Waspada! Kerja Terlalu Lama bisa Tingkatkan Kematian
Jangan lupa batasi jam kerja agar tidak berlebihan ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memberikan dedikasi terbaik pada perusahaan dengan bekerja keras memang baik, namun bukan berarti tidak memerhatikan kesehatan dengan terlalu banyak lembur.
Mungkin bagi sebagian orang yang merupakan sangat menggilai bekerja, tentu lembur menjadi salah satu hal yang tidak begitu bermasalah. Nah, perlu diketahui bahwa seseorang yang bekerja terlalu lama akan meningkatkan kematiannya, sehingga jam kerja harus dibatasi.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi serta penjelasan dari WHO terkait hal tersebut.
1. Hilangnya nyawa terkait dengan jam kerja yang panjang
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan bahwa bekerja dalam waktu yang lama dapat menimbulkan risiko kersehatan kerja yang membunuh ratusan ribu orang setiap tahunnya.
Penelitian tersebut menemukan, hilangnya nyawa dan kesehatan berkaitan dengan jam kerja yang panjang pada 2016 mencapai 745.000 orang.
Sekitar 398.000 orang meninggal akibat stroke dan 347.000 karena jantung. Diketahui, mereka memiliki jam kerja setidaknya 55 jam atau lebih dari seminggu.
Antara tahun 2000 dan 2016, jumlah kematian akibat penyakit jantung terkait jam kerja panjang meningkat sebesar 42% serta penyakit stroke sebesar 19%.
2. Kerap terjadi pada pria dan pekerja paruh baya
Hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Environment Internasional menyebutkan bahwa beban penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan ini mayoritas terjadi pada pria yakni sebesar 72% kematian, orang yang bertempat tinggal di Pasifik Barat dan kawasan Asia Tenggara, serta para pekerja paruh baya atau lebih tua.
Kematian yang tercatat sebagian besar terjadi pada usia 60-79 tahun, yang telah bekerja selama 55 jam atau lebih per minggunya antara usia 45 dan 74 tahun.
Diketahui, jam kerja yang panjang tersebut bertanggung jawab atas sekitar sepertiga dari total perkiraan beban penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Sehingga hal ini ditentukan sebagai faktor risiko dengan beban penyakit akibat kerja terbesar.
3. Meningkatnya jumlah orang yang bekerja dengan jam kerja panjang
Penelitian tersebut menyimpulkan, bekerja 55 jam atau lebih per minggu sangat berkaitan dengan risiko stroke 35% lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyakit jatung iskemik 17% lebih tinggi, dibandingkan dengan bekerja dalam 30-40 jam seminggu.
Diketahui, ternyata adanya peningkatan jumlah orang yang bekerja dengan jam kerja yang panjang. Bahkan saat ini telah mencapai 9% dari total populasi secara global.
Tren tersebut justru menempatkan lebih banyak orang berisiko mengalami kecacatan terkait pekerjaan dan kematian dini.
4. Covid-19 mendorong tren peningkatan jam kerja
Analisis baru menemukan bahwa pandemi Covid-19 disebut mendorong tren peningkatan waktu kerja. Dikutip dari laman resminya, Direktur Jendral WHO Dr. Tedros Adhanom mengatakan, pandemi Covid-19 sudah mengubah cara kerja secara signifikan, dimana teleworking saat ini telah menjadi norma di banyak industri dan kerap mengaburkan batas antara rumah dan kantor.
Tak hanya itu, Dr. Tedros juga menambahkan bahwa banyak bisnis yang terpaksa mengurangi atau menghentikan operasi untuk menghemat uang dan pada akhirnya orang yang masih dalam daftar gaji bekerja lebih lama.
Ia meminta pemerintah, pemberi kerja, dan pekerja perlu bekerja sama dalam menyetujui batasan demi melindungi kesehatan para pekerja.
5. Merupakan bahaya kesehatan yang serius
Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO Dr. Maria Neira menjelaskan bahwa bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius.
Dr. Maria mengatakan, sudah saatnya pemerintah, pengusaha, dan karyawan menyadari fakta tersebut bahwa jam kerja yang panjang bisa menjadi penyebab kematian dini.
Nah, itulah beberapa informasi terkait jam kerja yang berlebihan ternyata bisa mengakibatkan kematian. Jadi, mulai saat ini coba untuk batasi jam kerja ya, Ma.
Baca juga:
- Benarkah Jam Kerja Sehari-hari Memengaruhi Kesuburan Perempuan?
- Mengenal ‘Body Clock’, Jam Kerja Tubuh untuk Menjaga Kesehatan
- 30 Kata-Kata Motivasi Penuh Makna agar Suami Semangat Kerja