Saat ini varian Delta menjadi yang dominan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, varian ini menyumbang lebih dari 90 persen kasus Covid-19 di sana.
Sementara itu, keberadaan vaksin masih dinilai efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19 terhadap varian ini.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi yang tertular virus corona, yang disebut 'breakthrough infections'. Hal ini membuat tubuhnya memiliki 'viral load' lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.
"Ketika vaksin Covid-19 pertama kali tersedia, kemampuannya sudah mampu untuk mencegah seseorang tertular segala bentuk Covid-19. Terlebih untuk mencegah orang tersebut memiliki asimtomatik parah dan pra-gejala," kata dr. Stefen Ammon.
Meski varian Delta mengembangkan berbagai perubahan, vaksinasi masih menjadi pilihan tepat untuk dilakukan.
Studi terbaru ini mendukung menunjukkan pentingnya mendapatkan vaksin Covid-19 untuk kesehatan pribadi maupun untuk mencegah penularan semakin terbatas.
"Dua studi terbaru menunjukkan RNA virus menurun lebih cepat pada orang yang menerima suntikan daripada orang yang tidak divaksinasi, menunjukkan bahwa mereka cenderung tidak menularkan virus kepada orang lain," ujar dr. Jason Gallagher, seorang ahli penyakit menular dan spesialis farmasi klinis di Temple University Hospital, Philadelphia.