Jus Jambu Tidak Bisa Mengobati Demam Berdarah, Ini Kata Dokter!
Anggapan minum jus jambu bisa bantu meningkatkan trombosit, ternyata salah kaprah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2024 kian meningkat. Penyakit yang satu ini tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak, ditandai dengan kadar trombosit dalam darah yang menurun.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, tercatat pada 1 Maret 2024, jumlah kasus demam berdarah hampir 16.000 kasus di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia, dengan 124 kematian.
Nah, salah satu anjuran yang mungkin kerap didengar oleh masyarakat yakni, minum jus jambu bisa jadi salah satu cara penyembuh DBD. Minuman yang satu ini, dipercaya bisa meningkatkan kadar trombosit yang kerap kali menurun pada pasien DBD.
Namun belum lama ini, melalui unggahan media sosial Instagram @ardisantoso dokter Ardi Santoso, edukator kesehatan mengungkapkan bahwa jus jambu tak bisa digunakan untuk mengobati demam berdarah. Sebab menurutnya, kadar trombosit akan kembali normal pada waktunya yakni kurang lebih 7 hari.
Berikut ini Popmama.com ulas selengkapnya mengenai dokter Ardi yang menyebut jus jambu tidak bisa mengobati demam berdarah.
1. Apa itu demam berdarah?
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Penyakit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes Aegypti. Di mana saat nyamuk menggigit tubuh manusia, virus akan masuk ke dalam tubuh secara otomatis.
Pasien dengan DBD biasanya akan mengalami trombositopenia, kondisi di mana jumlah keping darah (trombosit) rendah atau berada di bawah normal.
2. Gejala demam berdarah
Beberapa gejala yang muncul saat seseorang mengalami DBD:
- Demam hingga suhu 39 derajat Celcius. Demam ini berlangsung selama 2 hingga 7 hari, kemudian turun dengan cepat.
- Nyeri pada kepala, belakang mata, otot, dan tulang.
- Tubuh terasa menggigil dan lemas.
- Terdapat ruam kemerahan di kulit.
- Mengalami kesulitan makan dan minum.
- Perut terasa mual hingga muntah.
- Feses berwarna hitam.
DBD yang sudah kritis biasanya menyebabkan tubuh terasa dingin, sehingga penderita mungkin merasa sudah sembuh. Padahal fase ini dinamakan sindrom syok dengue, yang justru bisa mengancam jiwa.
3. Jus jambu tak bisa sembuhkan demam berdarah
Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus demam berdarah di Indonesia, dokter Ardi Santoso, edukator kesehatan mengungkapkan satu fakta mengejutkan.
Jika selama ini, masyarakat percaya bahwa jus jambu bisa menyembuhkan demam berdarah dengan cara menaikkan trombosit, dokter Ardi justru menyebut sebaliknya.
Melalui media sosial Instagram, dokter Ardi menjelaskan bahwa pada prinsipnya jus jambu tak bisa menaikkan trombosit. Sebab trombosit dalam tubuh manusia, akan kembali normal jika memang sudah waktunya.
“Demam berdarah nggak ada obatnya ya. Nggak ada yang bisa menaikkan trombosit. Nanti (trombosit) akan naik sendiri secara alami, kalau harinya sudah lewat. Kalau mau ikhtiar cairan kayak jus jambu, boleh. Tapi pada prinsipnya jus jambu nggak akan menaikkan trombosit. Dia (trombosit) akan naik sendiri nanti,” ungkap dr Ardi.
Lebih lanjut, dokter Ardi mengatakan jika demam berdarah biasanya disertai demam hingga 7 hari. Di mana setelah hari ke 7, trombosit akan naik sendiri.
“Demam berdarah itu kan 7 hari, ya nanti setelah hari ke 7 dia akan naik sendiri (trombositnya). Jus jambu pun nggak bsia, apapun nggak bisa menaikkan,” tambahnya.
4. Jus jambu bisa bantu meningkatkan trombosit, ternyata salah kaprah
Anggapan mengenai minum jus jambu bisa bantu meningkatkan trombosit, ternyata salah kaprah.
Melansir dari laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Sri Rejeki dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM mengatakan bahwa, jus jambu tidak berkhasiat meningkatkan kadar trombosit yang kerap kali rendah pada pasien DBD.
Satu hal yang terjadi yakni, kandungan vitamin C pada jus jambu dianggap mampu meningkatkan daya tahan tubuh pasien DBD. Saat daya tahan tubuh meningkat, maka kadar trombosit penderita DBD juga akan naik secara perlahan dengan sendirinya.
5. Pasien DBD perlu perbanyak cairan dan patuhi anjuran dokter
Di akhir videonya, dokter Ardi kembali mengingatkan bahwa, pasien DBD perlu mengonsumsi lebih banyak cairan, serta mematuhi setiap anjuran dari dokter. Ini perlu dilakukan agar pasien terhindar dari kondisi syok demam berdarah, yang bisa menyebabkan komplikasi bahkan hingga mengancam jiwa.
Cairan yang dimaksud dokter Ardi yakni, cairan berupa minuman atau makanan, serta cairan yang berasal dari infus. Menurutnya, hal tersebut jadi satu-satunya terapi yang bisa dilakukan agar pasien DBD bisa sembuh.
“Tapi terpenting, mematuhi anjuran dokter. Karena jangan sampai orang yang kena demam berdarah ini jatuh ke dalam status yang gawat, yaitu syok demam berdarah. Makanya terapinya cuma satu, cairan. Jadi jangan lupa minum cairan yang banyak. Kalau memang diinfus ya pasti dokter sudah kasih infus yang sesuai dengan takarannya, kebutuhannya. Jadi nggak ada obatnya,” imbuhnya.
Dengan kata lain, ia menegaskan bahwa, mengonsumsi lebih banyak cairan seperti jus sangat dianjurkan. Namun masyarakat juga harus memahami, jika pada prinsipnya jus jambu tidak bisa mengobati demam berdarah.
Baca juga:
- 7 Ciri-Ciri Demam Berdarah pada Bayi, Harus Waspada!
- Bukan Hanya Jambu, 6 Jus Buah dan Sayur untuk Pasien Demam Berdarah
- Apa Itu Vaksin Dengue? Vaksin Demam Berdarah untuk Anak