TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Berdampak Buruk, Dokter Menentang Keras Penggunaan Vape!

Banyak orang beralih ke vape untuk berhenti merokok, padahal sama saja bahayanya

Freepik/Rostooleh

Dalam beberapa tahun belakangan ini, rokok elektrik atau vape telah menjadi kontroversi global karena para ahli kesehatan makin tidak menganjurkan penggunaan vape.

Meski banyak dimanfaatkan sebagai alat untuk berhenti merokok, tetapi makin kesini, vape terbukti berdampak buruk bagi kesehatan.

Pada bulan lalu, Juli 2023, pedoman medis baru dari American College of Cardiology tidak menganjurkan penggunaan rokok elektrik, khususnya pada orang yang memiliki penyakit jantung kronis. Tak hanya pada seseorang yang memiliki masalah jantung, rokok elektrik juga terbukti meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan memengaruhi kemampuan pembuluh darah pada orang muda sekalipun.

Berdasarkan laporan perusahaan data pasar dan konsumen bertajuk Statista Consumer Insights menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengguna vape terbanyak di dunia. Dengan banyaknya pilihan rasa serta aroma membuat kaum muda menjadi alasan tingginya penggunaan vape.

Namun, dampak buruk apa saja sih hingga dokter menentang keras penggunaan vape? Yuk, simak informasi Popmama.com di bawah ini!

1. Merusak paru-paru dan masalah pada sistem organ lainnya

Freepik/Rawpixel.com

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada lebih dari 2.800 pengguna rokok elektronik harus dirawat di rumah sakit. Bahkan, beberapa diantaranya meninggal dunia.

Penelitian menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan kerusakan yang memengaruhi seluruh tubuh. Hal ini berhubungan dengan kondisi medis yang disebut e-cigarette or vaping use-associated lung injury (EVALI).

Tidak hanya menyebabkan kerusakan pada paru-paru, tapi juga dapat menyebabkan masalah pada sistem organ lain. Meski begitu, para ahli belum bisa memastikan efek jangka panjang, lantaran produk ini belum cukup lama berada di pasaran.

2. Dokter tidak menganjurkan penggunaan rokok elektrik dan konvensional secara bersamaan

Freepik

Bagi kamu yang ingin berhenti merokok, dokter menganjurkan untuk tidak menggunakan rokok elektrik sebagai alat bantu bersamaan dengan rokok konvensional.

Pasalnya, efek gabungan dari kedua jenis rokok ini sangat berbahaya bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kardiovaskular lainnya.

Salah satu contoh tragis dari bahaya kombinasi rokok elektrik dan rokok tradisional adalah kisah Frances Daniels, sebagai orang tua sekaligus relawan di Parents Against Vaping yang harus menyaksikan putranya yang berusia 17 tahun berjuang di Unit Perawatan Intensif selama kurang lebih 5 minggu karena EVALI.

“Pada titik tertentu, mereka memiliki 6 selang dada yang berbeda dan dimasukkan dalam daftar tunggu untuk transplantasi,” kata Daniels, dikutip dari ABC News.

3. Alternatif dari berhenti merokok

Freepik/User18526052

Dokter menganjurkan bagi orang-orang yang ingin berhenti merokok dapat memilih produk yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA), di antaranya adalah terapi penggantian nikotin dengan patch, permen karet, atau inhaler, dan obat-obatan, seperti bupropion atau varenicline.

Namun, beberapa kasus juga memerlukan terapi perilaku kognitif. Kamu juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi merokok di Quitline.INA di nomor 0-800-177-6565 (bebas pulsa), yang siap membantu. Kalau masih sulit, kamu bisa menemui dokter spesialis paru atau klinik khusus berhenti merokok.

Jadi, untuk kamu pengguna vape atau rokok konvensional, dokter tidak menganjurkannya, ya. Yuk, jaga tubuh dan jiwa lebih sehat!

Baca juga:

The Latest