Apakah Flu Babi Afrika yang Masuk ke Indonesia Bisa Menular?
Pemerintah ungkap penularan flu babi Afrika pada manusia
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) kini tengah meningkatkan kewaspadaan seta melakukan sejumlah mitigasi terkait adanya babi yang terserang African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.
Ribuan babi di Sulawesi Selatan dilaporkan mati akibat flu babi Afrika akibat virus yang bangkit kembali usai puluhan tahun lalu.
Kasus ini kembali ditemui di sebuah peternakan Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau pada April 2023.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), flu babi Afrika mampu menurunkan produksi ternak babi dan mempengaruhi populasi babi liar terutama di kawasan Asia-Pasifik. Penyakit ini juga sangat menular dan biasanya berakibat fatal.
Lantas, apakah flu babi Afrika bisa menular ke manusia? Berikut Popmama.com ulas untuk Mama.
Bisakah Menular ke Manusia?
Menurut laman resmi Kementerian Pertanian RI, flu babi Afrika tidak berbahaya dan tidak menjadi sebuah masalah kesehatan pada manusia.
Beberapa penelitian belum ada yang mengatakan virus ini menular ke manusia, sehingga tidak termasuk penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau biasa disebut zoonosis.
Meski belum ada kasus penularan ke manusia, seorang epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan daging babi yang terinfeksi tidak aman untuk dikonsumsi.
Bukan Hal Baru di Indonesia
Penyakit ASF ini bukan lagi hal yang baru terjadi di Indonesia, virus ini beberapa kali ditemukan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Batam.
"Flu Babi Afrika ini bukan hal baru di Indonesia, di NTT pernah terdeteksi selain di Batam memang sudah relatif lama sudah terdeteksi oleh Singapura yang mengimpor babi dari Batam," ungkap Dicky seperti yang dikutip dari ANTARA.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Wisnu Wasisa Putra, menjelaskan bahwa virus ASF telah masuk di Indonesia sejak 2019 di Medan dan penyebarannya hanya di lokasi yang sama.
Gejala Penyakit ASF
Virus flu babi Afrika diketahui masih belum memiliki vaksin atau obat untuk menanggulanginya, sehingga ASF menjadi penyakit yang menyebabkan kematian tinggi pada hewan yang terinfeksi.
Penyakit ini membutuhkan waktu beberapa tahun untuk ditanggulangi. Para peternak tentunya perlu mengetahui beberapa gejala flu babi pada hewan, seperti demam, pendarahan, bahkan kematian mendadak.
Virus ini menyerang saluran pencernaan hewan, berbeda dengan flu babi biasa yang umumnya menyerang saluran pernapasan.
Penanganan Flu Babi Afrika di Indonesia
Meski belum ada vaksin yang mampu mencegah penyakit ASF. Namun, ada langkah strategis untuk mencegah virus tersebut.
Dengan menerapkan biosekuriti dan manajemen peternakan babi yang baik serta pengawasan yang ketat dan intensif untuk daerah yang berisiko tinggi mampu cegah masuknya virus ke peternakan.
Bila babi sudah terkena ASF, isolasi hewan tersebut, peralatan serta kosongkan kandang selama dua bulan.
Babi yang mati akibat virus tersebut harus dimasukkan ke dalam kantong dan segera dikubur untuk mencegah penularan yang lebih luas.
Untuk saat ini flu babi Afrika tidak menular ke manusia ya, Ma. Namun, kamu harus tetap antisipasi dalam menghadapi wabah penyakit yang beredar.
Baca Juga:
- 7 Fakta Terbaru Flu Babi Afrika yang Masuk Indonesia, Harus Diwaspadai
- Anak Berusia di Atas 5 Tahun Lebih Berisiko terkena Virus Flu Babi
- 7 Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Virus Flu Babi yang Baru