Nadiem Khawatir Anak-Anak Mengalami Learning Loss Akibat PJJ
Baru ada 40 persen sekolah di Indonesia yang melakukan pembelajaran tatap muka terbatas
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengkhawatirkan soal jangka waktu pelaksanaan PJJ (pembelajaran jarak jauh). Semakin lama anak-anak melakukan pembelajaran online atau PJJ, ia cemas dengan efeknya terhadap perkembangan fisik dan emosi anak-anak.
Belum lagi mempertimbangkan efektivitas PJJ dibandingankan dengan PTM (pembelajaran tatap muka). Hal itu diungkapkan Nadiem dalam hasil rapat terbatas dengan kementerian terkait, Senin (27/9/2021) melalui Youtube Sekretariat Negara.
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
1. Cemas dampak PJJ di bawah efektivitas sekolah tatap muka bagi pembelajaran anak
PTM terbatas sudah dilakukan sejak akhir Agustus 2021 di beberapa wilayah. Perluasan PTM terbatas itu pun terus ditambah hingga kini.
Sempat bergulir berota heboh soal klaster sekolah, Kemendikbud Ristek langsung mengklarifikasi hal itu. Mengatakan bahwa ada kekeliruan tafsir soal kasus Covid-19 di sekolah yang mencapai ribuan. Padahal data itu ditarik dari awal pandemi berlangsung, bukan sebulan ke belakang setelah PTM terbatas digelar.
Nadiem mengamini bahwa PJJ yang terlalu lama bisa memengaruhi perkembangan belajar anak. Ia cemas semakin lama anak PJJ di bawah efektivitas belajar dibandingkan dengan PTM.
"Satu hal yang lebih mencemaskan lagi buat kami adalah seberapa lama anak-anak ini sudah melaksanakan PJJ yang jauh di bawah efektivitas sekolah tatap muka," kata Nadiem, dikutip dari youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).
2. Nadiem sebut ada sekolah yang bisa melakukan PTM tapi tidak menyelenggarakannya
Nadiem tidak terlalu mengkhawatirkan pelaksanaan PTM terbatas. Ia lebih khawatir soal 60 persen sekolah yang belum menggelar belajar tatap muka meski telah diperbolehkan.
Sebab, saat ini baru ada 40 persen sekolah yang sudah menggelar PTM terbatas.
"Kami tidak terlalu khawatir mengenai tren yang kita lihat pada saat sekolah melakukan PTM, tetapi saya lebih lagi khawatir bahwa hanya 40 persen dari sekolah kita yang bisa melakukan PTM," kata dia.
3. Learning loss membayangi anak-anak terutama untuk SD dan PAUD
Nadiem Makarim menuturkan riset dari Bank Dunia dan lembaga lain yang mengungkapkan dampak negatif dari learning loss saat melakukan PJJ. Dampak itu bisa terjadi di luar kondisi psikologis murid.
Menurut Nadiem, learning loss ini dikhawatirkan lebih besar dampaknya untuk anak-anak di tingkat SD dan PAUD.
"Mereka yang paling membutuhkan PTM. Bahwa kalau sekolah-sekolah ini tidak dibuka dampaknya bisa permanen," tuturnya.
4. Tips dan cara mengatasi learning loss pada anak selama pandemi
Learning loss adalah istilah hilangnya pengetahuan dan keterampilan tertentu yang berdampak pada kemunduran proses akademik. Masa belajar dari rumah yang berkepanjangan selama pandemi Covid-19 dapat menyebabkan hilangnya kemampuan belajar di kalangan anak sekolah.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai belum sepenuhnya efektif, sehingga membuat anak-anak akan kehilangan pembelajaran (learning loss).
Lantas bagaimana peran orangtua bisa meminimalisir learning loss pada anak? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
- Membuat suasana sekolah di rumah. Ini berguna agar anak tidak kehilangan semangat belajarnya. Mama bisa mengajak untuk anak melakukan rutinitas layaknya sebelum berangkat sekolah dulu. Ajak anak untuk berangkat sekolah di mulai dari pintu gerbang hingga masuk ruang kelas. Berpindah tempat setiap ganti pelajaran agar anak tidak bosan.
- Orangtua ikut memahami materi pembelajaran. Tak hanya anak, Mama juga diharapkan ikut memahami materi pembelajaran yang sedang dilakukan oleh si Kecil. Hal ini berguna untuk mengontrol proses pembelajaran anak selama PJJ.
- Memanfaatkan media pembelajaran yang inovatif. Ingat, belajar tak hanya di dalam ruangan kelas saja. Kita bisa mengajak anak untuk belajar mengenal alam sekitar, sumber daya alam hingga lingkungan sosialnya. Namun, tetap menerapkan protokol kesehatan agar si Kecil terhindar dari virus Covid-19.
- Orangtua menjalin komunikasi yang baik dengan guru. Tak hanya anak, kita sebagai orangtua juga harus rutin berkomunikasi dengan pihak sekolah. Gunanya untuk mengetahui perkembangan belajarnya. Aktif dan bergabung dengan grup chat khusus orangtua bisa membantu Mama untuk mengetahui keadaan sekolah juga. Melakukan komunikasi dua arah yang baik antara orang tua dan guru dapat mengasilkan pembelajaran yang baik bagi si Kecil.
- Mengembangkan baka yang digemari di rumah. Anak-anak cenderung cepat bosan dengan kegiatan yang monoton sepanjang hari. Oleh karenanya Mama juga perlu mengetahui minat yang digemari anak agar menambah semangat belajarnya. Beri kebebasan anak untuk mengeksplor minat dan bakaynya, selalu pantau dia dengan seksama.
Itulah tadi informasi soal Nadiem Makarim yang khawatir anak-anak mengalami learning loss karena PJJ yang tidak sefektif PTM. Semoga saja kasus Covid-19 terus turun di Indonesia sehingga anak-anak bisa belajar dengan aman, ya.
Baca juga:
- 5 Cara Mengatasi Learning Loss pada Anak Selama Pandemi
- 10 Aplikasi Belajar E-learning untuk Membantu Sekolah Online Anak
- Khawatir Kecerdasan Emosi Anak Terhambat karena PJJ? Ini 6 Tipsnya!