Ramai Dibicarakan dalam Debat Capres 2024, Apa Itu Gizi Buruk?
Gizi buruk merupakan masalah kesehatan global yang banyak terjadi hingga saat ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini, isu mengenai gizi buruk banyak diperbincangkan publik. Salah satunya setelah gelaran debat kelima Pilpres 2024, yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Hari Minggu (4/2/2024).
Isu ini berawal saat Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, melontarkan pertanyaan kepada Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengenai stunting dan gizi buruk.
Isu gizi buruk hingga saat ini memang masih menjadi tantangan kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang. Di mana permasalahan kesehatan yang satu ini, banyak dialami oleh bayi dan balita, serta memiliki dampak langsung terhadap tumbuh kembang.
Nah, sebagai tambahan informasi untuk Mama dan Papa, kali ini Popmama.com akan berikan penjelasan mengenai apa itu gizi buruk, yang ramai dibicarakan dalam debat Capres 2024. Simak selengkapnya, ya!
1. Apa itu gizi buruk dan penyebabnya?
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gizi buruk merupakan suatu kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, guna memenuhi kebutuhan dasar untuk pertumbuhan, perkembangan, serta fungsi tubuh.
Pada bayi dan balita, gizi buruk jadi masalah kesehatan yang cukup berbahaya. Sebab kondisi ini bisa mengganggu pertumbuhan otak, organ tubuh, serta menghambat pembentukan sistem imun.
Gizi buruk disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
- Asupan makanan yang tidak cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
- Mengalami infeksi berulang, misalnya diare dan penyakit lain yang bisa menurunkan nafsu makan, serta kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.
- Masalah kurangnya air bersih dan sanitasi, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Kurangnya edukasi mengenai kebutuhan gizi harian.
- Faktor sosial ekonomi seperti kemiskinan, keterbatasan askes sumber daya, serta masalah ketidakstabilan ekonomi.
2. Faktor risiko gizi buruk
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gizi buruk.
Pada Ibu hamil:
- Menjalani kehamilan di usia remaja.
- Mengalami malnutrisi selama kehamilan.
- Kebiasan buruk merokok, minum minuman beralkohol, serta penggunaan narkoba saat hamil.
- Mengalami masalah kesehatan seperti terinfeksi HIV, sifilis, dan hepatitis B.
Pada anak:
- Lahir dalam kondisi prematur.
- Pola asuh yang tidak tepat.
- Mengalami infeksi berulang atau infeksi kronis.
- Lingkungan tempat tinggal yang kurang bersih atau berpolusi.
- Mengalami masalah kesehatan tertentu seperti cerebral palsy.
- Lahir dengan kelainan bawaan seperti pada sistem pencernaan atau bibir sumbing, yang bisa memengaruhi kemampuan untuk makan atau menyerap nutrisi makanan.
3. Gejala gizi buruk
Menurut WHO (World Health Organization) ada beberapa gejala yang mungkin muncul pada tubuh seseorang yang mengalami gizi buruk, diantaranya:
- Berat badan yang rendah, tidak sesuai dengan usianya.
- Mengalami stunting (pertumbuhan tubuh lebih pendek dibanding dengan orang lain seusianya).
- Berkurangnya pelekatan otot dan lemak subkutan.
- Rambut tampak kering, tipis, dan mengalami perubahan warna.
- Tubuh tampak seperti kekurangan energi, lemah, dan lesu.
- Sering mengalami sakit, karena sistem imun yang lemah.
4. Jenis-jenis gizi buruk
Gizi buruk bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada tubuh. Penting bagi Mama dan Papa, untuk mengetahui jenis-jenis gizi buruk dan gejalanya, agar bisa memberikan penanganan yang optimal bagi pasien atau penderita.
Berikut ini beberapa jenis gizi buruk yang umum terjadi:
- Marasmus
Marasmus disebabkan karena tubuh manusia kekurangan nutrisi berupa kalori dan protein. Kondisi ini banyak ditemui pada anak di bawah usia satu tahun. Gejalanya berupa penurunan berat badan, pengecilan otot, tulang terlihat menonjol, suhu tubuh rendah, mengalami diare kronik, susah buang air kecil, serta kulit kering, bersisik dan tampak tidak kencang.
- Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan masalah gizi buruk yang disebabkan karena kekurangan protein. Kondisi ini banyak dialami oleh balita usia 0-2 tahun, yang tidak mendapatkan cukup ASI atau makanan lainnya. Gejalanya berupa penurunan nafsu makan, perut buncit, otot mengecil, wajah yang tampak bulat atau sembab, muncul ruam merah di kulit, serta rambut menipis dan berwarna merah.
- Marasmus-Kwashiorkor
Marasmus kwashiorkor merupakan penggabungan kondisi antara marasmus dan kwashiorkor. Gejalanya berupa penurunan berat badan hingga tubuh tampak kurus, tulang terlihat menonjol, penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh, serta berat badan kurang dari 60% berat badan normal sesuai usia.
5. Kapan harus ke dokter?
Menurut WHO, jika salah satu atau beberapa gejala dari gizi buruk terlihat pada seseorang, maka disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan dan penanganan medis sangatlah diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti gangguan pertumbuhan, penyakit kronis, serta kematian.
Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan gizi buruk dengan melibatkan beberapa pemeriksaan seperti:
- Pemeriksaan laboratorium dengan tes darah, serta mengecek kadar nutrisi dalam tubuh.
- Pemeriksaan fisik dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan.
- Pemeriksaan riwayat makanan dengan menganalisa pola makan dan kandungan nutrisi.
Setelah ditetapkan diagnosis, penderita gizi buruk selanjutnya akan mendapatkan penanganan medis, berupa:
- Pemberian nutrisi tambahan seperti susu formula atau makanan kaya nutrisi.
- Pemberian antibiotik atau obat-obatan jika diperlukan.
- Pemberian suplemen dan mineral untuk memastikan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi.
- Pemberian konseling gizi kepada orangtua atau wali pasien.
Itulah penjelasan mengenai apa itu gizi buruk, yang ramai dibicarakan dalam debat Capres 2024. Semoga penjelasan ini bisa menambah pengetahuan baru, serta menyadarkan kita mengenai pentingnya pemenuhan asupan gizi bagi tubuh, ya!
Baca juga:
- Cara Mengatur Pola Makan Sehat, Penuhi Gizi Seimbang
- 5 Makanan yang Juga Punya Gizi Terbaik dari Omega-3 Setara Salmon
- Kesalahan saat Diet yang Masih Sering Dilakukan menurut Ahli Gizi