Rasa Tiba-Tiba Ingin Bunuh Diri, Kenali Call of The Void
Meskipun menakutkan, call of the void tidak ada hubungannya dengan keinginan bunuh diri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu pernah memiliki keinginan untuk melompat ke depan kereta yang sedang melaju, atau terjun bebas ke dasar air saat berada di sebuah jembatan?
Keinginan atau dorongan ini bernama Call of The Void. Jika kamu pernah merasakannya, berarti kamu nggak sendirian nih. Pasalnya, call of the void adalah hal yang umum dirasakan oleh seseorang. Hanya saja, tak banyak yang membicarakan atau membahasnya lebih lanjut.
Call of the void biasanya muncul secara tiba-tiba tanpa kita mengetahui alasannya, dan menghilang dengan begitu cepat.
Faktanya, kondisi ini tidak ada hubungannya dengan keinginan bunuh diri lho. Sebagian besar orang yang merasakannya, justru tidak merealisasikan keinginan berbahaya tersebut.
Lantas, apa yang menyebabkan call of the void muncul dan apakah ini suatu hal yang normal? Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi mengenai call of the void, dilansir dari Healthline. Simak sampai akhir ya!
1. Apa yang dimaksud call of the void?
Call of the void atau yang dalam bahasa Prancis disebut dengan l’appel du vide, adalah suatu dorongan yang muncul secara tiba-tiba untuk menempatkan diri kita ke dalam sebuah kehampaan atau kekosongan.
Satu-satunya studi yang mengeskplorasi fenomena ini dilakukan di tahun 2012, menunjukkan hasil bahwa, dorongan ini memiliki penjelasan ilmiah yang relatif mudah dijelaskan.
Call of the void sebenarnya menakutkan, dimana sebagian besar dorongan yang muncul meminta kita untuk melakukan sesuatu yang berbahaya, atau bahkan bisa berakibat fatal. Namun faktanya, call of the void sangat umum dirasakan dan tidak ada hubungannya dengan keinginan bunuh diri.
Kalau kamu sering atau pernah mengalaminya, cari tahu lebih banyak mengenai hal ini ya!
2. Beberapa contoh call of the void yang mungkin pernah kamu rasakan
Call of the void dikenal juga sebagai High Place Phenomenon (HPP). Ini karena, beberapa orang lebih sering merasakannya ketika berada atau berdiri di suatu tempat yang tinggi.
Tak hanya itu, call of the void juga bisa terjadi saat kita sedang melakukan aktivitas yang melibatkan bahaya atau risiko tinggi. Diantaranya:
- Keinginan untuk memutar setir dan berpindah jalur secara tiba-tiba saat sedang mengemudi. Padahal kondisi jalanan sedang ramai dan tentunya sangat berbahaya.
- Keinginan untuk melompat ke dalam air saat berada di atas jembatan atau kapal.
- Keinginan untuk terjun bebas ke bawah jurang.
- Keinginan untuk berdiri di rel kereta atau berusaha melompat di depan kereta yang sedang melaju.
- Keinginan untuk melukai diri sendiri saat sedang memegang pisau atau benda tajam lainnya.
- Keinginan untuk menempatkan benda logam ke stop kontak listrik.
- Keinginan untuk menempelkan atau menyentuh api dengan tangan kosong.
- Keinginan untuk menyiram minyak panas ke tubuh saat sedang memasak.
Ketika dorongan tersebut muncul, kita akan berusaha untuk melawannya dan mengatakan pada diri sendiri bahwa hal ini tidak benar. Ini terjadi karena kita sebenarnya memiliki kesadaran penuh.
Hanya saja kita terus berpikir untuk melakukannya, meskipun dorongan untuk melakukan hal berbahaya akan dengan cepat menghilang.
3. Apakah ini suatu hal yang normal?
Dorongan atau pikiran untuk melakukan suatu hal yang berbahaya tentu mengkhawatirkan ya. Lantas, apakah call of the void merupakan suatu hal yang normal?
Menurut para ahli, dorongan yang muncul untuk melakukan tindakan berbahaya atau yang disebut call of the void, merupakan perasaan yang normal dan sangat umum terjadi.
Menurut studi di tahun 2012 yang melibatkan 431 siswa, menemukan bahwa:
- Lebih dari setengah siswa yang melaporkan kalau mereka tidak memiliki pikiran untuk bunuh diri. Namun, mereka mengalami HPP dalam beberapa cara, mulai dari membayangkan hingga memiliki keinginan untuk melompat.
- Sekitar tiga perempat dari mereka sebelumnya pernah memiliki ide bunuh diri dan mengalami HPP.
- Orang yang lebih sensitif terhadap gangguan kecemasan, lebih mungkin mengalami HPP.
