Waspada Mata Karatak! Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegahnya
Mata katarak bisa terjadi pada siapa saja dan berisiko menyebabkan kebutaan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Katarak merupakan penyakit mata yang umum dijumpai oleh masyarakat Indonesia dan harus segera ditangani. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), pada 2017 terdapat sekitar 1,3 juta kasus kebutaan yang diakibatkan oleh katarak.
Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Penderita katarak tidak disarankan menunda pemeriksaan dan penanganan, karena bisa berdampak buruk terhadap fungsi pengelihatan. Salah satunya bisa menyebabkan terjadinya kebutaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com berikan rangkuman pemaparan dari Dr. Anna Nur Utami, SpM, yang disampaikan dalam acara konferensi pers JEC Eye Talks yang diselenggarakan oleh JEC Eye Hospitals & Clinics, pada Kamis (21/4).
1. Apa itu mata katarak?
Seperti halnya uban, mata katarak juga bisa dialami oleh siapa saja, karena termasuk ke dalam jenis penyakit degeneratif. Bedanya hanya dari segi waktu, ada yang cepat dan ada yang lambat mengalaminya.
“Katarak adalah suatu kondisi dimana lensa natural kita, yang awalnya jernih saat kita usia muda atau anak-anak, menjadi menguning atau berkabut yang disebutnya cloudy lens,” ungkap dr. Anna.
Karena adanya kabut tersebut, biasanya penderita mata katarak cenderung merasa buram saat melihat suatu objek.
2. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kamu mengalami mata katarak
Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko mata katarak menurut dr. Anna.
- Usia
- Diabetes
- Paparan sinar UV beta
- Merokok
- Obesitas
- Darah tinggi
- Memiliki riwayat operasi mata
- Penggunaan obat kortikosteroid
- Terlalu banyak mengonsumsi alkohol
3. Apa gejala yang dirasakan oleh penderita mata katarak?
Pada orang dengan mata yang normal, pengelihatan cenderung akan bersih dan jernih. Namun ketika sudah mulai ada katarak, pengelihatan jadi buram dan berkabut. Rasanya seperti sedang melihat di balik kaca yang berembun.
Selain itu kontrasnya juga akan mulai berbeda. Ini disebabkan karena lensa mata yang awalnya jernih mulai menguning.
“Jadi melihat semuanya warna, itu jadi kuning. Terus kalau misalnya malam, melihat itu jadi lampunya harus terang sekali. Terus kalau misalnya menyetir malam hari, melihat lampu dari arah berlawan jadi silau sekali. Ini semua merupakan tanda-tanda dari katarak,” kata dr. Anna.
4. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah mata katarak?
Bagaimana cara mencegah mata katarak?
“Kalau misalnya usianya sudah 40 tahun ke atas, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin ke dokter mata, paling nggak dua tahun sekali,” kata dr. Anna.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah katarak menurut dr. Anna adalah dengan berhenti merokok, dan mengontrol kondisi kesehatan tubuh kita.
“Hindari merokok atau kurangi merokok. Dan dikarenakan salah satu faktor risiko katarak tadi adalah diabetes dan hipertensi, otomatis kalau misalnya sudah terlanjur ada diabetes dan hipertensi baiknya dikontrol. Karena memang diabetes dan hipertensi itu tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan obat-obatan dan mengonsumsi makanan yang sehat,” tambahnya.
Selain itu, kamu juga disarankan untuk menggunakan sunglasses anti UV setiap keluar rumah dan menghindari konsumsi minuman berlakohol.
5. Bagaimana jika sudah terlanjur mengalami mata katarak?
“Katarak belum ada obatnya sih, teknologinya sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan katarak selain operasi,” ungkap dr. Anna
Dr. Anna menjelaskan bahwa, tindakan operasi akan dilakukan pada penderita katarak menggunakan teknik khusus untuk membersihkan lensa. Jika kataraknya sudah bersih, kemudian akan dipasangkan lensa tanam yang baru.
Saat ini, lensa tanam sudah tersedia dengan bermacam-macam teknologi. Misalnya lensa tanam dengan satu fokus untuk lensa jauh saja, lensa dekat saja, maupun keduanya atau yang disebut multifocal.
Nah demikianlah tadi penjelasan mengenai mata katarak, faktor risiko dan cara mencegahnya.
Karena mata katarak bisa menyebabkan risiko kebutaan, ada baiknya kita melakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit atau klinik mata ya.
Bukan hanya kamu yang memiliki masalah penyakit mata, pemeriksaan rutin ini perlu dilakukan semua orang, guna mengetahui ada atau tidaknya penyakit mata. Dengan begitu, masalah gangguan pengelihatan bisa dicegah dan kamu dapat terhindar dari risiko kebutaan.
Baca juga:
- Waspada! Si Bayi Baru Lahir Bisa Langsung Kena Katarak. Ini Tandanya!
- Katarak pada Bayi: Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya
- 6 Penyebab Mata Panda Selain karena Kurang Tidur