Catat! 12 Kesalahan Membersihkan Rumah yang Sering Diabaikan
Apakah Mama sudah benar dalam membersihkan rumah?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rumah yang bersih dan rapi sangat penting bagi kesehatan Mama dan keluarga. Sudahkah Mama rutin melakukannya dengan benar?
Nah, terkadang pekerjaan rumah tangga yang banyak dan kesibukan mengurus anak sering membuat Mama membersihkan rumah dalam waktu singkat.
Bahkan mungkin secara nggak sadar, Mama melakukan beberapa kesalahan membersihkan rumah.
Kamu akan beritahu beberapa kesalahan dalam membersihkan rumah yang sering dilakukan banyak orang.
Dengan begitu Mama bisa menghindarinya sehingga aktivitas membersihkan rumah jadi lebih efektif membunuh kuman dan bakteri.
1. Menunda membersihkan kotoran
Jika ada makanan yang tumpah ke lantai, meski sedikit segeralah dibersihkan.
Sebab jika ditunda akan lebih susah dibersihkan dan membuat pekerjaan Mama lebih berat.
Inilah salah satu kesalahan membersihkan rumah.
Begitu juga dengan baju kotor jangan sampai menumpuk banyak, piring kotor sebaiknya langsung dicuci setelah selesai makan, dan debu di dalam rumah harus dibersihkan setiap minggu.
2. Membersihkan rumah dimulai dari tempat yang salah
Semua orang menginginkan aktivitas membersihkan rumah bisa selesai dengan cepat. Tapi kalau Mama memulainya dari tempat atau ruangan yang salah, justru akan membuatnya semakin lama.
Kesalahan membersihkan rumah ini membuat kamu akan mengulang-ulang pekerjaan.
Pertama, rapikan barang-barang yang berantakan, kembalikan ke tempatnya dan buanglah sampah.
Selalu mulai dari sesuatu dengan posisi lebih tinggi ke lebih rendah. Kalau kamu mulai dengan menyapu lantai, kemudian beralih ke debu kipas angin di langit-langit, menyeka jaring laba-laba dan perabotan, kamu harus membersihkan lantai lagi karena debu yang berjatuhan.
3. Menggunakan produk pembersih yang salah
Menggunakan produk pembersih nggak sesuai peruntukannya membasmi kotoran akan membuatmu bersusah payah.
Pernahkah Mama menghilangkan noda pakaian hanya dengan detergen biasa?
Itu akan sia-sia. Ketahui produk-produk sesuai jenis dan kegunaannya.
Bahkan salah menggunakan produk pembersih bisa merusak benda secara permanen.
Itu sebabnya kamu nggak bisa menggunakan cairan pembersih keramik atau porselen pada furniture kayu.
Jika Mama bingung membedakan produk pembersih kimia, beralihlah ke pembersih alami untuk menghilangkan noda seperti baking soda, cuka putih, minuman soda, lemon, dan semacamnya.
4. Menggunakan alat yang kotor
Alat yang kamu gunakan saat membersihkan rumah bisa saja menyebarkan bakteri kalau nggak dibersihkan dengan tepat.
Seperti spons dapur merupakan tempat berkembang biak bakteri coliform (Salmonella atau E.coli). Mesin cuci yang nggak dibersihkan secara teratur bisa mencemari pakaian dengan bakteri dan menimbulkan bau. Eww!
Setelah digunakan membersihkan rumah, luangkan waktu untuk mencuci kain pembersih, kepala pel, sikat gosok, saringan penyedot debu, dan alat kebersihan lainnya.
Mama juga bisa gunakan pembersih sekali pakai seperti tisu disinfektan, kain elektrostatik untuk mengisap debu.
5. Tidak pernah mengajarkan anak membersihkan rumah
Waktu yang tepat untuk melibatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga adalah saat mereka balita. Saat usia ini, mereka ingin melakukan semua yang sedang dilakukan orangtua.
Mulailah dari hal sederhana seperti melipat handuk atau melepaskan dan membawa pakaian kotor mereka sendiri ke tempat cuci.
Seiring usia anak bertambah, Mama bisa berikan tugas yang lebih menantang seperti benar-benar mencuci pakaian atau mencuci piring.
Ajari anak prinsip membersihkan rumah bahwa melakukan tugas kebersihan kecil setiap hari membuat pekerjaan secara keseluruhan jadi lebih mudah.
