5 Fakta Menarik Melati Riyanto di Balik Aksi Bye-Bye Plastic Bags
IMGS 2022 : Menjaga lingkungan harus menjadi tanggung jawab semua generasi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia Millennial and Gen Z Summit (IMGS) 2022 by IDN Media menghadirkan Melati Riyanto Wijsen dalam acara stage Future Is Female.
Melati Riyanto merupakan seorang aktivis muda yang mendirikan Bye-Bye Plastic Bags pada tahun 2013 bersama adiknya yaitu Isabel Wajsen.
Aktivis perempuan ini mendirikan Bye Bye Plastic Bags (BBPB) dilatar belakangi dengan pelajaran yang telah ia terima di sekolah dan pertama kali memperkenalkan BBPB saat di forum internasional sekaligus menjadi pembicara dalam World Ocean Day (2017) dengan tema “Our Ocean, Our Future”.
Lalu, apa saja ya fakta menarik dari aktivis perempuan Gen-Z ini? Berikut Popmama.com rangkum 5 Fakta Menarik Melati Riyanto Dibalik Aksi Bye-Bye Plastic Bags dalam acara IMGS 2022.
1. Memanfaatkan masa muda dengan sebaik mungkin
Menurut Melati, untuk melakukan perubahan dalam kehidupan tidak harus menunggu saat dewasa selagi hal tersebut dapat memberikan manfaat yang positif. Ia memulai aksi no plastic pada umur 13 tahun.
Selain itu, hal ini didasari dengan melihat tempat tinggalnya yaitu Bali dimana perlahan-lahan keindahan alamnya sudah mulai rusak akibat ulah beberapa orang yang tidak bertanggung jawab.
”Sebenarnya bukan tanpa alasan aku berani menggalakkan aski no plastic. Terlebih, saat melihat laut Bali makin banyak menampung sampah plastik dan terhitung cukup banyak. Atas semangat adikku juga, Isabel Wajsen yang mendukung aksi Bye Bye Plastic Bags,” kata Melati Riyanto Wijsen, Pendiri aksi Bye-Bye Plastic Bags dalam acara IMGS 2022 di panggung Future Is Female pada Kamis (29/9/2022) lalu.
2. Mengubah pola pikir untuk fokus melestarikan bumi
Pola pikir merupakan salah satu hal yang seharusnya diubah sebelum melakukan hal yang besar, apalagi hal tersebut adalah perihal ajakan menjaga bumi.
Menurut Melati, jika seseorang ingin merawat lingkungan, ia harus memulainya dengan mengubah pola pikir terlebih dahulu.
Misalnya, jika sudah menyuarakan tentang go green no plastic, ia harus konsisten terhadap hal tersebut.
”Menurut aku, kalau orang-orang sudah memutuskan no plastic, itu bukan jadi alasan untuk terlalu berlebihan menggunakan bahan kertas. Karena perlu diingat, penggunaan kertas secara besar juga sangat berpengaruh pada lingkungan dan makin banyaknya penebangan pohon,” kata Melati Riyanto Wijsen, Pendiri aksi Bye-Bye Plastic Bags dalam acara IMGS 2022 di panggung Future Is Female pada Kamis (29/9/2022) lalu.
Melati Riyanto berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan dengan konsisten dan tidak mengorbankan aspek yang lain.
3. Gangguan Eco-anxiety
Pada kisah Melati, timbulnya gangguan eco-anxiety sangat berpengaruh, apalagi dengan generasi muda yang mengaku takut menikah karena mempertimbangkan rasa takutnya akan kehidupan dimasa depan terhadap anak ataupun generasi penerusnya.
Dilansir dari ecoanxiety.com, eco-anxiety adalah keadaaan jika seseorang khawatir tentang dampak perubahan iklim, bencana ekologi global, atau peristiwa cuaca ekstrem tertentu dan kekhawatiran atau ketakutan tersebut sudah berlangsung secara terus-menerus atau untuk sementara waktu. Eco-anxiety juga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seperti sulit tidur, tidak fokus, dan lainnya.
4. Tantangan dalam memberikan edukasi
Melati melihat adanya kesulitan dalam tahap memberikan edukasi, khususnya kepada Gen-X atau yang sekarang terhitung berumur 40-55 tahun.
”Jadi rahasia umum, kalau mengedukasi generasi senior memang lebih sulit daripada Gen-Z. Hal tersebut secara nyata kerap terjadi di lapangan, maka tak dipungkiri kalau kesadaran dan keinginan menjaga alam masih memerlukan dukungan.” kata Melati.
Selain itu, Melati sangat berharap kesadaran menjaga lingkungan mejadi tanggung jawab bagi setiap generasi. Mama juga dapat berpartisipasi untuk mengurangi plastik dalam kegiatan sehari-hari.
5. Banyak hal yang berdampak pada lingkungan
Saat ini, banyak masyarakat yang sering melakukan hal yang dapat merusak lingkungan, seperti boros dalam menyalakan listrik, menggunakan air secara berlebihan, dan boros dalam menggunakan produk plastik.
Tanggapan Melati dalam melihat hal ini, masyarakat harus sadar bahwa setiap hal yang dilakukan dari kecil maupun besar dapat menimbulkan berbagai risiko.
”Jadi kalau aku melihat habit masyarakat, perlu diingat bahwa semua hal yang kita lakukan bisa berdampak pada lingkungan,” ucap Melati.
Maka dari itu, dengan melihat keadaan bumi yang semakin tua, sudah seharusnya kita merawat alam dan menjadi kesadaran diri masing-masing.
Nah, itulah 5 fakta menarik Menari Riyanto dibalik aksi Bye-Bye Plastic Bags. Sangat menginspirasi ya Ma!
Baca juga:
- IMGS 2022: Hustle Culture Itu Baik, Selama Kita Tahu Batasan Diri
- IMGS 2022: Patahkan Stigma Toxic Feminity dengan Women Empowerment
- IMGS 2022: Ada Banyak Kesempatan yang Muncul di Tengah Pandemi