Paralympic: Ajang Olahraga Internasional bagi Atlet Disabilitas
Ajang olahraga ini sudah digelar lebih dari 100 tahun, lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ajang Olimpiade Tokyo 2020 sudah selesai dan sekarang giliran para atlet disabilitas unjuk gigi di ajang Paralimpiade Tokyo 2020.
Paralimpiade Tokyo 2020 atau Tokyo 2020 Paralympic Games digelar pada 24 Agustus sampai 5 September 2021.
Ada 22 cabang olahraga yang dipertandingkan. Indonesia sendiri memiliki 23 atlet dari 7 cabang olahraga yang bertanding di ajang tersebut.
Paralimpiade atau yang lebih dikenal dengan sebutan Paralympic adalah ajang multi-olahraga internasional yang diikuti oleh atlet disabilitas. Dilansir dari laman resmi Paralympic.org, ajang olahraga ini telah dilaksanakan selama lebih dari 100 tahun.
Nah, untuk mengetahui informasi selengkapnya, simak ulasan dari Popmama.com berikut ini.
1. Bermula sebagai ajang olahraga bagi veteran dan warga sipil yang terluka semasa perang
Dikutip dari laman resmi Paralympic.org, Paralympic tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Perang Dunia II.
Diketahui, klub olahraga pertama untuk penyandang tuna rungu sudah ada sejak 1888 di Berlin. Akan tetapi, klub ini baru dikenal luas setelah Perang Dunia II.
Klub olahraga ini dibentuk sebagai proses rehabilitasi dan rekreasi bagi para veteran perang dan warga sipil yang terluka semasa perang.
Pada 1944, atas permintaan Pemerintah Inggris, seorang dokter bernama Ludwig Guttmann membuka klinik pusat cedera tulang belakang di Rumah Sakit Stoke Mandeville, Inggris Raya. Guttman menggunakan olahraga sebagai bagian dari proses rehabilitasi.
Seiring berjalannya waktu, olahraga ini berkembang menjadi olahraga rekreasi hingga akhirnya menjadi sebuah kompetisi.
Pada 29 Juli 1948 yang bertepatan dengan upacara pembukaan Olimpiade London, Guttmann menyelenggarakan kompetisi pertama untuk para atlet yang berkursi roda yang diberi nama Stoke Mandeville Games. Saat itulah tonggak sejarah Paralympic dimulai.
Sebanyak 16 prajurit dan perempuan yang terluka dilibatkan dan ikut serta dalam memanah.
2. Pertama kali digelar secara resmi di Italia
Lambat laun, banyak korban perang yang ikut berpartisipasi dalam Stoke Mandeville Games. Ajang olahraga ini kemudian menjadi bibit lahirnya Paralympic dan pertama kali digelar secara resmi pada 1960 di Roma, Italia.
Pada paralympic pertama, sebanyak 400 atlet disabilitas dari 23 negara ikut ambil bagian dalam kompetisi ini. Sejak itu paralympic rutin diadakan dalam empat tahun sekali bersamaan dengan olimpiade.
Paralympic di musim dingin pertama dalam sejarah diadakan pada 1976 di Swedia. Paralympic yang dilaksanakan pada musim dingin ini sama halnya yang dilakukan saat musim panas termasuk upacara pembukaan dan penutupan paralympic.
Sejak Paralympic musim panas di Seoul, Korea, pada 1988, dan Paralympic musim dingin di Albertville, Prancis, pada 1992, paralympic juga telah mengambil bagian di kota dan tempat yang sama dengan olimpiade karena kesepakatan antara International Paralympic Committee (IPC) dan International Olympic Committee (IOC).
3. Berkembangnya paralympic
Pada 1960, di bawah pengawasan Federasi Dunia mantan tentara, sebuah kelompok kerja internasional untuk olahraga penyandang disabilitas dibentuk dengan tujuan untuk mempelajari masalah-masalah olahraga bagi para penyandang disabilitas.
