Bikin Heboh, Ini Klarifikasi WhatsApp mengenai Kebijakan Privasi Baru
Sebelumnya beredar rumor soal data pesan dan percakapan pengguna bisa bocor ke publik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Desember 2020 lalu, aplikasi perpesanan WhatsApp mengumumkan akan memperbaharui Ketentuan dan Kebijakan Privasi milik mereka. Begi pengguna setia aplikasi ini yang tak menyetujui tidak bisa lagi menggunakan WhatsApp pe 8 Februari 2021.
Tentunya hal tersebut membuat banyak orang kaget. Apalagi beredar rumor jika Ketentuan dan Kebijakan Privasi mereka seolah-olah bisa membaca data pribadi penggunanya.
Karena hal itu, WhatsApp-pun merespon. Ia mengeluarkan sejumlah klarifikasi mengenai berita dan rumor yang beredar.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai klarifikasi WhatsApp soal kebijakan privasi dan dugaan pencurian data oleh mereka.
1. Menangguhkan menghapus akun yang tak setuju pada 8 Februari 2021
Dikutip dari Business Insider, WhatsApp menunda perubahan soal kebijakan privasi hingga 15 Mei 2021. Sehingga pada 8 Februari 2021 nanti tidak akan ada pengguna yang dihapus dari WhatsApp.
Penundaan itu karena "kebingungan" dan "informasi yang salah" mengenai kebijakan privasi baru mereka. Dikatakan bahwa pembaruan kebijakan baru hanya mencakup bagi orang-orang mengelola bisnis melalui WhatsApp.
Artinya, pembaruan kebijakan hanya akan mencakup perubahan yang berhubungan dengan berkirim pesan ke akun Whatsapp bisnis yang bersifat opsional. Hal itu bukan atau tidak berlaku kepada akun Whatsapp pribadi.
Sebelumnya, menurut beberapa pengamat memandang bahwa kebijakan privadi terbaru WhatsApp seolah memaksa pengguna untuk membagikan data pribadi mereka dengan Facebook, yang merupakan induk perusahaan WhatsApp.
2. Menampik akan membocorkan data pribadi pengguna
Sejumlah rumor yang beredar mengenai kebijakan pribadi terbaru WhatsApp yakni data percakapan, telepon dan gambar yang dibagikan melalui WhatsApp akan bisa dilihat oleh perusahaan itu. Namun, diklarifikasi bahwa hal tersebut tidak benar.
"Kami ingin memperjelas bahwa pembaruan kebijakan tidak memengaruhi privasi pesan dengan teman atau keluarga dengan cara apa pun. Sebaliknya, pembaruan ini mencakup perubahan yang terkait dengan pesan mengenai bisnis di WhatsApp, yang bersifat opsional, dan memberikan transparansi lebih lanjut tentang cara kami mengumpulkan dan menggunakan data," menurut WhatsApp dalam keterangan resminya dari Business Insider.
Secara singkat, ada 5 poin yang diklarifikasi oleh WhatsApp:
- WhatsApp dan Facebook tidak dapat melihat pesan pribadi mendengar percakapan telepon pengguna. Whatsapp menegaskan bahwa dalam kebijakan privasi barunya percakapan pribadi masih menggunakan sistem enkripsi secara end-to-end.
- WhatsApp tidak akan mencatat dan menyimpan panggilan yang pengguna lakukan.
- WhatsApp tidak akan membagikan kontak pribadi dengan Facebook.
- WhatsApp dan Facebook tidak dapat melihat lokasi yang dibagikan lewat chat secara pribadi.
- Grup di WhatsApp tetap bersifat pribadi.
3. Percakapan dalam grup di WhatsApp tetap bersifat pribadi
Sama hal-nya dengan pesan pribadi, rumor yang menganggap bahwa WhatsApp akan bisa mengawasi melalui 'grup keluarga' ternyata juga ditampik.
WhatsApp menyebut jika obrolan di dalam grup dilindungi oleh enskripsi end-to-end agar terhindar dari penyalahgunaan.
4. Menurut ahli, WhatsApp masih bisa mengakses metadata pengguna
Dikutip dari Business Insider, para ahli membenarkan bahwa WhatsApp tidak akan membagikan konten pesan apa pun karena pesan pengguna dienkripsi. Namun, aplikasi ini masih bisa mengakses metadata yang ada, dengan kata lain siapa yang mengirim pesan kepada siapa, kapan, dan dari mana masih bisa terlacak.
Alan Woodward, seorang ilmuwan komputer di University of Surrey mengatakan, faktanya WhatsApp hanya membagikan segala jenis metadata pribadi dengan Facebook yang merupakan induk perusahaan.
Masalahnya adalah Facebook secara terbuka mengatakan bahwa model bisnis mereka adalah menggunakan data yang terkait dengan pengguna untuk mendapatkan keuntungan.
5. Kebijakan privasi baru WhatsApp masih mungkin mengancam privasi
Profesor Eerke Boiten, direktur lembaga teknologi siber di De Montfort University di Leicester mengatakan bahwa keputusan WhatsApp untuk menhapus pengguna jika tidak menyetujui kebijakan privasi baru mereka adalah "hal terburuk yang telah dilakukan WhatsApp."
Janji WhatsApp mengenai kebijakan baru hanya akan mempengaruhi pesan yang dikirim ke akun bisnis. Namun, Profesor Eerke menyebut ada berpotensi pelanggaran privasi yang lebih halus. Meskipun hal ini tergantung dari kebijakan Facebook mengenai mengontrol metode akses yang selama ini ada.
Itulah tadi informasi mengenai penangguhan kebijakan privasi terbaru yang dilakukan WhatsApp. Meskipun sudah ada klarifikasi tapi tetap soal data diri harus hati-hati ya, Ma. Hal ini juga tidak berlalu di platform WhatsApp saja, tapi juga platform dan media sosial yang lain.
Baca juga:
- Pro-Kontra Kebijakan Baru, Menkominfo Panggil Pihak WhatsApp
- WhatsApp Wajibkan Pengguna Berbagi Data Privasi dengan Facebook
- 4 Aplikasi Sadap WhatsApp Bisa Jadi "Barbuk" Saat Pasangan Selingkuh