Penderita Radang Sendi Hindari Mengonsumsi Makanan dan Minuman Ini
Persendian yang sehat membutuhkan makanan yang bergizi seimbang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Arthritis atau radang sendi merupakan kondisi adanya peradangan kronis pada persendian. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit dan kerusakan pada persendian, tulang, dan bagian tubuh lainnya, tergantung jenis radang sendinya.
Osteoarthritis, yaitu peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan, merupakan salah satu dari jenis peradangan sendi yang sering terjadi. Faktanya, didiagnosis bisa diderita oleh 40 % laki-laki dan 47 % perempuan dalam hidupnya.
Sementara itu, rheumatoid arthritis (RA) dan psoriatic arthritis adalah kondisi peradangan yang dianggap penyakit autoimun.
Penelitian menunjukkan, intervensi diet, seperti menghindari makanan dan minuman tertentu dapat mengurangi keparahan gejala pada orang dengan radang sendi dan osteoarthritis serta meningkatkan kualitas kesehatan secara keseluruhan.
Nah, apa saja makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi oleh penderita radang sendi?
Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com akan memberikan informasi selengkapnya, dilansir dari Healthline. Simak yuk, informasinya!
1. Makanan dan minuman manis
Penderita radang sendi sebaiknya membatasi asupan gula tambahan terutama makanan dan minuman manis, seperti permen, soda, es krim, dan lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 217 orang penderita rheumatoid arthritis (RA) mencatat bahwa di antara 20 makanan termasuk soda yang dimaniskan dengan gula dan makanan penutup dapat memperburuk gejala RA.
Terlebih lagi, minuman manis seperti soda dapat secara signifikan meningkatkan risiko radang sendi.
Hal ini didukung sebuah penelitian yang dilakukan pada 1.209 orang dewasa berusia 20-30 tahun. Mereka mengonsumi minuman yang mengandung gula tambahan seperti fruktosa sebanyak lima kali seminggu.
Hasilnya, berpotensi tiga kali lebih besar berisiko menderita radang sendi dibanding yang mengonsumsi sedikit atau mengonsumsi minuman tanpa mengandung fruktosa.
Selain itu, penelitian lainnya pada hampir 200.000 perempuan juga mengaitkan asupan soda yang dimaniskan terhadap peningkatan risiko RA.
2. Daging merah dan daging olahan
Beberapa penelitian menyimpulkan, daging merah dan daging olahan dapat meningkatkan gejala radang sendi.
Penelitian pada 217 orang dengan rheumatoid arthritis seperti yang disebutkan di atas juga menemukan bahwa daging merah umumnya memperburuk gejala rheumatoid arthritis. Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan pada 25.630 orang menemukan, bahwa asupan daging merah yang tinggi dapat menjadi faktor risiko radang sendi.
Sebaliknya, pola makan nabati yang mengecualikan daging merah telah terbukti memperbaiki gejala radang sendi.
3. Makanan yang mengandung gluten
Gluten adalah sekelompok protein yang terdapat dalam gandum serta barley atau jelai. Makanan olahan turunan dari gluten cukup banyak ditemui, seperti roti, kue, mie, dan lain-lain.
Beberapa penelitian menyebutkan, makanan bebas gluten dapat meningkatkan gejala radang sendi. Terlebih lagi, orang dengan penyakit celiac memiliki risiko lebih besar terkena rheumatoid arthritis (RA).
Demikian juga, mereka yang memiliki penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis memiliki prevalensi penyakit celiac yang jauh lebih tinggi daripada populasi umum.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 66 orang dengan RA yang menerapkan pola makan atau diet vegan bebas gluten, secara signifikan mengalami pengurangan gejalanya.
Walau demikian, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi apakah diet bebas gluten saja bermanfaat bagi penderita radang sendi.
4. Makanan olahan
Makanan olahan seperti makanan cepat saji, sereal sarapan, dan makanan yang dipanggang biasanya mengandung biji-bijian olahan, gula tambahan, pengawet, dan bahan-bahan lain yang berpotensi menimbulkan peradangan yang semuanya dapat memperburuk gejala radang sendi.
Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa menu makanan Barat biasanya kaya akan makanan olahan dan dapat meningkatkan risiko rheumatoid arthritis (RA) dengan berkontribusi pada peradangan dan faktor risiko seperti obesitas.
Terlebih lagi, dalam sebuah penelitian pada 56 orang dengan RA yang mengonsumsi makanan olahan dalam jumlah yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan faktor risiko penyakit jantung, termasuk kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c) yang lebih tinggi, penanda kontrol gula darah jangka panjang.
