TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Flu Burung (H5N1) Ramai di Kamboja, Apa Penyebabnya?

Seorang papa dan anak perempuan di Kamboja terkena virus flu burung

Freepik/tawatchai07

Virus flu burung baru-baru ini sedang diperbincangkan di Kamboja. Pasalnya, flu burung (H5N1) menimpa seorang papa dan anak perempuannya, namun kementerian kesehatan di Kamboja menyampaikan bahwa tidak menunjukkan tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia. 

Avian influenza atau flu burung, biasanya ditularkan antar unggas, tetapi terdapat kemungkinan dapat ditularkan dari unggas ke manusia.

Deteksi infeksi baru-baru ini pada beberapa mamalia telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli. Rasa khawatir akan virus tersebut dapat berevolusi dan menyebar lebih mudah di antara manusia, sehingga berpotensi memicu pandemi. 

Kementerian Kesehatan mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus papa dan anak itu terinfeksi dari unggas di desa mereka. Tidak ada indikasi atau bukti bahwa infeksi terjadi dari salah satu di antara mereka.

Berikut ini Popmama.com paparkan tentang fakta virus flu burung yang terjadi di Kamboja secara lebih detail. 

1. Jenis virus H5N1 yang diderita anak perempuan di Kamboja berbeda dari virus yang menyebar di seluruh dunia

Freepik/kjpargeter

Dalam wawancara yang diterbitkan di situs web jurnal ilmiah Nature pada Selasa (28/2/2023), disebutkan bahwa gadis yang meninggal pada 22 Februari itu terinfeksi dengan jenis virus flu burung berbeda dari yang telah menyebar ke seluruh dunia.

Juru bicara kementerian kesehatan, Ly Sovann menyampaikan kesimpulan bahwa keduanya terinfeksi langsung dari unggas.

Kepada Associated Press, Sovann mengatakan bahwa kesimpulan tersebut dicapai oleh para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, serta rekan-rekan di Kamboja.

Erik Karlsson sebagai anggota tim yang menguji sampel virus dari gadis tersebut turut mengatakan bahwa virus itu termasuk dalam clade 2.3.2.1c. Virus itu merupakan kelompok virus yang telah ditemukan pada ayam dan bebek di wilayah tersebut selama hampir satu dekade.

Sebelumnya, semua orang sempat khawatir jika gadis itu terinfeksi 2.3.4.4b, kelompok virus yang menyebar di seluruh dunia dan saat ini menyebabkan masalah besar di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Clade 2.3.4.4 merupakan jenis baru dan belum banyak yang bisa diketahui tentangnya.

Perlu diketahui bahwa gadis itu merupakan orang pertama di Kamboja yang diketahui terdeteksi mengidap H5N1 sejak tahun 2014.

2. Papa dan anak di Kamboja itu merupakan satu-satunya penduduk desa yang terinfeksi H5N1

Freepik/freepik

Seorang gadis berusia 11 tahun dari desa di provinsi tenggara Prey Veng, Kamboja Selatan, meninggal dunia pada 22 Februari lalu di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh. Dia meninggal tak lama setelah tes memastikan bahwa dirinya menderita flu burung Tipe A H5N1.

Kementerian Kesehatan Kamboja kemudian melakukan tes pada 12 orang yang memiliki kontak dekat dengannya, namun hanya sang papa yang berusia 49 tahun yang dinyatakan positif. Lantaran tidak menunjukkan gejala yang parah, laki-laki tersebut dibebaskan dari rumah sakit Prey Veng tempat dia diisolasi pada Selasa (27/2/2023). Dia baru dipulangkan setelah tiga tes negatif.

Melansir Channel News Asia, keduanya merupakan satu-satunya penduduk desa di antara lebih dari dua lusin warga yang diuji yang ditemukan terinfeksi virus flu burung. Data tersebut diungkapkan oleh kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan.

Mengutip Associated Press, Menteri Kesehatan Kamboja Mam Bun Heng memperingatkan bahwa flu burung menimbulkan risiko yang sangat tinggi bagi anak-anak yang memberi makan, mengumpulkan telur dari unggas peliharaan, bermain dengan unggas atau membersihkan kandangnya.

Gejala infeksi H5N1 mirip dengan flu lainnya, termasuk batuk, nyeri dan demam, dan dalam kasus yang serius, pasien dapat mengalami pneumonia yang parah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamboja memiliki 56 kasus H5N1 pada manusia dari tahun 2003 hingga 2014, di mana 37 di antaranya berakibat fatal.

3. Kasus flu burung terbaru kemungkinan disebabkan oleh perubahan global dalam praktik pertanian

Freepik/starline

Belum jelas mengapa gadis itu bisa tertular virus tersebut setelah sekian lama tidak ada kasus H5N1 di Kamboja. Namun, Karlsson menduga bahwa hal itu terkait dengan perubahan global dalam praktik pertanian akibat pandemi Covid-19.

“Kita tahu, di Kamboja, pandemi telah meningkatkan jumlah peternakan unggas di halaman belakang rumah mereka. Banyak orang, misalnya pemandu wisata, tidak bisa bekerja dan harus menambah penghasilan dan sumber makanan untuk keluarga mereka,” kata Karlsson.

“Di seluruh dunia, orang-orang masih berjuang, dimana hal ini berdampak pada perubahan dalam praktik pertanian yang kemudian dapat meningkatkan risiko tambahan. Dan perubahan pada kesehatan masyarakat, misalnya kekurangan gizi atau kelebihan berat badan, dapat membuat orang lebih rentan terinfeksi,” tambahnya,

Itulah rangkuman tentang flu burung di Kamboja, Selalu berhati-hati dan jaga kesehatan ya, Ma.

Baca juga: 

The Latest