles, Amerika Serikat.
"Saya dulu korban bullying ketika menang Puteri Indonesia tetapi gagal di Miss Universe. Bahkan setelah 5 tahun hal itu lewat masih ada yang merundung saya hingga sekarang sudah punya anak," tutur Bunga melalui wawancara khusus kepada Popmama.com.
Millennial Mama of the Month edisi Mei 2022 ini menceritakan dulu ia menghadapi perundungan itu hingga stres. Namun, makin ke sini ia lebih nyaman menghadapi mereka yang berkomentar jahat dengan lelucon.
Bunga belajar bahwa komentar jahat tidak bisa ia cegah. Oleh karenanya dibandingkan dengan terus memikirkan, Bunga membuat dirinya menjadi orang yang menghadapi hal tersebut sebagai lelucon.
Berikut Popmama.com rangkum cara dan cerita Bunga Jelitha hadapi cyberbullying di media sosial yang ia alami.
1. Tak hanya Bunga, Syamsir Alam juga pernah dirundung di media sosial
Bunga Jelitha menceritakan pengalamannya mengalami perundungan saat ia menjadi Puteri Indonesia 2017. aktris kelahiran 1991 ini mengatakan tak hanya dirinya saat itu yang di-bully, suaminya Syamsir Alam juga pernah dirundung.
Alam saat itu pernah dicaci oleh warganet mengenai kehidupannya. Tak hanya itu, pekerjaannya sebagai atlet juga tak lepas dari komentar pedas mereka.
"Dulu saya dan Alam korban bully. Alam dulu di-bully karena karier dia sebagai atlet sepak bola. Jadi, kita berdua korban bully sebenarnya. Dulu kita menghadapinya kayak stres memang, cuman sekarang justru kayak lelucon saja karena sudah kebal," tutur Bunga.
Komentar jahat memang sudah bisa dibatasi, tetapi kita juga tak bisa membaca niat seseorang saat akan menuliskan komentar itu. Ketika komentarnya masih biasa saja Bunga kadang iseng untuk menanggapi mereka.
Namun, saat sudah keterlaluan biasanya ia akan report komentar itu atau block akun tersebut.
"Kita tidak bisa pungkiri teknologi canggih dan orang bisa membuat banyak fake account, karena ketika saya block, dia bisa buat akun baru dan terus melanjutkan niat jahatnya. Tetapi kalau sudah keterlaluan saya block atau report," pungkasnya.
2. Bunga Jelitha menyayangkan banyak anak di bawah umur sudah lakukan cyberbullying
Semakin teknologi berkembang, seharusnya manusia juga semakin bisa pintar untuk bijak dalam menggunakannya. Masalahnya, meski beberapa media sosial ada batasan umur kini banyak anak-anak yang sudah memiliki akun di sana.
Tentunya tanpa pengawasan orangtua hal ini bisa berbahaya. Melihat fenomena ini, Bunga Jelitha menyayangkan hal tersebut. Karena jika belum sesuai umur dan tanpa pengawasan anak-anak bisa menjadi pelaku sekaligus korban cyberbullying ini.
"Saya menyayangkan banyak anak-anak di bawah umur yang sudah melakukan itu (cyberbullying) atau juga bisa menjadi korban. Misalnya ada anak artis yang di-bully padahal dia tidak tahu apa-apa. Apakah pelaku ini berpikir soal mental ibunya? Saya sangat menyayangkan hal itu," terangnya.
Namun makin ke sini, banyak masyarakat juga sudah sadar soal isu kesehatan mental. Sehingga banyak orang juga yang sudah sadar mengenai isu cyberbullying ini.
"Sekarang sudah banyak yang sadar soal kesehatan mental, tetapi karena semakin bebas bisa jadi juga banyak korban di internet. Saya berharap tentu berkurang, mulai dari kita sendiri menggunakannya juga harus baik. Kembali lagi ke diri masing-masing, karena zaman sekarang kita tidak bisa menahan orang untuk suka atau benci," tutur Bunga Jelitha.
