Cerita Keluarga Uya Kuya Lawan Covid-19, Sedih & Menangis Setiap Hari
Sebulan vakum dari dunia hiburan, rupanya keluarga Uya Kuya berjuang melawan Covid-19
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keluarga Uya Kuya hampir sebulan menghilang dari media sosial, layar kaca hingga kanal Youtubenya. Rupanya, keluarga ini habis mengalami musibah karena hampir seluruh anggota keluarganya positif Covid-19.
"Selama satu bulan ini kita vakum dari media sosial, youtube bahkan TV juga. Kita kena musibah, cobaan, saya khususnya berjuang antara hidup dan mati melawan Covid-19," ujar Uya Kuya dalam kanal YouTubenya, Minggu (14/2/2020) malam.
Ia menceritakan kronologi keluarganya hampir semuanya positif Covid-19. Berawal dari tanggal 10 Januari 2021, Uya mengalami demam tinggi.
"Saat itu sudah sempat mikir saya kena Covid-19 ke Astrid (istri). Kita putuskan untuk nggak syuting karena khawatir. Kita tes swab dan besoknya keluar, saya dan Astrid positif Covid-19," tutur Uya.
Waktu sebulan mereka habiskan untuk berjuang melawan penyakit ini. Uya menyebut dirinya harus dipasangi oksigen dan merasakan obat yang mengalir ke dalam pembulu darahnya sangat sakit.
Berikut Popmama.com rangkum cerita Uya Kuya dan keluarga yang sempat positif Covid-19 serta pengalamannya sebulan menjalani perawatan.
1. Uya Kuya sempat panas tinggi hingga tak sadarkan diri
Setelah alami demam dan positif Covid-19, Uya Kuya dan istrinya, Asrtid yang juga positif segera keluar dari kediamannya untuk melakukan isolasi mandiri di apartemen mereka. Namun, selepas beberapa hari perawatan, deman tinggi yang dialami Uya tidak kunjung membaik. Sampai satu waktu ia hampir tidak sadarkan diri.
"Waktu itu kita di apartemen, mas Uya lagi tidur dan aku di kamar mandi. Mungkin mas Uya sadar aku nggak ada di sana dan nyariin, dia bangun, hampir keluar kamar dia tiba-tiba teriak 'Astrid, Astrid'. Aku waktu langsung keluar kamar mandi dan pegangin tangannya, muka dia udah pucat sekali. Terus tiba-tiba jatuh pingsan, aku sampai teriak buat tetap bikin dia sadar," cerita Astrid.
Hal itu rupanya efek panas tinggi yang dialami oleh Uya Kuya. Saat itu suhu tubuhnya sudah 39 derajat sekian. Malam itu Astrid menjaga Uya dan tidak bisa tidur semalaman. Ia melihat suaminya juga tak tenang meski matanya tertidur.
Keesokan harinya, dokter datang dan memberi obat serta vitamin yang dibutuhkan. Saat itu Uya diharuskan untuk diinfus sebagai langkah perawatan.
"Pas cek saturasi oksigen ternyata terus turun sampai di bawah 90%. Dokter udah menekankan buat dirujuk ke rumah sakit," tutur Uya.
2. Sempat sulit dapat kamar di rumah sakit
Cobaan tak sampai di sana, dokter yang menyarankan agar Uya segera dirujuk ke rumah sakit. Sebab, saturarsi oksigennya terus menurun dan dikhawatirkan terus memburuk.
Namun, kapasitas rumah sakit di Jakarta saat itu rupanya sedang penuh. Uya Kuya dan Astrid sempat kesulitan mendapatkan kamar di rumah sakit.
"Kita nelfonin rumah sakit, sama orang yang udah kenal aja kita nggak bisa masuk. Akhirnya ada temen kita yang nolongin sampai bisa dapat kamar," jelas Uya.
