Indonesia Miliki ‘Radar’ Pendeteksi Virus, Demi Covid-19 Terkendali
Menteri Kesehatan klaim ‘radar’ pendeteksi virus terbaru berguna untuk mengendalikan kasus Covid-19
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hingga saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia semakin bisa terkendali. Hal ini dibuktikan dengan pencabutan program PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh Presiden RI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ia sampaikan menjelang tahun baru, tepatnya pada hari Jumat (30/12/2022).
Pada hari Selasa lalu (17/1/2023), diadakan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. Beliau juga membahas perihal melandainya kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan ‘radar’ baru yang dimiliki oleh Indonesia berhasil mendeteksi virus baru.
“Kita bisa mengendalikan Covid-19 karena kita tahu musuhnya apa dengan metode yang namanya genome sequencing,” ucapnya.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi terkait Indonesia miliki ‘radar’ pendeteksi virus baru.
Yuk, disimak faktanya!
1. Radar pendeteksi virus disebut genome sequencing
Melansir dari beberapa sumber, genome sequencing adalah metode untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus, dan manusia. Genom adalah materi genetik yang tersusun dari DNA.
Metode genome sequencing banyak digunakan sebagai penelitian di bidang genetik dan biologi molekuler, termasuk di bidang medis untuk memahami berbagai penyakit. Metode inilah yang digunakan di Indonesia selama setahun belakangan dalam mengontrol persebaran kasus Covid-19.
“Jadi kita yakin bisa mengendalikan Covid-19 dengan baik karena kita tahu caranya adalah dengan cepat mengidentifikasi musuhnya apa, varian barunya apa melalui genome sequencing,” ucap Menkes.
2. 'Radar’ pendeteksi tersebut sudah ada di 12 kota besar di Indonesia
Pada awal dilakukan genome sequencing, pemberlakuannya belum merata karena hanya dahulu alatnya hanya ada di Jawa dan di beberapa kota besar. Sekarang, alat-alat tersebut sudah ada di 12 kota di seluruh Indonesia.
Dari pemeriksaan genome sequencing dapat diketahui kenaikan dari kasus Covid-19 bukan disebabkan oleh mobilitas atau hari besar, melainkan akibat adanya virus varian baru.
3. Radar tersebut memudahkan Indonesia mengendalikan kasus Covid-19
Pemeriksaan genome sequencing telah ditata di lebih dari 12 laboratorium di seluruh Indonesia. Indonesia sempat mengalami kenaikan saat munculnya varian Alpha, Delta, dan Omicron.
Namun, berkat genome sequencing, Indonesia tidak mengalami kenaikan tinggi pada 2 gelombang lanjutan lain yang pernah terjadi di negara lain yaitu varian BQ.1 dan XBB.
Di depan para pimpinan daerah, Menkes Budi mengatakan saat Indonesia pertama kali melakukan genome sequencing, hanya mampu melakukan 140 sampel selama 9 bulan. Sekarang, setiap bulan bisa mencapai 8 ribu sampel.
“Jadi kayak ‘radar’nya ini setiap hari di monitor kalau ada varian-varian baru,” jelasnya.
4. Selain mengandalkan ‘radar’, Kemenkes juga mengukur imunitas masyarakat
Selain mengetahui variannya, harus diketahui juga daya tahan imunitas masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan imunitas tubuhnya.
Selama 6 bulan sejak Januari 2022, Kemenkes telah mengukur imunitas masyarakat melalui metode Sero Survey. Hasilnya 87 persen rakyat Indonesia sudah punya daya tahan atau imunitas di level 400-an. 6 bulan berikutnya dilakukan lagi Sero Survey dan hasilnya naik jadi 98,5 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki daya tahan imunitasnya di level 2000-an.
“Sekarang tingkat imunitas masyarakat masih tinggi melalui Sero Survey. Buktinya, dua kali gelombang tinggi kasus Covid-19 seperti di Eropa dan Cina, kita tidak naik,” ucap Menkes Budi.
Itulah rangkuman informasi terkait ‘radar’ pendeteksi virus baru yang dimiliki oleh Indonesia berdasarkan penuturan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga:
- WHO: Omicron XBB.1.5 Jadi Varian Baru Covid-19 yang Paling Menular
- PPKM Dicabut, Kemenkes Masih Evaluasi Skema Pembiayaan Pasien Covid-19
- Kabar Baik, Tahun 2023 Indonesia Produksi Vaksin Kanker Serviks