TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mengenal Jenis-Jenis Batuk dan Cara Mengatasinya

Simak jenis-jenis batuk dan cara mengatasinya di sini!

Freepik/Stocking

Batuk jadi salah satu masalah kesehatan yang umum dialami masyarakat Indonesia. Batuk biasanya tergolong ringan dan bisa dilakukan pengobatan sendiri alias swamedikasi. Namun meski demikian, kamu tak bisa sembarangan melakukan swamedikasi. Sebab jika tidak dilakukan dengan benar, swamedikasi justru bisa menimbulkan masalah serius pada tubuh.

Karena alasan itu, dalam kesempatan wawancara daring, dr. Patriotika Ismail, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di RS St. Elisabeth Bekasi mengatakan bahwa, masyarakat perlu mengenali berbagai jenis batuk dan penanganannya.

Menurutnya, batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas. Batuk disebabkan oleh banyak faktor dan memiliki jenis yang berbeda-beda. Hal ini yang perlu diketahui oleh masyarakat, supaya nantinya penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.

“Penyebab dan jenis batuk bisa berbeda-beda, tetapi yang patut diperhatikan adalah jika batuk sudah dialami lebih dari 2 minggu termasuk batuk kronis, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter,” ungkap dokter yang kerap disapa Rio tersebut.

Nah, kali ini Popmama.com akan bagikan informasi selengkapnya mengenai jenis-jenis batuk dan cara mengatasinya.

1. Batuk yang bersifat akut

Freepik/8photo

Jenis batuk pertama yang dijelaskan oleh dokter Rio yakni batuk yang bersifat akut. Batuk ini biasanya berlangsung selama beberapa hari, bahkan sampai dua minggu. Umumnya, batuk jenis ini merupakan batuk produktif (berdahak) dan nonproduktif (kering).

Batuk akut biasanya muncul sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, serta masalah iritasi saluran napas yang disebabkan oleh polusi udara, zat alergen, dan asap rokok. Cara meredakannya, bisa dengan mengonsumsi obat batuk OTC (Over The Counter) atau tablet hisap untuk batuk kering.

2. Batuk di malam hari

Freepik/Freepik

Menurut dokter Rio, batuk di malam hari jadi salah satu jenis batuk yang perlu diwaspadai. Sebab selain karena flu atau iritasi saluran napas, batuk ini juga menjadi suatu tanda adanya Acid Reflux atau naiknya asam lambung ke saluran pernapasan.

Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan terjadinya batuk kronis. Karenanya, apabila kamu mengalami batuk di malam hari hingga berminggu-minggu, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

3. Batuk psikogenik

Freepik/8photo

Batuk psikogenik merupakan salah satu batuk yang cukup menarik. Dokter Rio menyebut batuk ini bukan disebabkan oleh penyakit fisik, melainkan karena seseorang merasa cemas serta panik, yang berasal dari pikiran.

Batuk psikogenik sering disebut sebagai Habit Cough atau batuk kebiasaan. Ketika seseorang berada pada situasi yang gugup, panik, tidak nyaman, atau berada di sekitar orang yang batuk, maka batuk tersebut akan muncul dengan sendirinya.

Habit Cough biasanya tidak berdahak dan tidak berbahaya. Batuk ini bahkan tidak memiliki respon terhadap terapi konvensional. Kondisi ini bisa membaik ketika masalah psikologis seseorang teratasi, serta pasien mendapatkan support dari orang sekitarnya.

Beberapa Tanda Batuk yang Perlu Diwaspadai

Freepik/Peoplecreations

Lebih lanjut, dokter Rio mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dalam mewaspadai tanda-tanda batuk. Berikut ini beberapa tanda batuk yang perlu diwaspadai oleh masyarakat, seperti:

  • Batuk terasa parah disertai demam
  • Mengalami kesulitan bernapas
  • Terasa nyeri di dada
  • Kesulitan makan
  • Mengalami penurunan berat badan
  • Batuk disertai darah

“(Tanda di atas) bisa jadi penyebabnya adalah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), batuk rejan (pertussis), atau bahkan tuberkulosis atau TB. Karena itu, jangan lalai menangani gejala-gejala parah, terutama jika batuk sudah dialami menetap selama lebih dari dua minggu,” kata dokter Rio.

Swamedikasi dengan Obat OTC, Bolehkah Dilakukan?

Freepik/pvproductions

Saat mengalami batuk, biasanya orang cenderung mengonsumsi obat-obatan yang dijual di pasaran, bolehkah demikian?

Terkait hal ini, dalam kesempatan yang sama, dr. Elizabeth Angelina selaku dokter medis PT Bintang Toedjoe pun memberikan penjelasan.

Menurutnya, melakukan swamedikasi dengan obat OTC boleh saja dilakukan. Obat OTC (Over The Counter) merupakan obat yang dijual bebas dan bisa dibeli tanpa resep dokter untuk meredakan batuk akut.

Namun, ia menyarankan setiap orang untuk lebih bijak dalam memilih obat OTC, serta memperhatikan dosis penggunaannya. Sebab kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, begitu juga proses penanganan batuknya.

“Untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obatan yang memang diperuntukkan untuk dijual bebas (OTC) untuk batuk dan menggunakannya sesuai dosis yang dianjurkan di kemasan. Hindari membeli sendiri obat-obatan yang tidak dijual bebas dan obat yang memerlukan resep dokter,” tambah dr. Elizabeth Angelina.

Jadi itulah informasi mengenai jenis-jenis batuk dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan baru buat kamu, ya!

Baca juga:

The Latest