Apa yang Menyebabkan Stres Setelah Berhubungan Intim?
Trauma masa lalu bisa menjadi faktor pemicunya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berhubungan intim bagi pasangan suami istri tentu menjadi hal yang menyenangkan.
Berhubungan intim juga diketahui dapat meningkatkan rasa bahagia dan keeratan rumah tangga. Namun, bagi sebagian orang, berhubungan intim justru membuatnya semakin stres dan merasa tidak nyaman.
Kondisi ini diketahui bernama post sex blues atau dysphoria postcoital, yang merupakan perasaan tertekan atau stres yang muncul setelah melakukan hubungan intim.
Post sex blues dapat terjadi di luar keinginan, hal ini bisa muncul meski saat berhubungan intim tidak terjadi masalah apa-apa.
Kondisi ini bukan hanya menimbulkan stres saja, melainkan dapat memicu rasa gelisah, sedih, bahkan rasa bersalah ketika berhubungan intim dengan pasangan.
Lalu mengapa stres setelah berhubungan intim bisa terjadi? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama.
1. Mengapa stres setelah berhubungan intim bisa terjadi?
Berhubungan intim sebenarnya memiliki manfaat bagi kesehatan fisik dan emosional seseorang.
Saat berhubungan intim, tubuh akan melepaskan hormon ostitosin atau hormon bahagia yang dapat meningkatkan rasa senang serta menurunkan stres ketika berhubungan dengan pasangan.
Namun, hal ini dapat terganggu jika seseorang mengalami post sex blues yang menimbulkan perasaan negatif setelah berhubungan intim.
Banyak yang mengira kondisi ini hanya dapat terjadi pada perempuan saja, namun ternyata kondisi ini juga dapat dirasakan oleh laki-laki meski persentasenya rendah.
Penelitian dalam jurnal menyebutkan sekitar 46% perempuan dapat mengalami post sex blues setidaknya sekali dalam hidupnya. Sedangkan penelitian di Queensland University of Technologi, Australia menunjukkan laki-laki mengalami 41% post sex blues sekali dalam hidup.
Post sex blues terjadi karena berbagai hal baik dari internal maupun eksternal seseorang. Hal ini dapat terjadi meski saat ingin berhubungan intim sudah ada persetujuan dan pada saat berhubungan intim dengan pasangan berjalan menyenangkan.
Kondisi ini menyebabkan seseorang merasakan emosi yang negatif seperti rasa sedih, tidak puas, gelisah yang menyebabkan stres setelah berhubungan intim.
Beberapa orang juga merasa tidak ingin diganggu dan ingin menyendiri setelah berhubungan intim. Hal ini tentu akan menganggu hubungan kedekatan dengan pasangan.
2. Penyebab stres setelah berhubungan intim
Post sex blues dapat dikatakan kondisi yang cukup umum terjadi pada setiap orang. Namun, fakto-faktor penyebabnya masih belum diketahui pasti oleh para ahli.
Melansir dari PychologyToday, beberapa penelitian menduga stres setelah berhubungan intim dipicu dari berbagai penyebab seperti faktor genetik, kondisi biologis tubuh, dan kondisi psikologis seseorang itu sendiri.
Seorang konselor sekaligus terapis seks, Denies Knowles, mengatakan bahwa terjadinya stres bisa saja disebabkan karena perubahan hormon yang tidak menentu saat berhubungan intim. Hal ini dapat memengaruhi respon otak ketika menerima rangsangan emosi.
Saat melakukan hubungan intim dengan pasangan, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin dan endorfin yang cukup besar sehingga membuat perasaan senang dan bahagia ketika berhubungan.
Namun, kedua hormon ini akan turun secara drastis ketika tubuh mengalami klimaks, kondisi inilah yang bisa menjadi pemicu munculnya emosi negatif setelah berhubungan intim.
