Hati-Hati! Bahaya Melakukan Tes Swab Mandiri Tanpa Tenaga Medis
Bahayanya melakukan tes swab mandiri tanpa dampingan tenaga medis
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa waktu lalu, pengguna media sosial dikejutkan oleh Bunga Citra Lestari (BCL) yang melakukan tes swab sendiri terhadap teman-temannya.
Tes swab tersebut dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa didampingi tenaga medis. Ia membagikan pengalamannya tersebut melalui instastory di akun Instagram pribadinya.
Tindakan ini pun viral dan menimbulkan banyak tanggapan. Sebab, dalam video tersebut BCL tidak didampingi tenaga medis dan ia tidak mengenakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD). Sehingga, hal tersebut banyak menimbulkan banyak pertanyaan.
Lalu, adanya tindakan tes swab mandiri ini apakah sebetulnya boleh dilakukan? Apa bahaya yang mungkin terjadi jika dilakukan?
Simak penjelasan Popmama.com terkait bahaya melakukan tes swab mandiri berikut ini ya.
Hidung Memiliki Struktur Anatomi yang Sempit dan Melengkung
Melakukan tes swab mandiri tanpa pengawasan tenaga medis adalah hal yang sangat berisiko. Sebab, orang awam yang tidak mempelajari ilmu kesehatan dengan mendalam tidak memahami anatomi tubuh manusia.
Hidung manusia memiliki struktur rongga yang sempit. Selain itu, rongga hidung juga memiliki struktur anatomi yang melengkung. Sehingga, jika dilakukan oleh seseorang yang tidak memahami hal ini bisa melakukan kesalahan saat pengambilan sampel.
Saat seseorang yang tidak terlatih melakukan tes swab, bisa saja sampel yang terambil hanya dari rongga hidung bagian luar. Padahal, bagian sampel yang diambil seharusnya berada di bagian dalam hidung. Hal tersebut dapat membuat hasil akhir tes menjadi tidak akurat.
Kemungkinan Alat Patah saat Swab dan Terjadi Infeksi
Pengambilan tes swab mandiri tanpa dibantu oleh tenaga medis bisa sangat membahayakan. Akibat ketidakpahaman terhadap struktur anatomi dan penggunaan alat, bisa membuat kemungkinan alat menjadi patah. Hal ini bisa terjadi karena alat mengenai bagian mukosa yang membuat seseorang reflek menjadi bersin dan alat menjadi putus.
Kejadian ini cukup sering terjadi. Namun apabila hal ini terjadi, lalu yang melakukan tes swab adalah orang yang tidak paham bagaimana cara mengambilnya dan menanganinya maka dapat berakibat terjadinya perdarahan. Tentu hal demikian akan sangat membahayakan bagi seseorang yang dilakukan tes.
Perdarahan juga bisa terjadi karena alat yang tanpa sengaja menyenggol pembuluh darah yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Sebab, di bagian rongga hidung terdapat banyak pembuluh darah yang mudah pecah.
Jika ada pembuluh darah yang pecah,jalur pernapasan bisa tersumbat dan sangat membahayakan. Dalam bidang THT, pecahnya pembuluh darah termasuk ke dalam kegawatdaruratan. Sehingga, hal ini harus ditangani serius oleh pihak medis.
Melakukan Test Swab Sendiri dapat Membahayakan Kedua Pihak
Dalam prosedur melakukan tes swab Covid-19, penggunaan APD adalah hal wajib untuk mencegah penularan. Tetapi, dalam kasus swab mandiri ini dilakukan oleh orang non medis yang tidak memahami prosedur seperti ini.
Melakukan tes swab sendiri tidak hanya berisiko terjadinya alat yang patah ataupun perdarahan tapi juga sangat membahayakan bagi kedua pihak. Baik yang melakukan tes dan yang dilakukan tes sangat berisiko.
Sebab, ketika melakukan tes swab mandiri tanpa menggunakan APD lengkap dapat berisiko penularan. Ketika salah satu tes swab keluar dan ternyata hasilnya adalah positif tentu akan sangat membahayakan.
Lalu, Bagaimana Cara Melakukan Tes Swab yang Aman?
Satu-satunya cara aman yang bisa dilakukan untuk melakukan tes swab adalah melakukannya dengan orang ahli, yaitu tenaga medis.
Tenaga medis sudah dibekali ilmu yang mampu menangani segala kemungkinan kondisi saat pengambilan tes swab.
Selain itu, tim medis juga memahami prosedur yang telah ditentukan untuk keamanan banyak pihak. Jadi, jangan lakukan tes swab sendiri tanpa pengawasan tim medis karena hal itu sangat membahayakan.
Baca juga:
- 11 Perusahaan Ini Mengembangkan Vaksin Virus Corona
- Benarkah Kefir Kolostrum Efektif Menyembuhkan Pasien Covid-19?
- Kondisi Badai Sitokin yang Berakibat Fatal pada Pasien Covid-19