Menkes Budi Gunadi Sebut Deteksi Dini Jadi Strategi Awal Lawan Kanker
Deteksi dini jadi strategi awal untuk meningkatkan angka keselamatan pasien kanker
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada Minggu (4/2/2024), MSD Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyelenggarkan pameran karya seni bertajuk ‘Close the Care Gap’ di Indonesia Design District, PIK 2.
Pameran yang digelar sejak 2 hingga 4 Februari ini, menampilkan lebih dari 100 karya seni dari para penyintas kanker mulai dari lukisan, tipografi, foto, hingga karya seni lainnya yang bertujuan untuk menghadirkan cerita perjalanan para pejuang kanker.
Dalam sesi talkshow pada Hari Minggu (4/2/2024), Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin turut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutnya terkait Hari Kanker Sedunia 2024, Budi Gunadi menyebut pentingnya deteksi dini, sebagai strategi awal untuk melawan penyakit kanker.
Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang merasa takut untuk melakukan pemeriksaan dini. Sehingga banyak pasien yang terdeteksi kanker sudah dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini jika dibiarkan terus menerus, membuat pasien terlambat ditangani, hingga akhirnya angka kesakitan dan kematian pun meningkat.
Berikut Popmama.com berikan ulasan selengkapnya mengenai Menkes Budi Gunadi sebut deteksi dini jadi strategi awal lawan kanker.
1. Deteksi dini kanker untuk tingkatkan angka keselamatan
MSD Indonesia bersama YKI dan Kementerian Kesehatan RI, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk sama-sama menutup kesenjangan informasi dan penanggulangan seputar penyakit kanker. Hal ini sejalan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia tahun 2024 yang mengusung tema ‘Close the Care Gap’.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya menyebut terkait pentingnya deteksi dini kanker, guna meningkatkan angka keselamatan pasien atau penderitanya. Ia menegaskan bahwa, deteksi dini jadi satu strategi yang efektif untuk melawan penyakit kanker.
“Kalau kanker bisa terdeteksi dini, dengan teknologi yg ada sekarang survivability rate-nya (tingkat keselamatan) tinggi. Kalau ketahuan terlambat, (angka) penderitaannya besar. Jadi, tolong promosi agar masyarakat bisa melakukan deteksi dini kanker,” kata Budi Gunadi, saat ditemui di PIK pada Minggu (4/2/2024).
Promosi atau edukasi yang baik, akan membuat masyarakat lebih berani untuk melakukan deteksi dini. Di mana menurutnya, jika hal tersebut dilakukan, maka 80% cerita mengenai kesedihan dan kematian akan berkurang.
“Jangan buat mereka takut. Perubahan sosial ini, butuh upaya bersama. Kalau deteksi dini kanker itu dilakukan, maka 80% cerita sedih dan kematian akan jauh berkurang. Jadi jangan takut untuk periksa dini,” Tambahnya.
2. Pemahaman mengenai kanker masih jadi tantangan besar saat ini
Lebih lanjut, Budi Gunadi mengatakan kalau saat ini masalah terkait kesenjangan dalam pemahaman dan pengobatan kanker, menjadi satu tantangan utama dalam melawan penyakit yang mematikan tersebut.
Kesenjangan yang cukup melekat di masyarakat yakni, banyaknya informasi yang tidak benar mengenai kanker, penanganan penyakit kanker yang lambat, hingga masih adanya penolakan dari pasien atau keluarga dalam menjalani pengobatan kanker.
“Penolakan ini seringkali disebabkan karena ketidaktahuan pasien, yang mengakibatkan sebagian besar kasus datang pada stadium lanjut. Lebih dari 70% pasien kanker didiagnosis pada stadium lanjut,” jelasnya.
Penjelasan dari Menkes Budi Gunadi diperkuat lagi dengan data dari Jurnal Kedokteran Indonesia tahun 2021, yang menyebut bahwa 86% pasien kanker mengalami keterlambatan pengobatan.
3. YKI sebut pasien kanker butuh dukungan keluarga
Terkait apa yang disampaikan Budi Gunadi, Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono, SpPD-KHOM, FINASIM, menyebut bahwa pasien kanker umumnya mengalami pergolakan emosi yang sangat berat. Di mana dalam fase tersebut, dukungan dan kebersamaan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangatlah dibutuhkan.
“Seseorang yang didiagnosis kanker tentunya merasakan pergolakan emosi yang sangat berat. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dan kebersamaan dari keluarga dan lingkungan sekitar,” kata Prof. Aru.
Karena itu, ia mengingatkan bagi para pendamping pasien untuk lebih meningkatkan pemahaman diri, memberikan dukungan aktif, serta terbuka akan berbagai jenis perawatan yang inovatif. Ketiga hal tersebut, akan sangat membantu para pasien yang sedang berjuang melawan kanker.
“Setiap tindakan kecil kita, mulai dari peningkatan pemahaman diri, memberikan dukungan aktif, hingga keterbukaan terhadap perawatan yang inovatif memiliki dampak besar dalam memberikan perawatan terbaik bagi mereka yang sedang berjuang,” jelasnya.
Membekali diri dengan beragam informasi, diharapkan bisa membantu pasien untuk mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat. Sehingga risiko terburuk dari penyakit kanker bisa dihindari.
4. Pusat edukasi dan informasi seputar kanker kini hadir untuk masyarakat
Tak hanya pameran dan talkshow, dalam momen peringatan Hari Kanker Sedunia 2024, MSD Indonesia juga turut meluncurkan @NgobrolinKanker. Ini merupakan pusat edukasi dan informasi terpercaya seputar kanker, yang bisa diakses oleh masyarakat salah satunya melalui platform media sosial Instagram.
“MSD Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong perluasan edukasi terkait kanker guna menghilangkan kesenjangan informasi di masyarakat. Dengan langkah-langkah inovatif, kami berupaya menjembatani pemahaman masyarakat tentang penyakit dan pengobatan kanker. Semua ini kami lakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif dalam perjuangan melawan kanker dan meningkatkan kualitas hidup para pasien,” jelas George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia.
@NgobrolinKanker tentunya jadi wujud nyata dalam menghadirkan informasi yang akurat, serta sebagai upaya menghilangkan kesenjangan informasi terkait kanker di masyarakat.
Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak memahami penyakit kanker atau takut melakukan deteksi dini, ya!
Baca juga:
- Diagnosis Kanker Payudara HER2 Low untuk Memberi Perawatan Efektif
- Penyebab Kanker Pankreas yang Diidap Eks Menko Maritim Rizal Ramli
- Kasus Kanker Paru Meningkat, Bukan Perokok Juga Bisa Terkena