Perbedaan Obat Herbal dan Obat Konvensional Menurut Dokter
Obat herbal dan obat konvensional, kira-kira mana yang lebih efektif?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam dunia pengobatan, obat herbal dan obat konvensional sering menjadi dua pilihan utama yang dipertimbangkan masyarakat. Obat herbal yang berasal dari tumbuhan alami telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dalam berbagai budaya sebagai solusi tradisional.
Sementara itu, obat konvensional yang berbasis pada penelitian ilmiah modern menawarkan efektivitas yang terbukti dan dosis yang terukur. Lantas, apa perbedaan keduanya?
Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut perbedaan obat herbal dan obat konvensional menurut dokter.
1. Obat konvensional berfokus pada satu jenis penyakit
Obat konvensional umumnya dirancang secara spesifik untuk mengatasi satu jenis penyakit atau keluhan tertentu. Misalnya, obat demam digunakan untuk menurunkan suhu tubuh, obat batuk untuk meredakan batuk, dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri.
Jika seseorang memiliki tiga penyakit berbeda, biasanya dokter akan meresepkan tiga obat yang berbeda pula, sesuai dengan diagnosis dan kebutuhan masing-masing. Hal ini terjadi karena dalam obat konvensional, setiap jenis obat mengandung bahan aktif tertentu yang diformulasikan untuk menargetkan mekanisme spesifik dalam tubuh.
“Kalau obat konvensional, satu nama obat untuk satu jenis keluhan. Kalau di kita ada tiga penyakit, maka perlu tiga obat sekaligus,” kata dr. Rianti Maharani, M.Si, AIFO-K, Dokter Saintifikasi Jamu dan Ahli Herbal Medik, di acara ‘Peluncuran Mixagrip Herbal Greges’ di kawasan Jakarta Utara, Kamis (12/12/2024).
2. Obat herbal dapat mengatasi beberapa jenis penyakit
Berbeda dengan obat di pasaran, tanaman herbal mengandung berbagai senyawa aktif yang dapat mengatasi lebih dari satu jenis penyakit atau keluhan kesehatan. Misalnya, jahe dikenal memiliki sifat anti inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu meredakan mual, mengurangi nyeri otot, serta meningkatkan kesehatan pencernaan.
“Kalau dengan tanaman herbal, satu tanaman herbal bisa mengatasi dua penyakit. Karena dalam tanaman obat, memiliki senyawa aktif yang bisa mengatasi beberapa keluhan penyakit sekaligus,” lanjut dr. Rianti Maharani, M.Si, AIFO-K.
3. Jenis tanaman herbal beserta manfaatnya
Tanaman herbal telah menjadi andalan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Obat yang berasal dari kekayaan alam ini tidak hanya menawarkan solusi alami untuk berbagai keluhan kesehatan, tetapi juga dipercaya dapat menjaga keseimbangan tubuh secara holistik. Berikut beberapa jenis tanaman herbal beserta manfaatnya:
- Jahe merah: membantu meredakan peradangan di saluran pernapasan (anti inflamasi), melawan infeksi bakteri dan virus yang menyebabkan masuk angin (anti mikroba), meredakan gejala yang sering terjadi saat masuk angin (batuk, pilek, sakit tenggorokan).
- Cabai Jawa: anti oksidan, anti inflamasi, dan anti tumor. Tidak disarankan untuk ibu hamil karena dapat memicu kontraksi.
- Daun meniran: mengurangi rasa sakit dan peradangan, anti bakteria, meningkatkan daya tahan tubuh,
- Adas: mengurangi kembung.
- Daun mint: meredakan perut kembung, meningkatkan sirkulasi udara di hidung, mengurangi rasa mual, memberi rasa hangat pada tenggorokan, membuat tenggorokan lega.
- Madu: membantu melawan infeksi bakteri dan virus yang menyebabkan masuk angin, memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Demikian informasi seputar perbedaan obat herbal dan obat konvensional menurut dokter. Jadi, lebih pilih yang mana, Ma?
Bacajuga:
- 11 Obat Herbal Penambah Stamina Laki-Laki agar Kuat di Ranjang
- BPOM Tetapkan 10 Obat Herbal yang Bisa Rusak Ginjal dan Jantung
- Bayi Sakit, Apakah Boleh Minum Obat Herbal?