5. Alkohol
Alkohol dapat memperburuk gejala radang sendi, siapa pun dengan radang sendi harus membatasi atau menghindarinya.
Sebuah penelitian pada 278 orang dengan spondyloarthritis aksial – peradangan yang memengaruhi sumsum tulang belakang dan sendi sakroiliaka (SI). Dalam penelitian ini, spondyloarthritis aksial dapat mengikat asupan alkohol dengan peningkatan kerusakan struktural tulang belakang.
Penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa asupan alkohol dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan serangan asam urat. Selain itu, konsumsi alkohol kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoartritis.
6. Minyak nabati tertentu
Makanan tinggi lemak omega-6 dan rendah lemak omega-3 dapat memperburuk gejala osteoarthritis dan rheumatoid arthritis (RA).
Lemak ini diperlukan untuk kesehatan. Namun, rasio omega-6 dan omega-3 yang tidak seimbang di sebagian besar menu makanan Barat dapat meningkatkan peradangan.
Mengurangi asupan makanan tinggi lemak omega-6, seperti minyak sayur, sambil meningkatkan asupan makanan kaya omega-3 seperti ikan berlemak dapat memperbaiki gejala radang sendi.
7. Makanan tinggi garam
Mengurangi makanan yang tinggi kandungan garamnya merupakan pilihan yang baik untuk penderita radang sendi. Makanan seperti udang, sup kalengan, pizza, beberapa keju, daging olahan, dan banyak makanan olahan lainnya memang sangat menggoda tetapi makanan-makanan tersebut mengandung garam yang tinggi.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus menemukan, bahwa radang sendi lebih parah terjadi pada tikus yang diberi makanan bergaram tinggi daripada yang menjalani makanan dengan garam yang normal.
Selain itu, penelitian pada tikus yang dilakukan selama 62 hari mengungkapkan, bahwa menu makanan rendah garam menurunkan keparahan rheumatoid arthritis (RA), dibandingkan dengan makanan yang bergaram tinggi. Tikus dengan konsumsi makanan rendah garam memiliki lebih sedikit kerusakan tulang rawan dan kerusakan tulang, serta penanda inflamasi yang lebih rendah, dibandingkan tikus yang diberi makanan bergaram tinggi.
Menariknya, para peneliti juga menyebutkan, bahwa asupan natrium yang tinggi dapat menjadi faktor risiko penyakit autoimun seperti radang sendi.
8. Makanan tinggi AGEs
AGEs atau Advanced glycation end products adalah molekul yang dibuat melalui reaksi antara gula dan protein atau lemak. Secara alami, kandungan ini terdapat dalam makanan hewani mentah dan terbentuk melalui metode memasak tertentu.
Sumber AGEs tertinggi adalah makanan hewani berprotein tinggi dan berlemak tinggi yang digoreng, dipanggang, dibakar, atau direbus. Misalnya, ayam panggang, steak panggang atau goreng, hot dog, dan lain-lain. AGEs yang terlalu banyak menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan.
Stres oksidatif dan pembentukan AGE terkait dengan perkembangan penyakit pada orang dengan artritis. Faktanya, orang dengan radang sendi telah terbukti memiliki tingkat AGEs yang lebih tinggi dalam tubuh daripada orang tanpa radang sendi.
Akumulasi AGEs di tulang dan persendian juga dapat berperan dalam perkembangan dan kemajuan osteoartritis. Penderita radang sendi mengganti makanan penuh AGEs dengan mengonsumsi makanan bergizi lainnya, seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan ikan.
Itulah ulasan tentang makanan dan minuman apa saja yang harus dihindari oleh penderita radang sendi. Jika mengalami radang sendi, diet dan gaya hidup sehat dapat membantu memperbaiki gejala penyakit tersebut.
Tak kalah penting juga adalah faktor gaya hidup seperti tingkat aktivitas, berat badan, dan kebiasaan merokok juga memengaruhi penyakit radang sendi.
Persendian yang sehat membutuhkan makanan yang bergizi seimbang, aktivitas fisik, dan jumlah istirahat yang cukup. Pastikan aktivitas harian cukup meliputi pilihan makanan sehat, olahraga teratur, dan juga kualitas tidur.
BacaJuga:
- Mengenal Piroxicam, Obat untuk Mengurangi Gejala Radang Sendi
- Meloxicam, Obat untuk Meringankan Radang Sendi
- Tips Atasi Insomnia Akibat Arthritis Rheumatoid alias Rematik