TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara Meski Tak Ada Keluhan

Deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan harapan hidup dan mengurangi risiko mastektomi

Freepik/lovelyday12

Hingga kini, penyakit kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, dengan hampir 10 juta kematian yang terjadi di tahun 2020.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, angkat kejadian kanker di Indonesia sebesar 136 orang per 100.000 penduduk, atau berada pada urutan ke delapan di Asia Tenggara. Dimana angka kejadian yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42 per 100.000 penduduk, dengan rata-rata kematian 17 orang per 100.000 penduduk.

Berdasakan data tersebut, Dr. dr. Samuel J. Haryono, Sp.B (K) Onk mengingatkan pentingnya masyarakat untuk memeriksakan atau melakukan deteksi dini kanker payudara, guna menekan angka kematian dan meningkatkan angka harapan hidup pasien.

Hal ini disampaikan dalam acara bertajuk “Close the Care Gap: Rumah Sakit Siloam Berkomitmen Terus Melawan Kanker untuk Indonesia Lebih Sehat” yang diselenggarakan oleh MRCCC Siloam Hospitals di Jakarta, pada Selasa (7/2/23).

Berikut ini Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. Faktor risiko kanker payudara yang perlu diwaspadai

Freepik/Lifestylememory

Menurut dokter spesialis bedah konsultan onkologi, Dr. dr. Samuel J. Haryono, Sp.B (K) Onk, ada beberapa faktor risiko penyakit kanker payudara yang perlu diwaspadai khususnya untuk perempuan. Dimana hal ini tidak bisa dilihat secara langsung dari bentuk atau ukuran payudara.

“Payudara besar dan kecil, itu nggak ada hubungannya (dengan kanker payudara) ya. Payudara kecil pun juga rentan terkena kanker, bisa saja. Risiko kanker bukan pada ukuran payudara,” ucap dr. Samuel.

Berikut ini beberapa faktor risiko kanker payudara yang perlu diwaspadai menurut dr. Samuel.

  • Perempuan dengan masalah genetik atau keturunan.
  • Faktor gaya hidup atau lifestyle.
  • Perempuan yang pernah menjalani terapi radiasi atau pernah mengalami kanker.
  • Perempuan yang punya anak di atas usia 35 tahun.

2. Deteksi dini kanker payudara dapat meningkatkan harapan hidup pasien

Popmama.com/Rahayu Susilowati

Dokter Samuel mengatakan bahwa, deteksi dini kanker payudara bisa bermanfaat untuk meningkatkan harapan hidup pasien. Bahkan nantinya pasien memiliki kondisi yang sama seperti kolega mereka yang sehat saat ini.

“Kalau masih stadium awal, maka your survival rate itu akan sama dengan temanmu SD atau SMP yang sekarang sehat. Karena dia masih lokal harapan hidup besar. Pengobatan tidak macam-macam,” kata dr. Samuel.

Dengan deteksi dini, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun rata-rata bisa mencapai 90-95% pada stadium 1, 70-75% pada stadium 2, serta 10-25% pada stadium 3 dan 4. Dimana angka ini tentunya menunjukkan pentingnya deteksi dini untuk setiap individu.

3. Risiko mastektomi juga bisa dihindari dengan deteksi dini

Pexels/Klaus Nielsen

Menurut dokter yang merupakan anggota Perhimpunan Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) ini, sekecil apapun benjolan yang ditemukan di payudara, memang sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter. Tujuannya supaya dokter bisa menentukan perawatan dan pengobatan yang tepat mengenai kondisi pasien.

Apabila kanker terdeteksi lebih awal dan masih dalam stadium dini, maka payudara pasien masih bisa diselamatkan. Sehingga dalam kondisi ini pasien tak perlu menjalani mastektomi. Mastektomi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara.

Your breast is being preserved, conserved. Ayo datang lebih awal. Deteksi dini, kalau bisa skrining, kalau bisa cancer prevention, nanti era kita harus sudah periksa risiko-risiko riwayat keluarga,” ungkap dr. Samuel.

4. Deteksi dini kanker payudara bisa dimulai dari SADARI

Freepik/stefamerpik

Sejalan dengan apa yang disampaikan dr. Samuel, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD – KHOM mengingatkan bagi perempuan untuk mulai deteksi dini dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS), USG payudara dan mammografi.

Melansir dari website resmi Kementerian Kesehatan RI, SADARI atau Pemeriksaan Payudara Sendiri adalah salah satu cara mudah untuk mendeteksi kelainan pada ukuran, tekstur, serta bentuk payudara.

Pemeriksaan yang satu ini bisa dilakukan minimal satu bulan sekali dengan memegang payudara sendiri. Tujuannya untuk membantu mendeteksi ada atau tidaknya tanda kanker payudara, sehingga mengurangi risiko keparahannya.

Early detection save lives. Kalau kita bisa temukan pada stadium yang awal, survival rate-nya sangat tinggi dibandingkan dengan stadium empat,” kata dr Jeffry.

Demikian tadi informasi yang berhasil Popmama.com rangkum mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara meski tak ada keluhan. Semoga informasi ini bisa bantu menyadarkan kita betapa pentingnya deteksi dini kanker payudara.

Baca juga:

The Latest