TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

The WonderMeets: Persiapan Mental Orangtua untuk Hadapi Pubertas Anak

Tak hanya fisik, pubertas juga memberikan dampak pada perubahan emosional anak

Popmama.com/Sania Chandra

Tak bisa dipungkiri, sosok Mama mempunyai peranan yang sangat besar dalam segala aspek di hidup kita. Mama seringkali menjadi sumber cinta tanpa syarat.

Mereka rela melakukan pengorbanan besar untuk kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anaknya. 

Dalam rangka Hari Ibu Nasional yang dirayakan setiap tanggal 22 Desember 2023, Popmama.com menggelar acara bertajuk The WonderMeets yang mengajak para Mama untuk mempersiapkan mental dalam menghadapi pubertas anak.

“Penting bagi kita para Mama untuk menyiapkan diri ketika anak puber. Tujuannya, supaya hari Ibu 22 Desember 2023 ini bisa dikenang sebagai titik balik dan kelulusan jiwa kita untuk menjadi ibu yang siap menghadapi anak yang akan dewasa,” kata Sandra Ratnasari selaku Editor in Chief Popmama.com di acara The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak', Jumat (22/12/2023). 

Menjelang pubertas, banyak sekali perubahan yang dialami anak. Itu sebabnya, para Mama harus mempersiapkannya sedini mungkin agar tidak salah langkah.

Lantas, bagaimana sesi seru The WonderMeets bersama Psikolog Hoshael Waluyo Erlan?

Yuk, simak ulasan selengkapnya!

1. Penting untuk mengenalkan pendidikan seks kepada anak sedini mungkin

Popmama.com/Sania Chandra The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak', Jumat (22/12/2023)

Di Indonesia, sayang sekali masih banyak orangtua di luar sana yang beranggapan bahwa mengajarkan sex education atau edukasi seks kepada anak merupakan hal tabu. 

Padahal, penting untuk mengajarkannya sedini mungkin karena pendidikan seks adalah bagian integral dari pembentukan, pemahaman, dan kesadaran anak mengenai tubuh mereka sendiri. 

“Pengenalan seksualitas termasuk organ seks itu harus sedini mungkin. Ingat, edukasi seks itu bukan hanya tentang hubungan seks saja, tapi ada juga pengenalan diri akan tubuh,” kata Hoshael Waluyo Erlan, Psikolog Klinis dan Mental Health Counselor IDN Media. 

Lantas, sampai mana sebaiknya batasan orangtua mengajarkan anak terhadap pendidikan seks agar tidak terlalu berlebihan?

“Batasan yang paling aman itu cukup mengenalkan anak tentang nama organ seks di tubuhnya. Orangtua perlu membentuk pondasinya terlebih dahulu agar pengetahuan terkait seks tidak berantakan,” jelasnya. 

2. Tak hanya fisik, pubertas juga memberikan perubahan pada emosional anak

Popmama.com/Sania Chandra The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak', Jumat (22/12/2023)

Pubertas dapat memberikan perubahan dalam segi fisik, seksual, sosial, dan emosional. Biasanya, dimulai pada usia 10-13 tahun untuk anak perempuan dan 11-14 tahun untuk anak laki-laki. 

Durasi pubertas setiap anak pun berbeda-beda, mulai dari 18 bulan sampai lima tahun. Faktor-faktor seperti gen, nutrisi, dan lingkungan dapat memengaruhi lamanya masa pubertas.

Pubertas adalah fase yang kompleks dan seringkali menantang bagi anak, baik dari segi fisik maupun emosional. 

“Penting bagi orangtua untuk mendukung anak selama periode pubertas dengan memberikan informasi yang akurat, dukungan emosional, dan pembicaraan terbuka tentang perubahan pada tubuh,” ungkap Hoshael Waluyo. 

3. Jenis perubahan fisik yang dialami anak laki-laki dan perempuan saat pubertas

Popmama.com/Sania Chandra The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak', Jumat (22/12/2023)

Pubertas membawa berbagai perubahan signifikan pada anak-anak, khususnya dalam segi fisik. Perubahan tersebut dapat berbeda-beda antara anak laki-laki dan perempuan.

