Eksklusif: Terlatih 'Mengurus' Member JKT48, Ini Pengaruhnya ke Parenting Kinal Devi Putri
Pengalamannya sebagai kapten Tim J hingga kepala sekolah JKT48 Academy memengaruhi Kinal nih
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menghabiskan masa mudanya sebagai member JKT48, Kinal Devi Putri atau akrab disapa Kinal eks JKT48 mengungkapkan pengalamannya. Kini, Kinal memang lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai seorang mama mengurus keluarga dan anaknya, Kaluna Alika Murod (2).
Dulu, Millennial Mama of the Month edisi Oktober 2022 ini dikenal sebagai kapten Tim J dan Tim KIII. Selepas lulus dari grup idol itu, Kinal pun dipercaya sebagai kepala sekolah JKT48 Academy hingga tahun 2020.
Sederet pengalaman itu, rupanya baru Kinal sadari sangat bermanfaat setelah dirinya memiliki anak. Terutama bagaimana dirinya bisa menjaga disiplin dan tetap tegas kepada sang Anak tanpa terkesan galak dan memarahi.
Berikut Popmama.com rangkum cerita selengkapnya.
1. Pengalaman Kinal di JKT48 membantunya dalam mendidik anak
Kinal merupakan salah satu anggota generasi pertama JKT48. Ia bergabung ke JKT48 sebagai Trainee pada 2 November 2011. Setahun kemudian dipromosikan ke Tim J dan pada 23 Desember 2012 diangkat sebagai kapten tim tersebut.
Kiprahnya terus berlanjut, Kinal ditransfer ke Tim KIII pada 13 Juni 2015 juga menjadi kapten tim. Mama satu ini lalu ditransfer kembali ke Tim J pada 11 September 2016. Hingga akhirnya perempuan kelahiran Bandung, 2 januari 1996 ini mengumumkan kelulusannya pada 25 Maret 2018.
Dari sana, setelah lulus Kinal masuk ke dalam JKT48 Operation Team dan diangkat sebagai kepala sekolah JKT48 Academy.
Sepak terjang Kinal dari memimpin tim hingga membuat kurikulum untuk JKT48 Academy membuatnya cukup memahami berbagai karakter anak-anak dan remaja.
Saat itu, terutama saat menjadi kepala sekolah JKT48 Academy ia terlibat langsung dalam development untuk membentuk karakter calon member JKT48 sebelum debutnya. Pengalaman ini yang membuat Kinal belajar soal mendidik anak-anak dan remaja.
"Karena dulu pernah menjadi kepala sekolah JKT48, banyak mengurus anak lebih kecil. Jadi pengalaman aja untuk memahami mereka. Ketika menjadi member JKT48 juga beda-beda karakternya, tetapi kita berusaha agar mereka berubah menjadi baik," tutur Kinal dalam interview eksklusif Popmama.com.
Dari sana, Kinal banyak belajar bahwa setiap karakter anak masih bisa dibentuk dan dibimbing dengan baik bergantung sifat dasar mereka. Terpenting adalah memahami bagaimana emosi setiap orangnya.
"Saya tahu kalau anak-anak itu ada bagian emosi sendiri-sendiri, mereka bisa sedih dan senang, lain-lain. Saya belajar untuk mengikuti hal itu sesuai karakter mereka. Nah, karena kebiasaan mengurus anak-anak kecil di JKT48 Academy itu jadi terbawa sampai saya punya anak," pungkasnya.
2. Bekerja dari remaja, Kinal mengaku tak pernah menyesal menjadi bagian dari JKT48
Banyak pro dan kontra saat JKT48 baru ada di Indonesia di awal tahun 2011 lalu. Pasalnya, umur para membernya masih sangat muda di usia belasan tahun. Bahkan, sempat ada isu-isu negatif yang berhembus soal JKT48 ini.
Menghabiskan masa mudanya sebagai member JKT48, Kinal justru mengaku tak menyesal sama sekali. Ia memang tak bisa merasakan masa-masa SMA layaknya remaja kebanyakan, tetapi banyak yang ia dapatkan sebagai member JKT48 yang mempengaruhinya sampai sekarang.
"Saya memang tidak mengalami masa-masa sekolah yang jalan-jalan bareng teman, study tour gitu-gitu, tapi hal itu sebenarnya digantikan pengalaman saya di JKT48," ucapnya.
Misalnya, bisa jalan-jalan berkeliling Indonesia secara rutin hingga ke luar negeri seperti ke Jepang beberapa kali dalam setahun. Selain itu, usia para member JKT48 juga tak jauh berbeda darinya sehingga bekerja itu diandaikan Kinal seperti melakukan kegiatan 'ekstrakurikuler' bersama.
"Kami keluar kota sebulan sekali, ke Jepang berkali-kali. Memang kami kerja tapi sama teman seumuran jadi pembawaannya senang dan bahagia juga," tuturnya.
3. Kinal ingin Kaluna punya pilihan kepada masa depannya sendiri
Kinal menjalani masa remaja dan awal 20 tahunnya dengan bahagia sebagai member JKT48. Pengalaman itu membawanya menjadi pribadi Kinal kini dengan segudang pengalamannya.
Melihat masa mudanya tersebut, tujuan Kinal kini ingin bisa memberikan hal yang sama kepada Kaluna. Ia ingin melihat putrinya tersebut menjalani mimpi layaknya dirinya dulu, sesuai keinginan si Kecil sepenuh hati.
Kinal menyebut itu adalah bentuk aktualisasinya kini sebagai seorang mama. Pasalnya di lingkungan sekitar Kinal ia melihat banyak anak-anak yang tidak bisa memilih mimpinya, entah karena orangtua atau keterbatasan lain.
"Sekarang bentuk aktualisasi saya adalah ingin melihat kaluna mengalami hal yang saya pernah alami. Saya mau Kaluna memilih masa depannya sendiri. Banyak saya melihat sekarang, ada banyak anak tidak bisa memilih masa depannya sendiri. Entah karena keterbatasan orangtua, materi, dan lain-lain," pungkasnya.
Pengalaman Kinal yang kaya selama menjadi member hingga berperan di belakang layar JKT48 membuatnya punya banyak sudut pandang soal mendidik anak. Dari sana ia belajar soal disiplin, tanggung jawab dan ketegasan untuk memilih mimpi yang akan dijalani.
Ini adalah nilai-nilai yang akan ia turunkan kepada Kaluna. Agar anaknya itu tak pernah menyerah untuk mengejar yang ia mau, setinggi apapun keinginannya kelak.
Millennial Mama of the Month Edisi Oktober 2022: Devi Kinal Putri
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew P.
Videographer - Iqbal Pratama, Krisnaji Iswandi
Stylist - Onic Metheany, Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist & Hair Do - Linda Kusumadewi
Wardrobe - AYACO
Location - OMDC Playground
Baca juga:
- Millennial Mama of the Month Edisi Oktober 2022: Devi Kinal Putri
- Eksklusif: ASI Tidak Mau Keluar, Devi Kinal Putri sempat Merasa Stres saat Fase Menyusui
- Eksklusif: Cara Suami Devi Kinal Putri Dukung sang Istri saat Postpartum Depression