Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia Tertinggi se Asia Pasifik
Kasus kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia mencatat angka tertinggi se Asia Pasifik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 di Indonesia belum usai, bahkan kasus baru terus bertambah setiap hari. Baru-baru ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap fakta mengejutkan mengenai kasus Covid-19 yang menyerang anak Indonesia.
Pernyataan mengenai perkembangan kasus Covid-19 yang menyerang anak-anak Indonesia disampaikan oleh Ketua Umum IDAI, dr. Aman Bhakti Pulungan saat menghadiri rapat virtual bersama Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Luhut Pandjaitan pada Kamis (4/2/2021).
Seperti apa fakta kasus Covid-19 yang menyerang anak-anak Indonesia saat ini? Berikut pernyataan lengkap dr. Aman Bhakti Pulungan yang dirangkum Popmama.com.
Kasus kematian anak Indonesia akibat Covid-19 Tertinggi se Asia Pasifik
Dokter Aman menjelaskan, kasus kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia mencatat angka tertinggi se Asia Pasifik.
“Anak itu setiap minggu masih tinggi kasusnya, masih 8-9 persen, kadang 10 persen. Dan juga angka kematian kita paling tinggi (di ASEAN dan Asia Pasifik)," kata Aman dalam rapat tersebut yang dilihat kumparan dalam video, Jumat (5/2).
Kapasitas Testing untuk Anak Belum Terarah
Aman menyesalkan langkah pemerintah dalam penanganan Covid-19. Menurut dia, pemerintah kurang menyoroti kasus kematian anak akibat Covid-19. Hal ini terlihat dari kapasitas testing untuk anak yang masih belum terarah.
"Testing pada anak di beberapa daerah ini tidak dilakukan bahkan hanya dilakukan di atas 12 tahun,” ujar Aman.
Oleh karena itu, Aman meminta pemerintah mulai melakukan tes PCR terhadap bayi dan anak-anak untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.
“Bayi dan anak ini harus ditesting, Pak. Cucu saya 5 tahun," tuturnya.
Anak-anak Tidak Boleh Keluar Rumah
Aman juga meminta pemerintah lebih tegas menegakkan aturan protokol kesehatan untuk anak-anak. Menurut dia, anak-anak di atas 2 tahun sebaiknya diwajibkan menggunakan masker saat keluar rumah.
Bahkan, IDAI merekomendasikan aturan yang melarang anak-anak untuk keluar rumah agar tidak terpapar Covid-19.
“Jadi anak semuanya masih ada ke mal dan lain-lain. Kita lihat anak masih di mana-mana. Nanti gimana atasi situasi anak di rumah dan gimana, kita bersedia untuk nanti memberikan asupan," ungkap Aman.
Gejala Covid-19 pada Anak-anak
Badan kesehatan dunia (WHO) menyebut gejala Covid-19 pada anak-anak berbeda dengan gejala yang dirasakan orang dewasa. Sebagian besar orang dewasa yang terpapar Covid-19 umumnya mengalami gangguan pernafasan, demam, batuk, sakit tenggorokan, hingga kehilangan indera penciuman.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak yang terserang Covid-19 mungkin tidak menunjukkan gejala apapun. Mereka hanya mengalami gejala pencernaan seperti diare, muntah, dan mual.
Oleh karena itu, penting bagi Mama selaku orangtua untuk mengedukasi anak-anak untuk lebih disiplin menggunakan masker agar tidak terpapar Covid-19.
Mama bisa mengajarkan anak untuk sering mencuci tangan, memakai dan melepas masker dengan tepat, menjaga jarak fisik, hingga mempratikkan etika batuk atau bersin. Kebiasaan baik tersebut diharapkan bisa meminimalisir angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia.
Baca juga :
- Sempat Masuk ICU, Kini Ayah dari Andien Sembuh dari Covid-19
- Pentingnya Peran Mama untuk Membantu Mengurangi Penularan Covid-19
- Pemerintah Menargetkan Vaksinasi Covid-19 pada Nakes Sebanyak 1,5 Juta