Fakta Dibalik Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, 2 Anak Jadi Korban
Mengapa kejahatan ini bisa terjadi?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wilayah perumahan di Bojong Nangka, Pondok Melati, Bekasi, yang biasanya tenang dan damai terusik.
Selasa (13/11) pagi, Feby Lofa Rukiani menemukan tetangganya, keluarga Nainggolan, telah tewas bersimbah darah.
Sang kepala keluarga, Diperum Nainggolan (38), istrinya Maya Boru Ambarita (37), dan kedua anak mereka, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7), telah tiada.
Apa yang terjadi pada keluarga itu? Popmama.com melaporkan untuk Mama.
1. Misteri pintu pagar yang terbuka
Diperum Nainggolan adalah pengelola sejumlah rumah kontrakan milik Douglas Nainggolan, kakaknya. Feby Lofa Rukiani yang menjadi saksi utama adalah salah satu penghuni rumah kontrakan mereka. Feby mengatakan kepada Polisi ia menemukan pintu pagar rumah keluarga itu terbuka dan televisi di dalam rumah menyala pada pukul 03.30, Selasa, (13/11). Seperti yang dikutip dari IDN Times, Feby mencoba memberi tahu tetangganya itu perihal pintu pagar tersebut.
“Saya memanggil-manggil Bapak Nainggolan tetapi tidak ada jawaban. Saya juga mencoba menelepon beliau tetapi telepon tidak diangkat,” kata Feby.
Ternyata, setelah pagi sekitar pukul 06.30, biasanya keluarga Nainggolan telah sibuk berangkat beraktivitas. Namun hari itu tidak ada aktivitas dan Feby masih melihat pagar tersebut masih dalam posisi yang sama. Terbersit curiga di benak Feby karena ia tidak biasa melihat tetangganya demikian.
“Saya kemudian masuk ke rumah mereka lalu mengintip ke jendelanya. Kaget banget melihat ternyata ada orang tergeletak berdarah-darah,” kata Feby.
Melihat hal tersebut, Feby segera memanggil tentangga yang lain dan melaporkan kejadian itu ke Polisi.
Penghuni kontrakan yang lain, bernama Jimmy, kepada CNN mengatakan saat ia pulang sekitar pukul 23.00, ia tidak melihat kejanggalan di pagar. Seperti biasa, pagar telah terkunci. Namun karena penghuni kontrakan, Jimmy memiliki kunci untuk masuk ke area kontrakan.
Sementara itu, seorang satpam bernama Soleh, mengatakan kepada Polisi bahwa ia melihat mobil seperti Innova yang mengebut dari arah rumah korban. "Kira-kira pukul 02.30. Ada polisi tidur juga dihajar ngebut," kata Soleh.
2. Tewas karena benda tumpul
Kondisi keluarga itu sangat mengenaskan. Diperum dan Maya ditemukan tewas dengan luka benturan benda tumpul dan senjata tajam pada kepala. Anak-anak mereka tidak ditemukan terluka namun terindikasi kekurangan oksigen.
“Suami dan istri mengalami luka parah di bagian leher sementara anak-anak tidak mengalami luka,” kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto kepada wartawan.
Setelah pengolahan TKP, semua jenazah dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. Polisi menduga pembunuhan karena dendam
Polisi bertindak cepat. Mereka segera melakukan pemeriksaan dan menemukan beberapa barang berharga milik korban hilang. Termasuk, dua mobil yang biasanya terlihat di garasi rumah tersebut.
Namun, Polisi mengatakan mereka menduga motif pembunuhan bukan karena masalah ekonomi sebab beberapa bukti yang ditemukan tidak cocok dengan motif tersebut.
“Belum terkonfirmasi (soal mobil hilang- Red). Kan enggak bisa satu hari langsung ketemu (motifnya- Red). Butuh pendalaman,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.
Ada dugaan motif pembunuhan karena dendam. Namun, polisi masih mendalami semua bukti sebelum mengambil kesimpulan.
Dugaan pembunuhan karena dendam itu muncul melihat korban dewasa dan anak-anak diperlakukan berbeda oleh pelaku. Reza Indragiri Amriel, dosen psikolog forensik PTIK, mengatakan bahwa korban dewasa yang dibunuh dengan cara digorok lehernya dan anak-anak yang dibekap, menunjukan bahwa pelaku memiliki motif bukan perampokan.
Baca juga: Parah, Terduga Pelaku Pembunuhan Keluarga di Bekasi Masih Keluarga
4. Polisi bentuk tim khusus
Untuk mengungkap kejahatan ini, Polisi membentuk tim khusus. Polisi telah mengerahkan anjing pelacak, melakukan penyisiran tempat kejadian perkara dan mengamankan sejumlah barang bukti.
“Ada pakaian dan gunting (yang diamankan-Red),” kata Kepala Biro PeneranganMasyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.
Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap Douglas Nainggolan, kakak kandung korban.
Melihat tidak adanya tanda perlawanan atau masuk paksa pada rumah korban, Polisi menduga korban dan pelaku saling kenal.
5. Dimakamkan di Samosir
Setelah jenazah satu keluarga ini diperiksa di RS Polri Kramatjati, empat peti mati dibawa ke Gereja Oikumene Lahai Roi, Cijantung, untuk disemayamkan.
Menurut keluarga, keempat jenazah tersebut akan diterbangkan ke Medan untuk dimakamkan di Pangururan, Samosir, Sumatera Utara.
Semoga pembunuhan ini segera terungkap, ya Ma!