Selain itu, para ahli menduga terdapat beberapa faktor intenal dan eksternal yang dapat menyebabkan post sex blues, diantaranya karena:
Kondisi psikologi yang mengalami trauma masa lalu
Kondisi psikologi seseorang yang pernah mengalami trauma masa lalu mengenai seks, cenderung akan menunjukkan reaksi negatif yang mengingatkannya pada kejadian masa lalu.
Pengalaman trauma seperti kekerasan seksual di masa lalu dapat menjadi faktor utama pemicu stres.
Bagi sebagian orang, kondisi ini dapat membuat rasa bersalah seumur hidup. Bahkan bayangan atas kejadian itu bisa muncul secara tiba-tiba dan cukup mengganggu.
Pengalaman buruk yang pernah seseorang terima akan membuatnya merasa tidak nyaman bahkan tertekan setelah berhubungan intim meski ia mengetahui hal itu dilakukan atas persetujuan dengan pasangan.
Selain itu, kejadian memalukan dan kurang baik terkait seks juga bisa menjadi penyebab terjadinya stres setelah berhubungan intim.
Dorongan ini membuat kondisi psikologi seseorang merasa tertekan dan dihantui oleh kekhawatiran-kehawatiran yang membayanginya saat melakukan hubungan intim seperti rasa khawatir berlebih jika ia melakukan kesalahan dengan pasangan.
Faktor ini dapat diselesaikan dengan bantuan dari psikolog agar dapat menyelesaikan masalah sehingga berhubungan intim tidak lagi berdampak buruk.
Tekanan dari masalah sehari-hari
Stres setelah berhubungan intim juga dapat disebabkan oleh tekanan sehari-hari yang dibawa sampai ke rumah. Stres karena masalah dari luar juga dapat menyebabkan perubahan hormon menajadi tidak stabil.
Seseorang yang mengalami tekanan emosional memiliki kemungkinan menunjukkan reaksi yang negatif setelah melakukan hubungan intim.
Hal ini disebabkan karena adanya tekanan dari alam bawah sadar yang masih diberatkan oleh masalah-masalah eksternal seperti pekerjaan kantor atau masalah dengan kerabat sehingga stres dapat muncul kembali.
Banyaknya tekanan dari luar juga dapat memengaruhi stamina seseorang ketika berhubungan yang memicu kurang bergairahnya pasangan.
Ketika melakukan hubungan intim, seseorang akan melakukan ikatan emosional dengan orang lain.
Ikatan ini yang membuat perasaan seseorang menjadi lebih sensitif sehingga emosinya bisa berubah sewaktu-waktu.
Luapan emosi ini juga bisa memicu berbagai reaksi yang menimbulkan rasa bersalah dan tertekan setelah berhubungan intim.
Adanya stigma negatif tentang seks
Berhubungan intim dengan pasangan merupakan hal yang normal. Namun, tidak jarang seseorang menganggap berhubungan intim adalah hal yang aneh dan janggal.
Pemikiran ini menyebabkan seseorang merasa seks adalah hal yang memalukan.
Dampak dari hal ini dapat menimbulkan respon negatif yang merugikan diri sendiri maupun pasangan.
Kunci dari faktor ini sebenarnya ada pada diri masing-masing yang dapat mengendalikan timbulnya pikiran-pikiran negatif.
Stres setelah berhubungan intim pada perempuan mungkin lebih sering terlihat karena perempuan cenderung terbuka dan mau mengungkapkan perasaannya, sedangkan laki-laki lebih tertutup sehingga tidak merasa hal itu masalah.
Emosi yang timbul setelah berhubungan intim sebenarnya hal yang wajar.
Namun jika kondisi ini terasa sangat mengganggu bahkan membuat hubungan dengan pasangan merenggang, penanganan ke psikolog sangat dianjurkan agar mendapat solusi terbaik.
Baca juga:
- Pasca Melahirkan Normal, Kapan Boleh Berhubungan Intim?
- 5 Cara Berhubungan Intim agar Lebih Tahan Lama
- Keuntungan Memijat Pasangan Sebelum Berhubungan Intim