Perubahan umum yang terjadi saat pubertas:

  • Kulit berminyak (kemungkinan berjerawat).
  • Rambut berminyak, sehingga membutuhkan lebih banyak keramas.
  • Peningkatan keringat dan bau badan (rutin mandi dan menggunakan deodoran bisa membantu). 
  • Cepatnya pertumbuhan tinggi badan (sekitar 11 cm/ tahun untuk anak perempuan dan 13 cm/tahun untuk anak laki-laki). 

Perubahan tubuh yang terjadi saat anak laki-laki alami pubertas:

  • Pertumbuhan penis dan testis.
  • Pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, dan rambut di area wajah.
  • Produksi testosteron yang menyebabkan produksi sperma.
  • Ereksi dan ejakulasi dimulai.
  • Pertumbuhan pada kotak suara yang menyebabkan adanya perubahan suara.

Perubahan tubuh yang terjadi saat anak perempuan alami pubertas:

  • Perkembangan payudara.
  • Perubahan tubuh, salah satunya seperti pinggul lebih lebar.
  • Pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak.
  • Mulainya menstruasi (awalnya mungkin tidak teratur).

4. Pubertas merupakan fase anak mencari identitas diri

Popmama.com/Sania Chandra The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak', Jumat (22/12/2023)

Selama masa pubertas, merupakan hal yang wajar jika anak ingin lebih mengeksplorasi hubungan dengan orang lain, membentuk pertemanan baru, dan mencari tantangan baru dalam hidupnya. 

Contohnya, anak mulai penasaran dengan pemahaman mengenai identitas seksual dan gender melalui cara berkencan. Pengalaman tersebut dapat membantunya membangun landasan untuk memahami definisi hubungan yang sehat. 

“Pubertas ini membuat anak mulai mempertanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui, mereka berusaha mencari identitas diri lewat perantara orangtua. Perubahan sosial dan emosional merupakan hal penting yang membantu mereka mengambil keputusan serta memahami konsekuensinya,” ujar Hoshael Waluyo. 

5. Tips bagi orangtua untuk memberikan dukungan kepada anak selama masa pubertas

Popmama.com/Sania Chandra The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak', Jumat (22/12/2023)

Masa pubertas bisa menjadi waktu yang menantang bagi anak maupun orangtua. Dukungan dan pengertian dari orangtua sangat penting untuk membantu anak menghadapi perubahan fisik, emosional, dan sosial. 

Berdasarkan penjelasan Hoshael Waluyo, berikut sejumlah tips bagi orangtua untuk mendukung anak selama masa pubertas 

  • Memberikan pujian: Berikan pengakuan pada sikap dan perilaku positif yang dilakukan anak. 
  • Pahami kemandirian yang dilakukan anak: Anggap penolakan terhadap peraturan yang dilakukan anak sebagai salah satu cara mereka untuk menjadi pribadi mandiri. 
  • Berikan respons yang tenang: Tetap tenang selama konflik terjadi. Diskusikan masalah usai situasi menjadi lebih kondusif. Ajarkan anak untuk mengelola emosi.  
  • Lakukan komunikasi terbuka: Beri tahu kepada anak bahwa kita sebagai orangtua bersedia untuk mendengarkan ceritanya. 
  • Membagikan pengalaman dengan orangtua lain: Berbagi pengalaman dengan orang tua lain agar Mama atau Papa tidak merasa sendiri. 
  • Jangan anggap sepele masalah jerawat: Jika jerawat selama masa pubertas sudah terlalu mengganggu, jangan ragu untuk segera menemui dokter atau spesialis kulit. 

Nah, jadi itu dia rangkuman sesi The WonderMeets 'Growing Up So Fast, Mempersiapkan Mental untuk Menghadapi Pubertas Anak'. Sungguh menjadi ilmu baru bagi para orangtua di luar sana, ya!

Baca juga:

The Latest