4. Penyebab terjadinya Call of The Void
Call of the void tidak terjadi begitu saja lho. Ada beberapa hal yang dipercaya sebagai penyebab munculnya kondisi tersebut, diantaranya:
- Keinginan atau insting untuk bertahan hidup
Saat berada di tempat yang berbahaya, misalnya di pinggir sungai, di samping perlintasan kereta, sebenarnya otak mengirimkan sinyal peringatan, seperti “mundur!”, “jangan sentuh!”, atau “jangan lakukan!”.
Sinyal peringatan ini terjadi dengan begitu cepat, sehingga kamu secara naluri langsung mundur dari hal yang membahayakan tersebut, tanpa menyadari alasannya.
Lalu saat memikirkan apa yang akan terjadi sebagai bentuk akibatnya, kamu justru salah mengartikan sinyal peringatan tersebut. Sehingga peringatan keselamatan berubah jadi dorongan untuk mencelakai diri sendiri, yang terkesan seperti rasa tiba-tiba ingin bunuh diri.
Meskipun pada akhirnya dorongan atau pikiran negatif tersebut tidak terealisasikan, karena call off the void dengan cepat berlalu.
- Gangguan kecemasan
Gangguang kecemasan jadi salah satu penyebab call of the void. Pasalnya, orang dengan gangguan kecemasan biasanya cenderung salah atau sulit memahami sinyal yang dikirim otak untuk tubuh.
Contohnya, orang dengan gangguan kecemasan percaya bahwa detak jantung yang berdebar merupakan tanda serangan jantung. Ini membuat mereka menjadi mudah panik, dan cenderung menafsirkan sinyal yang tidak mereka pahami.
Padahal pada keadaan tertentu, bisa jadi sinyal yang dikirim otak merupakan suatu tanda bahaya. Sehingga, orang dengan gangguan kecemasan tidak menyadari adanya pemikiran untuk mencelakai diri sendiri.
5. Apakah call of the void jadi satu hal yang perlu dikhawatirkan?
Ketika kamu merasakan call of the void, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya. Karena kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu cepat, seperti saat dorongan ini tiba-tiba muncul.
Dalam beberapa kasus, dorongan yang muncul akibat call of the void tidak memiliki arti yang serius atau signifikan. Bahkan tidak ada bukti yang menunjukan bahwa mereka berperan dalam masalah mental atau keinginan bunuh diri.
Tapi tak ada salahnya juga untuk berhati-hati pada kondisi ini. Perhatikan beberapa reaksi tubuh saat call of the void muncul ya. Hindari call of the void dengan cara menjauh dari jendela, ketinggian, serta usahakan untuk tetap fokus saat beraktivitas.
6. Kapan sebaiknya mencari bantuan medis jika merasakan call of the void?
Perlu kamu ingat bahwa, call of the void memang mirip dengan keinginan untuk bunuh diri. Jika kamu memiliki keinginan bunuh diri, kemungkinan kamu juga akan mengalami call of the void.
Kebanyakan orang melakukan tindakan bunuh diri tanpa pernah membuat rencana atau bahkan memiliki niat sebelumnya.
Oleh karena itu, jika kamu sering mengalami call of the void yang bahkan hingga mengganggu pikiran, sebaiknya segera lakukan konsultasi medis ya. Temui dokter atau orang yang ahli dibidangnya, agar kamu segera mendapatkan perawatan atau pengobatan.
Selain itu, mintalah bantuan medis jika kamu merasakan beberapa gejala kecemasan seperti berikut ini:
- Sering merasa khawatir akan suatu hal.
- Merasa mudah putus asa.
- Kesulitan dalam berkonsentrasi.
- Mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba.
- Sulit tidur dan kesulitan bangun dari tempat tidur di pagi hari.
- Perasaan sedih yang berlebihan.
- Merasa kesepian terus menerus.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai call of the void, dorongan untuk melukai diri sendiri secara tiba-tiba yang mirip dengan keinginan bunuh diri.
Umumnya dorongan untuk mencelakai diri sendiri yang disebabkan call of the void, akan cepat menghilang dengan sendirinya. Namun satu hal yang perlu diperhatikan, jika dorongan atau pikiran ini muncul bersamaan dengan keinginan bunuh diri dan kamu benar-benar ingin melakukannya, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan diri ke dokter ya.
Baca juga:
- Trigeminal Neuralgia, Sakit Gigi sampai Penderitanya Ingin Bunuh Diri
- Kata Psikolog, Ini Cara Mencegah Ketika Ada Niat untuk Bunuh Diri
- Kenali Tanda Seseorang Alami Gangguan Kecemasan Sosial