TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

IWF 2020: Ini Cara agar Perempuan Percaya Diri Mengeluarkan Opininya

Setiap perempuan punya hak untuk bersuara sebagai bagian dari otoritas dirinya

Youtube.com/IDN Times

Isu keperempuanan makin marak di Indonesia. Kini, dengan semakin luasnya teknologi dan informasi kebutuhan akan pengetahuan juga semakin luas. Khususnya kesadaran berbasis gender bagi perempuan.

Dalam acara Indonesia Writers Festival 2020 dengan topik berjudul “Perempuan dalam Kata-Kata” menggandeng narasumber Kalis Mardiasih dan Ligwina Hananto sebagai pembicara. 

Pembahasan dari tema ini adalah tentang perempuan untuk bisa percaya diri menyuarakan opininya. Dan kedudukan perempuan yang mesti punya otoritas untuk bisa didengar pendapatnya.

Seperti apa ilmu yang dibagikan narasumber? Berikut Popmama.com rangkum informasinya.

1. Rasa ‘insecure’ menjadi penghalang perempuan bersuara

Pexels/Engin Akyurt

Seorang perempuan kerap merasa insecure atau tidak percaya diri dan tidak tahu bagaimana cara meyakinkan diri supaya argumen yang kita miliki bertahan.

Rasa takut ini karena berbagai hal, salah satunya adalah tidak adanya dukungan, stigma hingga penilaian sosial kepada seorang perempuan. Meski begitu, kita juga harus bisa memikirkan konsekuensi sangat penting.

Dicontohkan Kalis, saat ini banyak laki-laki yang menganggap kalau perempuan bekerja adalah karena uang. Padahal setiap perempuan punya alasan tersendiri.

“Kemudian ego maskulin mereka terganggu. Seolah-olah sang Laki-laki tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya,” jelas Kalis.

2. Perempuan harus sadar dia punya otoritas sendiri

Freepik/diana.grytsku

Disampaikan Ligwina Hananto kalau perempuan di Indonesia kerap tidak mendapat kesempatan karena sudah mengucilkan dirinya sendiri. Hal ini tentu karena pengaruh dari lingkungan sosialnya.

“Berusaha mengecilkan suara perempuan ini yang jadi masalah. Mungkin karena ada ketakutan kalau perempuan menjadi powerfull,” jelas Ligwina dari Youtube IDN Times.

Menurutnya, seorang perempuan single cenderung akan mendapat komentar yang lebih pedas dibandingkan perempuan yang sudah menikah. Oleh karenanya, perempuan kadang butuh dukungan untuk menyuarakan pendapatnya.

Sementara, Kalis yang sudah menyiapkan materi khusus menyebutkan bahwa penting bagi seorang perempuan untuk berbicara supaya dapat merebut otoritas dan merebut tafsir. 

“Merebut otoritas adalah menyuarakan pendapat secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh orang lain,” jelas Kalis.

Menurut Kalis, saat ini banyak perempuan yang mendapat diskriminasi hanya karena masyarakat mempercayai tradisi yang salah. Jadi, berbicara menjadi jalan terbaik agar diskriminasi seperti itu tidak terjadi lagi.

3. Jangan membatasi diri karena latar belakang seorang perempuan

Freepik/ansiia

Satu lagi hal yang perlu diperhatikan agar lebih percaya diri dalam mengutarakan pendapat adalah belajar mandiri. Perempuan dengan latar belakang tertentu juga kadang dianggap sebagai perempuan lemah dan tidak bisa melakukan banyak hal.

Disampaikan Kalis, selama ini perempuan cenderung hidup dalam dunia yang terlalu laki-laki. Selama ribuan tahun otoritas perempuan ini ditentukan dan disuarakan oleh yang bukan perempuan.

“Selama ribuan tahun, nilai dan sikap perempuan dikontrol oleh bukan perempuan,” tutur Kalis.

Salah satu kutipan yang disukai Kalis dari Dr. Mohammad Akram Nadwi, yakni hal nyata yang membawa penghormatan kepada sosok perempuan bukan kekuasaan atau uang tapi otoritas.

Otoritas yang dimaksud Kalis yakni perempuan tidak hanya bisa mampu bersuara, tapi juga bisa memberikan pengaruh dan legitimasi yakni pendapatnya didengar dan diterima secara luas.

4. Tentang Indonesia Writers Festival 2020

Instagram.com/indonesia.writers.festival

Indonesia Writers Festival 2020 atau yang disingkat dengan IWF 2020 adalah acara dari IDN Times yang tahun ini diselenggarakan secara online. Dengan mengusung visi ‘empowering Indonesians through writing’, IWF 2020 akan mengulas dunia literasi dari berbagai sudut pandang yang menarik.

Acara IWF 2020 diselenggarakan dari 21-26 September 2020 dan menghadirkan pembicara dari beragam latar belakang yang akan membagikan perspektif serta keahlian mereka seputar dunia literasi.

Itulah tadi bagaimana cara agar perempuan bisa percaya diri mengeluarkan opininya di depan publik. Sebagai perempuan kadang kita merasa tidak pantas atau tidak perlu untuk mengeluarkan pendapat. Padahal opini perempuan sangat layak jadi pertimbangan.

Baca juga:

The Latest