6 Tanda Kucing Keracunan, Diare dan Muntah-Muntah
Perhatikan tanda-tanda ini gar kamu bisa mengantisipasinya, ya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kucing dapat mengalami keracunan karena mereka memiliki metabolisme yang berbeda dari manusia dan hewan lainnya. Kondisi ini membuat kucing lebih rentan terhadap zat-zat tertentu.
Misalnya, kucing sangat sensitif terhadap zat seperti paracetamol (acetaminophen), yang dapat merusak hati dan sel darah merah si anabul.
Gejala keracunan pada kucing dapat bervariasi tergantung pada jenis dan jumlah zat yang dikonsumsi, tetapi umumnya meliputi muntah, diare, kejang, perubahan perilaku, dan masalah pernapasan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pemilik kucing untuk menyimpan bahan-bahan berbahaya di tempat yang aman. Pastikan juga untuk segera mencari bantuan medis jika mulai mencurigai kucing kamu telah terpapar zat beracun.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa tanda kucing keracunan secara lebih detail.
Simak informasinya di bawah ini, yuk!
Deretan Tanda Kucing Keracunan
1. Kucing mengalami gejala gastrointestinal
Gelaja gastrointestinal pada kucing meliputi muntah-muntah, diare, dan nafsu makan menurun. Di mana, racun yang masuk ke dalam tubuh sering kali merangsang pusat muntah di otak atau secara langsung mengiritasi lambung dan usus.
Tanda kucing kamu akan muntah, mereka bakal menunjukkan mual sebelum muntah, seperti mengeluarkan air liur berlebihan, menelan dengan cara berlebihan, dan menjilati bibir.
Sedangkan, jika kucing kamu alami diare tanda-tandanya kucing tampak tidak nyaman di daerah perut, sering buang air besar, dan mungkin mengalami penurunan berat badan dan dehidrasi.
Racun bisa menyebabkan mual atau rasa tidak nyaman pada perut, mengurangi keinginan untuk makan. Selain itu, racun dapat menyebabkan kelelahan dan depresi yang juga berkontribusi pada penurunan nafsu makan.
Tanda-tandanya, kucing hanya mengendus makanan tanpa memakannya, menolak semua jenis makanan atau hanya makan dalam jumlah yang sangat sedikit.
2. Kucing alami gejala neurologis
Gejala neurologis pada kucing yang mengalami keracunan melibatkan gangguan pada sistem saraf pusat atau perifer. Racun tertentu dapat memengaruhi otak, sumsum tulang belakang, atau saraf, yang menyebabkan berbagai tanda klinis.
Salah satu gelaja neurologis adalah kejang. Kucing bisa mengalami kejang yang melibatkan seluruh tubuh atau hanya sebagian, dengan tanda-tanda seperti gemetar, kaki kaku atau kehilangan kesadaran.
Setelah kejang, kucing akan bertindak aneh, tampak bingung atau disorientasi, seolah menunjukkan perilaku agresif tanpa alasan yang jelas, bahkan tampak gelisah.
3. Kucing alami gejala kardiovaskular
Gejala kardiovaskular pada kucing yang mengalami keracunan akan berdampak pada jantung dan sistem peredaran darah. Adanya racun di dalam tubuh kucing tentu bisa pengaruhi fungsi jantung, ritme detak jantung, dan tekanan darah.
Kucing kamu akan memberi tanda-tanda seperti napas yang cepat atau dangkal, lemas, bahkan pingsan.
Hipertensi jadi salah satu faktornya, mengingat kucing tampak gelisah atau mengalami pendarahan dari hidung. Hipotensi bisa membuat kucing lemah, lesu, dan pingsan. Faktor lainnya, yakni gusi dan lidah terlihat biru (sianosis), seolah sebagai tanda kekurangan oksigen atau anemia.
4. Liur kucing yang berlebihan
Hipersalivasi adalah kondisi kucing yang memproduksi liur secara berlebihan. Hipersalivasi bisa menjadi respons terhadap rasa tak nyaman di mulut atau tenggorokan, biasanya reaksi terhadap zat beracun.
Tanda-tandanya, kucing mengeluarkan air liur berlebihan, menjulurkan lidah, atau menunjukkan perilaku menjilat bibir, dan mulut secara berlebihan.
Di samping itu, pupil akan nampak sangat besar atau sangat kecil, dan mungkin enggan merespons dengan normal terhadap perubahan cahaya. Pada sisi ini, si anabul mengalami kesulitan melihat atau menunjukkan perilaku menghindari cahaya terang.
5. Kucing alami gejala ginjal dan hati
Perubahan dalam frekuensi dan volume kencing bisa menjadi tanda kerusakan ginjal. Poliuria adalah kondisi di mana kucing buang air kecil lebih banyak dari biasanya, sementara oliguria adalah penurunan volume urine, dan anuria adalah ketiadaan urine.
Perlu kamu ketahui, kucing dengan poliuria sering kali ke kotak pasir dan menghasilkan banyak urine.
Sebaliknya, kucing dengan oliguria atau anuria jarang atau tidak sama sekali buang air kecil, seolah menunjukkan tanda-tanda distres atau berusaha kencing tanpa hasil.
6. Kucing alami kerontokan bulu
Faktanya, kondisi kulit dan bulu kucing dapat berubah sebagai respons terhadap keracunan, bisa berupa iritasi kulit, luka, atau perubahan dalam kondisi bulu.
Kucing bakal memperlihatkan tanda-tanda gatal, menggaruk, atau menjilat area tertentu secara berlebihan. Ketika itu, kulit si anabul nampak merah, bengkak, atau mengalami kerontokan bulu. Dalam kasus yang parah, luka terbuka dan lepuhan bisa terbentuk.
Nah, itu dia deretan tanda kucing keracunan yang perlu diwaspadai. Yuk Ma, perhatikan kesehatan kucing dan jangan lupa senantiasa merawat kucing kesayangan!
Baca juga:
- 250 Nama Kucing Betina Jepang Inisial A-M Beserta Artinya
- Tanda-Tanda Kucing Melindungi Kita, Menunjukkan Sikap Defensif
- Tanda-Tanda Kucing Melihat Malaikat, Berlarian Menuju Suatu Arah