5 Fakta Ilmiah Laron, Spesies Hewan dengan Siklus Hidup yang Tragis
Mengapa laron sangat menyukai cahaya lampu?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin Mama sering melihat hewan laron beterbangan di sekitar rumah Mama saat musim hujan, bukan? Ya, laron memang akan muncul pada saat memasuki musim hujan. Biasanya, jumlah laron akan sangat banyak dan kerap dianggap mengganggu penghuni rumah.
Mengapa laron suka dengan cahaya lampu di rumah Mama? Tahukah Mama bahwa laron termasuk hewan dengan siklus hidup yang cukup tragis?
Yuk, simak informasi dari Popmama.com mengenai fakta-fakta ilmiah tentang laron, spesies hewan yang muncul di saat musim hujan.
1. Laron adalah bagian dari koloni rayap yang menjaga siklus hidup mereka
Dicatat dalam laman Pest World, rayap merupakan salah satu spesies hewan yang sudah ada sejak zaman purba lho, Ma. Bahkan, ada banyak fosil yang membuktikan bahwa rayap sudah ada sejak 120 juta tahun lalu. Siklus hidup rayap juga terbilang cukup kompleks.
Rayap adalah serangga yang hidup berkelompok dan memiliki ekosistem sosial yang sangat kuat dan khas. Rayap juga dikenal sebagai hewan yang sangat gemar memakan selulosa yang biasanya didapatkan dari kayu dan produk-produk olahan kayu lainnya.
Itu sebabnya, rayap dianggap hama yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam dunia properti. Pada umumnya, rayap terbagi menjadi tiga kelompok koloni utama, yakni bawah tanah, kayu kering, dan kayu basah. Masing-masing koloni terdiri dari rayap pekerja, prajurit, dan swarmer atau rayap reproduksi.
Swarmer inilah yang biasanya menjadi laron dan bertugas untuk berkembang biak karena tidak semua koloni rayap itu dapat bereproduksi. Sebagian koloni rayap bersifat mandul sehingga untuk melanjutkan kelangsungan hidup, mereka membutuhkan subspesies bernama swarmer (laron) tadi.
Pembagian koloni dalam dunia rayap memang sudah terjadi sejak zaman nenek moyang mereka pada era dinosaurus. Laron menjadi bagian penting dalam siklus hidup rayap karena sangat berkaitan erat dengan reproduksi rayap itu sendiri.
2. Tugas laron adalah kawin pada saat mereka keluar dari sarangnya
Pada saat musim hujan tiba, kondisi tanah akan semakin basah dan lembap. Hal ini merupakan sinyal bagi sebagian koloni rayap untuk keluar sarang dan melakukan tugas penting. Ya, musim hujan berarti musim kawin pada koloni rayap melalui laron.
Jumlah laron yang keluar sarang di musim hujan berjumlah sangat banyak sehingga memudahkan mereka dalam mencari pasangan untuk melakukan reproduksi. Uniknya, beberapa rayap pekerja yang ada di luar kelompok swarmer bisa menumbuhkan sayap mereka dan ikut berkontribusi dalam pencarian pasangan di musim hujan.
Ditulis dalam laman Animal How Stuff Works, laron akan muncul dari mana pun selama musim hujan. Mereka bisa muncul dari dalam tanah, batang pohon besar, bahkan dari dalam kayu di perumahan warga. Ilmuwan dan ahli satwa menyatakan bahwa perkawinan bisa terjadi antara spesies koloni yang berbeda dan ini menyebabkan keragaman genetik dalam dunia rayap.
3. Mengapa laron sangat menyukai cahaya lampu?
Mengapa laron sangat suka dan terobsesi dengan cahaya lampu? Menurut para ahli, laron akan segera mencari sumber cahaya setelah ia keluar sarangnya karena mereka membutuhkan suhu hangat yang dipancarkan oleh lampu. Selain itu, laron akan berkumpul di dekat cahaya lampu untuk berkumpul dan mencari pasangan sebelum fajar tiba.
Bagi pasangan laron yang bereproduksi, mereka biasanya akan melepaskan sayapnya dan membentuk koloni yang baru. Pasangan-pasangan laron tersebut akan membuat lubang-lubang kecil di tanah basah dan meletakkan telur mereka di sana untuk ditetaskan menjadi rayap.
Laron dapat melihat dengan baik jika terdapat cahaya di sekitarnya. Hal ini berbeda dengan rayap kasta pekerja dan prajurit yang buta. Rayap di luar kasta swarmer biasanya tidak dapat menghasilkan keturunan karena meskipun memiliki alat reproduksi, mereka ternyata mandul.
4. Kisah "percintaan" laron merupakan kisah yang cukup tragis
Kisah "percintaan" laron termasuk kisah tragis karena laron memiliki siklus hidup yang pendek, terutama jika mereka tidak menemukan pasangan. Ya, laron yang tidak dapat menemukan pasangan hingga fajar tiba akan mati. Bahkan, dari semua laron yang ada, hanya sebagian saja yang dapat selamat.
Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya predator di alam, seperti burung, tokek dan cecak. Laron pun akan mati karena obat pembasmi serangga. Laman Pest Lockdown menulis bahwa laron akan mati jika tidak mendapatkan pasangan karena mereka akan terus aktif di luar sarang sampai sinar Matahari muncul di pagi hari.
Sinar Matahari membuat laron kehilangan sebagian besar cairan tubuhnya sehingga membuat tubuh mereka kering dan tidak lagi lembap. Padahal, laron membutuhkan suhu lembap untuk tetap dapat hidup, misalnya di bawah tanah atau di dalam batang pohon besar.
5. Laron betina dapat menghasilkan 30 ribu butir telur
Laron betina dapat menghasilkan telur sebanyak 30 ribu butir dalam sehari. Jumlah yang sangat banyak tersebut dibutuhkan untuk mengimbangi siklus hidup laron yang cukup tragis di alam liar. Ya, rupanya alam telah mendesain siklus hidup laron dan rayap sedemikian rupa supaya mereka dapat menjadi penyintas hebat di alam liar.
Dari semua telur yang dihasilkan, hanya sebagian saja yang sanggup menjadi rayap sampai dewasa ke siklus hidup selanjutnya. Bahkan, sebelum laron-laron tersebut bertelur, mereka bisa dengan mudah dimangsa oleh predator.
Belum lagi, gangguan lainnya yang berasal dari alam. Gangguan tersebut dapat memusnahkan telur-telur mereka secara masif. Itu sebabnya laron memiliki kemampuan reproduksi hebat dalam menghasilkan jumlah telur yang sangat banyak dalam satu waktu.
Itulah beberapa fakta ilmiah mengenai laron, hewan yang suka dengan cahaya lampu. Ternyata, perjuangan mereka untuk dapat bereproduksi cukup berat juga, ya!
Baca juga:
- Maraknya Pencurian Tanaman Hias, Ini Tips agar Tanaman Mama Aman!
- 7 Cara Membasmi Rayap di Lemari Kayu Paling Mudah dan Ampuh
- 6 Jenis Gula untuk Bikin Kue, Brown Sugar sampai Gula Kastor