Sakit Kepala Hypnic Menyerang pada Malam Hari, Ini Penyebabnya!
Kenali penyebab, gejala, hingga pengobatan sakit kepala Hypnic, yuk!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sakit kepala hypnic atau sakit kepala hipnik merupakan salah satu jenis sakit kepala yang langka. Mengapa langka? Karena terjadi saat sedang tidur dan membuat kamu terbangun.
Sakit kepala hypnic sering disebut sakit kepala “jam alarm”, karena terjadi dalam waktu yang sama beberapa malam selama seminggu. Bahkan, beberapa orang mengalaminya setiap malam.
Umumnya, sakit kepala ini sering terjadi pada orang tua berusia di atas 60 tahun. Selain itu, sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Tanpa panjang lebar, kenali penyebab, gejala, diagnosis, hingga pengobatan sakit kepala Hypnic. Yuk, simak informasi Popmama.com di bawah ini!
1. Penyebab sakit kepala hypnic
Meski tak sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian percaya jenis sakit kepala ini merupakan varian dari migrain karena memiliki banyak mekanisme yang sama.
Menurut laporan dalam jurnal Cureus tahun 2021, kondisi ini terjadi karena berkaitan dengan gangguan ritme sirkadian (siklus tidur-bangun alami) akibat gangguan pada daerah hipotalamus di otak.
Dilansir dari Verywell Health, beberapa penyebab sakit kepala hypnic, sebagai berikut.
- Hipotalamus yang hiperaktif: Saat terlalu aktif, ada kemungkinan lebih tinggi untuk timbul sakit kepala.
- Vasodilatasi: Menurut teori lain, sakit kepala hypnic muncul karena pelebaran pembuluh darah di hipotalamus karena hipokapnia atau karbon dioksida yang berlebihan dalam darah selama tidur. Hal ini mampu meningkatkan tekanan pada lapisan jaringan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang sehingga menyebabkan sakit kepala.
- Berkurangnya materi abu-abu: Dalam jurnal Annals of Neurology tahun 2011 menggunakan neuroimaging menemukan bahwa orang dengan sakit kepala hypnic memiliki materi abu-abu yang lebih sedikit-neuron kritis yang mengatur banyak fungsi sistem saraf pusat, khususnya di pusat nyeri hipotalamus.
Beberapa faktor kesehatan pun telah mengaitkan dengan sakit kepala hypnic, sebagai berikut:
- Usia: Jarang terjadi pada bayi, anak-anak remaja, dan dewasa muda. Umumnya menyerang seseorang yang berusia di atas 50 tahun.
- Jenis kelamin: Perempuan cisgender tiga kali lebih mungkin mengalami sakit kepala hypnic, dibandingkan laki-laki.
- Riwayat gangguan sakit kepala: Sebanyak 30-60% dari orang dengan sakit kepala hypnic melaporkan pernah mengalami migrain atau gangguan sakit kepala lainnya.
2. Gejala sakit kepala hypnic
Dalam jurnal Neurologia tahun 2015, gejala sakit kepala hypnic adalah
- Nyeri atau berdenyut memengaruhi satu atau kedua sisi kepala
- Mual
- Mata atau hidung berair
- Kepekaan terhadap cahaya atau suara
- Bangun tengah malam karena sakit kepala
Sakit kepala hypnic dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya. Ciri yang membedakan sakit kepala hypnic adalah waktu terjadinya. Biasa terjadi pada tengah malam, sekitar dua hingga tiga jam setelah tidur.
Sakit kepala ini dapat berlangsung selama 15 menit hingga 3 jam, dengan rata-rata 90 menit. Meskipun sakit kepala ini jarang terjadi, tetapi dari pengalaman umum bagi orang-orang yang mengalaminya terjadi setidaknya 10 kali selama sebulan.
3. Diagnosis sakit kepala hypnic
Pada awalnya, dokter akan memulai dengan menanyakan pola dan kebiasaan tidur mulai dari “apakah kamu mendengkur atau gelisah pada malam hari?”. Kemudian, dokter akan mencoba mengesampingkan kemungkinan penyebab lainnya, seperti:
- Kejang pada malam hari.
- Sleep apnea.
- Gangguan sakit kepala primer lainnya, seperti sakit kepala cluster atau migrain.
- Tumor otak.
- Tekanan darah tinggi pada malam hari atau gula darah rendah.
- Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan.
- Peradangan di arteri di kepala.
- Cedera kepala atau pendarahan di otak.
Dokter akan merekomendasikan satu atau beberapa tes di bawah ini untuk mengenal diagnosis lebih lanjut:
- Tes darah
- MRI
- CT Scan
- Studi tidur
4. Pengobatan sakit kepala hypnic
Meski tak ada terapi untuk sakit kepala hypnic, pendekatan pengobatannya dengan obat yang bekerja untuk mencegah serangan. Selain itu, beberapa perubahan gaya hidup juga dapat membantu serta perawatan media nonfarmakologis lainnya.
Pengobatan abortif
Sejumlah pengobatan abortif diresepkan untuk mengatasi sakit kepala hypnic, termasuk:
- Kafein
- Analgesik (obat-obatan yang menggabungkan kafein dengan aspirin atau asetaminofen)
- Triptan
Pengobatan preventif
Karena sakit kepala hypnic ditandai dengan serangan berulang, berbagai macam pengobatan dan pendekatan dapat dicoba, termasuk:
- Lithium: Obat psikiatri sering digunakan untuk gangguan bipolar.
- Kafein: Biasanya secangkir kopi sebelum tidur.
- Indomethacin: NSAID yang digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan.
- Melatonin: Hormon yang dilepaskan oleh tubuh yang membantu siklus tidur-bangun, sering digunakan sebagai suplemen untuk mendukung tidur.
- Amitriptyline: Obat antidepresan dan nyeri saraf.
- Antikonvulsan: Anti kejang.
Pendekatan non farmasi
Beberapa pendekatan nonfarmasi yang telah dicoba, di antaranya:
- Neurostimulasi: Digunakan dalam kasus kronis, gelombang listrik atau magnet ringan yang dipancarkan dari perangkat khusus ditransmisikan melalui kulit kepala dan pelipis.
- Blok saraf: Suntikan obat anestesi ke saraf di leher dan kepala yang akan bekerja untuk memblokir pesan nyeri pada kasus sakit kepala kronis.
- Terapi oksigen: Penelitian telah menunjukkan terapi oksigen 100 persen melalui masker wajah efektif untuk jenis sakit kepala tertentu.
- Aktivitas fisik: Laporan kasus menunjukkan bahwa melakukan beberapa aktivitas fisik dapat membantu meredakan serangan setelah serangan.
Meski terlihat sakit kepala biasa saja, tapi sakit kepala hypnicbisa bikin frustasi, lho. Kalau kamu atau orang di sekitarmu sering mengalami sakit kepala hypnic, cobalah konsultasi dengan dokter agar mendapatkan perawatan yang efektif.
Baca juga:
- 5 Fakta Sakit Kepala Hormonal yang Disebabkan oleh Banyak Faktor
- Badan Pegal dan Sakit Kepala Gejala Kolesterol Tinggi? Cek Faktanya!
- 5 Cara Mengatasi Sakit Kepala saat Haid