Saat perawatan Uya mengaku jika penyakit maaghnya cukup menganggu saat itu. Makanan yang ia makan terus dimuntahkan.
"Padahal aku harus makan. Selang infus waktu itu buat obat, satu lagi infus makanan langsung masuk ke dalem. Pokoknya waktu itu obat termahal udah masuk semua. Dan pas dimasukkan obat yang langsung ke pembulu darah itu perihnya bukan main, kayak disayat-sayat," jelas Uya.
3. Terapkan protokol kesehatan ketat, hampir seluruh keluarga positif Covid-19
Usaha pencegahan yang dilakukan keluarga Uya tidak main-main. Rupanya Papa dua anak ini secara rutin menyelenggarakan PCR test bagi keluarga dan timnya selama ini.
Ia mengaku juga selalu memakai masker kemana pun. Bahkan kadang sampai dua lapis. Rutin mencuci tangan hingga membawa handsanitizer kemana-mana tak pernah tertinggal di benaknya.
"Protokol kesehatan kami sekeluarga cukup ketat. Kita PCR test itu 14 hari atau 10 hari sekali dan itu semua tim dari Youtube, supir, istri supir ikut dalam rombongan," tutur Uya.
4. Uya dan Astrid merasa bersalah pada Cinta karena harus tinggal sendirian
Kesedihan Uya di awal tahun ini bertambah ketika harus tega meninggalkan Cinta Kuya sendirian di rumah mereka. Sebab, setelah Uya dan Astrid yang positif Covid-19. Nino Kuya, adik Cinta juga positif Covid-19.
"Itu aku nangis saat itu. Saat itu Cinta pindah lagi dan sendiri. Cinta itu nangis karena dia takut. Dia nangis, aku ikut nangis," jelas Uya.
Saat itu Uya dan Astrid mencoba kuat untuk merelakan Cinta Kuya sendirian tanpa seorang pun yang mengawasi. Selama di rumah sakit melihat keadaan ini, Uya menangis setiap hari mengingat pula ulang tahun Cinta sudah dekat saat itu dan mereka tidak bisa merayakannya bersama.
"Ulang tahun ke-17 tahun, aku sudah siapkan kado, surprise buat dia, semua berantakan. Aku ngebayangin tanggal 2 Februari itu dia ulang tahun nggak ada keluarga sama orangtuanya," tutur Uya.
5. Terkena Covid-19 jadi pelajaran untuk keluarga Uya lebih instrospeksi diri
Setelah sebulan Uya dan Astrid dirawat, mereka harus terpisah dengan anak-anaknya. Ketika dinyatakan negatif pun mereka tak langsung berkumpul lagi. Pilihan untuk medesinfeksi seluruh rumah dan lakukan PCR test ulang dilakukan sebagai upaya pencegahan.
"Kita berterima kasih Tuhan memberikan cobaan ini kepada kami sehingga bisa introspeksi diri. Bahwa saya yang seketat ini pun, keluarga kami yang prokes (protokol kesehatan) ketat pun masih bisa kena," jelas Uya.
Uya mengingatkan jika masker itu sangat penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ia juga menyebut biaya perawatan Covid-19 sangat mahal hingga ratusan juta.
"Jadi jangan main-main, jangan bercanda dengan penyakit ini. Covid-19 ini berbahaya, efeknya gila. Sampai sekarang efeknya masih kerasa ke saya," tegas Uya.
Informasi yang dibagikan Uya dan Astrid dalam videonya agar menjadi pengingat agar tidak menyepelekan Covid-19. Semoga hal ini juga jadi pembelajaran untuk kita semua agar ingat dan selalu menerapkan protokol kesehatan ya, Ma.
Baca juga:
- Harus Paham! Ini Cara Membedakan Batuk Biasa dengan Gejala Covid-19
- Doa Terhindar dari Penyakit Menular seperti Covid-19
- Parosmia, Gejala Baru pada Covid-19 yang Sebabkan Ganguan Penciuman