3. Bunga membatasi hal-hal yang harus ia bagikan di media sosial
Banyak hal yang bisa memicu orang melakukan cyberbullying, salah satunya adalah unggahan yang cukup kontroversial. Untuk menjaga hal itu, Bunga pun membatasi hal-hal apa saja yang bisa ia bagikan dan tidak di media sosial miliknya.
"Kalau soal masalah keluarga dan pribadi itu tidak mau dibagikan. Saya tidak mau followers tahu ranah pribadi soal itu. Tetapi biasanya kalau lagi galau saya suka bagikan quotes yang menjadi pengingat untuk saya dan followers juga mungkin. Pokoknya unggahan terkait perasaan itu sebisa mungkin tidak saya bagiikan di media sosial," pungkasnya.
Model bertubuh tinggi 180 cm ini mengutip sebuah kata mutiara soal bijak dalam media sosial.
"Kan ada kata-kata 'jangan ambil keputusan jika sedang marah dan memilih suatu hal kalau sedang bahagia'. Takutnya kalau dibagikan di media sosial itu banyak hal yang membuat menyesal belakangan," tuturnya.
4. Mencegah sang Anak untuk menggunakan media sosial sebelum umurnya cukup
Anak yang lahir sebagai generasi Alpha lebih bersahabat dengan gadget sejak mereka lahir. Anak-anak Bunga akan lahir sebagai generasi ini, tentunya sangat berbeda dengan dirinya kecil dulu.
Karenanya untuk urusan gadget, istri dari Syamsir Alam ini cukup ketat. Ia ingin anak pertamanya, Akleema Regalo Zulaikha menggunakan gadget sesuai umurnya.
"Tidak bisa dipungkiri kalau nanti mengenalkan gadget ke Akleema harus sesuai usia dia. Terutama soal media sosial kalau bisa nanti saja. Semoga saya juga masih bisa dikasih kesempatan untuk selalu memantau dia saat itu," tuturnya.
Untuk saat ini, banyak perangkat yang sudah menyediakan fitur 'khusus anak' atau fitur screen time. Bunga Jelitha mengaku memanfaatkannya dengan baik untuk membatasi paparan gadget kepada Akleema.
"Saya memanfaatkan juga setting khusus anak. Sebagai Mama saya benar-benar mengambil pengalaman dari fenomena sekarang ini. Banyak orangtua yang membebaskan anaknya bermain gadget tanpa pengawasan sama sekali," ucapnya.
Kembali lagi, setiap orangtua punya gaya pengasuhannya masing-masing. Bunga tak munafik kadang juga memberikan gadget ke anak, tetapi masih dalam batas dan pengawasannya.
Sebab ia juga sadar, genarasi Akleema pasti sudah bersahabat dan mengenal gadget dari ia bayi. Sehingga membatasi dan mengawasi menjadi cara dirinya untuk menjaga keseimbangan tersebut.
"Kita juga tidak bisa memaksakan anak zaman sekarang selalu main tanpa gadget karena memang teknologinya sangat berkembang. Jadi intinya ya seimbang dan kontrolnya ada di orangtua," tutur Bunga.
Isu cyberbullying memang menjadi fenomena yang berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi. Namun, sebagai manusia yang punya perasaan kita juga seharusnya mengimbangi perkembangan itu dengan pengetahuan agar tetap bijak bermedia sosial.
Millennial Mama of the Month Edisi Mei 2022: Bunga Jelitha
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Rama Rafael
Stylist - Onic Metheany & Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist & Hair Do - Linda Kusumadewi
Bunga Jelitha's Wardrobe - IKYK
Akleema's Wardrobe - Gingersnap
Baca juga:
- Millennial Mama of the Month edisi Mei 2022: Bunga Jelitha
- 10 Resep MPASI Bayi 9 Bulan a la Bunga Jelitha, Variatif dan Bergizi
- 10 Potret Menggemaskan Anak Pertama Bunga Jelitha dan Syamsir Alam