Studi: Omicron Siluman Berpotensi Sebabkan Penyakit Parah

Para peneliti di Jepang mencoba menginfeksi hamster dengan sub-varian Omicron BA.2 dan BA.1. Hasilnya, hamster yang terinfeksi BA.2 mengalami penyakit parah yang ditandai dengan rusaknya fungsi paru-paru. 

Berdasarkan sampel jaringan, paru-paru hamster yang terinfeksi BA.2 mengalami kerusakan lebih parah dibanding paru-paru hamster yang terinfeksi BA.1. 

Salah satu peneliti bernama Kei Sato meminta masyarakat tidak menganggap remeh Omicron siluman. Sub-varian Omicron BA.2 tidak terdeteksi pada tes PCR seperti varian Omicron sebelumnya. 

Oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (GMS) guna mengidentifikasi adanya sub-varian Omicron BA.2. Sementara itu, Omicron siluman ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut sehingga ada kemungkinan ada penamaan ilmiah untuk sub-varian Omicron tersebut. 

“Kita butuh melihat huruf Yunani baru di sini (kemungkinan sub varian Omicron BA.2 masuk daftar baru Covid-19),” ungkap ahli virus Fakultas Kedokteran University of Washington, Deborah Fuller.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Jepang itu juga menemukan fakta bahwa sub-varian Omicron BA.2 bisa menembus antibodi orang yang telah divaksinasi atau antibodi orang yang telah terinfeksi Covid-19. 

Selain itu, sub-varian Omicron BA.2 juga resisten terhadap beberapa perawatan antibodi monoklonal. WHO kemudian meninjau tingkat keparahan pasien dari berbagai negara seperti Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark. 

Sampai saat ini, WHO belum menemukan perbedaan tingkat keparahan yang dilaporkan dari pasien yang terinfeksi Omicron BA.2. Sub-varian Omicron BA.2 hanya dipastikan lebih menular 30-50 persen dibanding Omicron asli. 

Jadi intinya, WHO meminta seluruh negara di dunia tetap waspada terhadap keberadaan Omicron siluman yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Negara-negara di dunia diharapkan tetap melaporkan dan memantau kesehatan pasien yang terinfeksi Covid-19.