Memang akan ada keluhan, tapi ini akan membantu anak agar mereka terbiasa saat dewasa nanti.
6. Menggunakan alat kebersihan “satu untuk semua”
Jangan gunakan satu kain lap atau alat pembersih apapun untuk semua tempat dan semua barang. Meskipun menambahkannya dengan larutan pembersih.
Kesalahan membersihkan rumah ini menyebabkan bakteri dan kuman hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Gunakan lap berbeda setiap membersihkan permukaan benda, atau bersihkan kain pembersih microfiber untuk setiap area rumah.
Jenisnya juga dibedakan dari benda yang akan dibersihkan, masing-masing untuk kaca, furnitur, dan benda elektronik.
Kain pembersih microfiber bisa dicuci setelah digunakan hingga bekas kotorannya hilang.
7. Menggunakan kemoceng
Meski banyak alat pembersih seperti kemoceng yang diklaim mampu menghisap debu, sebaiknya Mama jangan percaya.
Kemoceng dan semacamnya justru akan menyebarkan debu di sekitar permukaan yang dibersihkan dan tempat lainnya atau menjatuhkan debu ke lantai bukan membersihkannya.
Lebih baik gunakan kain pembersih microfiber atau tisu sekali pakai dengan larutan pembersih yang sesuai, tergantung permukaannya yang dibersihkan.
8. Membiarkan sikat toilet dalam keadaan basah
Jika sikat toilet diletakkan kembali ke dudukan atau tempatnya setelah digunakan dalam keadaan basah, kelembaban, dan kuman dari toilet terjebak dalam wadah dan sikat.
Kuman dan bakteri ini akan berkembang biak. Saat sikat kemudian digosok kembali ke toilet, kuman bukannya hilang justru akan menempel di toilet.
Sebaiknya setelah menyikat toilet, segera cuci dan biarkan sikat toilet benar-benar kering sebelum mengembalikannya ke dudukannya.
9. Membiarkan kitchen sink kotor
Area yang satu ini hanya diingat untuk membersihkan peralatan makan, tapi tidak untuk dibersihkan.
Padahal lemak, minyak dan kotoran bekas makanan yang menempel pada sink dan saluran pembuangan akan berkembang menjadi kuman dan bakteri di tempat yang lembab. Saluran pembuangan juga bisa menimbulkan bau nggak sedap.
Jadi Mama perlu membersihkan kitchen sink setelah digunakan dengan cairan pembersih atau baking soda dan perasan jeruk nipis atau lemon lalu keringkan.
Dengan begini kitchen sink akan bebas kuman dan karat.
10. Menyemprot cairan pembersih langsung pada benda
Menyemprot cairan pembersih secara langsung ke furnitur, porselen atau kaca dapat menyebabkan penumpukan larutan, yang menimbulkan minyak dan lendir.
Jika begitu, ini akan membuat debu dan kotoran menempel lebih kuat.
Semprotkan larutan pada kain pembersih microfiber atau handuk kertas sekali pakai.
Kemudian Mama gunakan untuk mengelap atau membersihkan permukaan benda atau kaca.
11. Mencuci talenan hanya dengan sabun
Sabun cuci piring dan air panas memang bisa menghilangkan sisa makanan yang terlihat dari talenan.
Tapi talenan kayu dan talenan plastik menjebak partikel makanan mikroskopik yang bisa membuat bakteri berkembang biak pada kondisi lembab.
Saat Mama menggunakannya kembali, bakteri bisa berpindah ke makanan.
Sebaiknya rendam talenan setelah digunakan ke dalam air yang dicampur hidrogen peroksida atau larutan pemutih (2 sendok makan pemutih). Kemudian bilas dan keringkan talenan.
12. Membersihkan kaca jendela saat cuaca cerah
Banyak orang membersihkan kaca jendela saat siang hari dengan cuaca cerah.
Padahal panas akan membuat cairan pembersih kering sebelum Mama membilasnya dan akhirnya meninggalkan noda atau goresan.
Sebaiknya bersihkan kaca jendela saat cuaca mendung dengan udara yang sejuk atau dingin.
Bagaimana Ma, apakah salah satu kesalahan dalam membersihkan rumah ini pernah Mama lakukan?
Jika ya, yuk diperbaiki cara Mama membersihkan rumah, agar dapat menciptakan rumah yang bersih, sehat, dan nyaman.