Berdasarkan hal tersebut, Organisasi Olahraga Internasional untuk Penyandang Disabilitas yaitu International Sport Organization for the Disabled (ISOD) pada 1964 menawarkan kesempatan kepada para atlet yang tidak dapat berafiliasi dengan Internasional Stoke Mandevile Games, seperti orang-orang dengan gangguan penglihatan, diamputasi, orang-orang yang mengalami cerebral palsy atau orang-orang yang lumpuh.
Sebanyak 16 negara yang berafiliasi dengan ISOD pada awalnya mendorong untuk memasukkan atlet buta dan yang diamputasi ke dalam Paralympic di Toronto pada 1976 serta atlet dengan cerebral palsy di Arnhem pada 1980. Hal tersebut bertujuan untuk dapat merangkul secara keseluruhan segala gangguan di masa yang akan datang dan bertindak sebagai Komite Koordinasi.
Akan tetapi, organisasi internasional yang berasosiasi dengan disabilitas lainnya seperti Cerebral Palsy International Sports and Recreation Association (CPISRA) dan International Blind Sports Federation (IBSA) didirikan pada 1978 dan 1980.
Kebutuhan akan koordinasi pertandingan, keempat organisasi internasional itu pada 1982 menciptakan International Co-coordinating Committee (ICC) Sports for the Disabled in the World.
Pada mulanya, ICC terdiri dari empat presiden CPISRA, IBSA, ISMGF (International Wheelchair and Amputee Sports Federation), dan ISOD, serta sekretaris jenderal dan satu anggota tambahan. International Committee of Sport for the Deaf (CISS) dan International Sports Federations for Persons with an Intellectual Disability (INAS-FID) bergabung pada 1986 tetapi para penyandang tuna rungu masih mempertahankan organisasi mereka sendiri.
Hal tersebut membuat para negara-negara anggota menuntut lebih banyak perwakilan nasional dan regional dalam organisasi.
4. International Paralympic Committee (IPC) lahir
Pada 22 September 1989, akhirnya International Paralympic Committee (IPC) atau Komite Paralympic Internasional didirikan di Dusseldorf, Jerman, sebagai sebuah organisasi nirlaba internasional yang bertindak sebagai badan pengatur global Gerakan Paralympic.
Kata “Paralympic” berasal dari kata depan Yunani, yaitu “para” yang berarti di samping dan kata “olympic”. Maknanya adalah bahwa paralympic merupakan permainan paralel untuk olimpiade dan menggambarkan bagaimana kedua gerakan itu hidup berdampingan.
5. Perbedaan paralympic dan olimpiade
Perbedaan utama antara paralympic dengan olimpiade terdapat pada peserta yang mengikuti ajang tersebut. Paraympic hanya boleh diikuti oleh atlet disabilitas saja.
Oleh karena itu, cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan juga berbeda dan beberapa cabor lainnya dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan atlet yang berlomba.
Selain itu, kedua ajang tersebut juga dinaungi oleh organisasi yang berbeda. Olimpiade dinaungi oleh International Olympic Committee (IOC) atau Komite Olimpiade Internasional, sedangkan Paralympic dinaungi oleh International Paralympic Committee (IPC) atau Komite Paralimpiade Internasional.
Perbedaan lain juga terdapat dalam sejarah, olimpiade jauh lebih tua dari pada paralympic.
Olimpiade telah digelar sejak zaman Yunani kuno dan olimpiade modern pertama kali digelar pada 1896 di Athena, Yunani. Sementara itu, paralympic pertama kali diadakan pada 1960 di Roma, Italia.
Demikian informasi mengenai lahirnya ajang paralympic hingga perbedaannya dengan ajang olimpiade, yang diulas oleh Popmama.com.
Bagaimanapun, ajang olahraga ini masih berlangsung sampai beberapa hari ke depan. Jangan sampai ketinggalan menonton, ya!
BacaJuga:
- 5 Baju Senam Ritmik Olimpiade Tokyo yang Unik dan Mencuri Perhatian
- Mengintip 7 Fasilitas di Olimpiade Tokyo 2020 yang Futuristik
- Inspiratif, Inilah Pemain Termuda "vs" Tertua Olimpiade Tokyo 2020