Toxic Relationship: Tanda-Tanda dan Cara Ampuh Mengatasinya
Hati-hati kalau hubungan sudah menunjukkan tanda-tanda ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah toxic relationship sering kita dengar akhir-akhir ini. Pasalnya, kini semakin banyak orang yang sadar tentang toxic relationship dan dampaknya bagi kesehatan mental.
Meskipun kesadaran akan toxic relationship sudah meningkat, tapi mengenali tanda-tanda toxic relationship ternyata tidak mudah, lho. Apalagi, jika seseorang sudah terlanjur cinta buta sampai disebut 'bucin' alias budak cinta.
Rasanya perilaku pasangan atau perilaku diri sendiri yang buruk terlihat baik-baik saja. Padahal, perilaku beracun dapat mengikis kebahagiaan dalam hubungan.
Supaya hubungan pacaran, hubungan pertemanan, ataupun hubungan pernikahan terhindar dari toxic relationship, yuk belajar membangun hubungan sehat.
Berikut Popmama.com telah merangkum seputar toxic relationship, mulai dari pengertian, tanda-tandanya, sampai cara ampuh mengatasinya.
Simak ulasannya, ya!
1. Apa itu toxic relationship?
Toxic relationship menurut psikologi adalah istilah hubungan tidak sehat yang menyebabkan kesehatan fisik maupun mental memburuk.
Dilansir Very Well Mind, toxic relationship membuat korban merasa direndahkan, tidak didukung, ataupun diserang.
Sederhananya, segala bentuk hubungan yang membuat seseorang merasa buruk secara terus-menerus akan mengarah pada toxic relationship.
Hubungan beracun tidak terbatas pada relasi romantis. Hubungan keluarga, hubungan pertemanan, dan hubungan antar rekan kerja juga bisa berujung toxic relationship.
Umumnya, hubungan beracun terjadi karena relasi timpang di dalamnya. Jadi, ada satu pihak mendominasi dan ada pihak lainnya yang dikendalikan.
Pola hubungan yang penuh kuasa ini menyebabkan relasi tidak setara.
Nah, agar hubungan tidak menjadi racun, dibutuhkan peran aktif semua pihak yang terlibat. Hubungan sehat tidak akan terwujud bila hanya salah satu pihak yang mengusahakannya.
Selain itu, semua pihak dalam hubungan harus menyadari pentingnya kesetaraan dalam hubungan. Sehingga, tidak ada dominasi yang merugikan.
2. Perbedaan toxic relationship dengan hubungan sehat
Berbeda dengan toxic relationship, hubungan yang sehat berlandaskan cinta yang tepat. Artinya, pihak-pihak yang terlibat dapat mencintai dengan benar, yakni tanpa pengekangan.
Hubungan sehat mengutamakan kesetaraan dan kebebasan.
Dua orang yang menjalin relasi bisa menjadi dirinya sendiri. Namun, mereka juga saling tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
Selain cinta, hubungan berdasarkan rasa saling menghormati, saling menghargai, dan saling percaya.
Meski tidak ada hubungan yang sempurna, tapi hubungan yang sehat memberikan lebih banyak dampak positif ketimbang dampak negatif untuk kesehatan mental dan kesehatan fisik.
3. Tanda-tanda toxic relationship
Pada dasarnya, tidak ada orang yang merasa bahagia dalam toxic relationship. Namun, terkadang banyak orang yang tetap bertahan dalam hubungan beracun dengan berbagai alasan.
Kesadaran dan keberanian untuk move on dari hubungan beracun memang tidak mudah.
Bahkan,seseorang bisa bertahan dalam toxic relationship atas nama cinta padahal dirinya sudah sangat menderita. Lantaran cinta inilah, banyak orang yang tak bisa mengenali tanda-tanda toxic relationship.
Umumnya, tanda hubungan beracun bisa dikenali bahkan sejak awal hubungan. Kunci utamanya adalah kita mampu menyadari dan mendeteksi tanda-tanda tersebut.
Dilansir Very Well Mind, berikut tanda-tanda toxic relationship yang patut diwaspadai:
- Saat bersamanya, kamu merasa tidak aman.
- Merasa tidak dihargai.
- Harga diri menurun seiring waktu.
- Tidak direndahkan.
- Perilaku manipulatif.
- Sulit menjadi diri sendiri.
- Tidak ada kejujuran atau kerap dibohongi.
- Saling curiga, tidak ada kepercayaan.
- Ada perilaku mengekang atau posesif.
- Muncul tindakan memata-matai pasangan.
- Terjadi kekerasan verbal.
- Terjadi kekerasan fisik atau kekerasan seksual.
Nah, jika hubungan sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, segera evaluasi hubungan dan carilah jalan keluar.
Jika memilih bertahan, maka pastikan semua pihak dalam hubungan bisa membangun hubungan yang sehat. Jika memang sudah tidak ada harapan, segera kumpulkan keberanian untuk mengakhiri hubungan.
4. Dampak toxic relationship
Sesuai dengan namanya, hubungan beracun ibarat racun yang menghancurkan seseorang.
Alih-alih saling mengasihi, dua orang malah saling menyakiti dengan sikap dan tindakan yang toxic. Bahkan, tak sedikit orang yang membenarkan perilaku buruknya dengan dalih cinta.
Padahal, toxic relationship memberikan dampak berbahaya, baik untuk kesehatan mental maupun kesehatan fisik.
Berikut dampak toxic relatioship:
- Merasa tidak berharga.
- Mengisolasi diri.
- Stres.
- Bisa berujung depresi.
- Kehilangan fokus.
- Kehilangan semangat dan motivasi.
- Emosi sering tidak stabil.
- Terbiasa menanamkan citra yang buruk pada diri sendiri.
- Kelelahan sepanjang waktu.
- Kesehatan fisik terganggu.
5. Cara mengatasi toxic relationship
Agar tidak terjadi toxic relationship, hubungan harus dijalani oleh pihak-pihak yang memang matang secara emosional.
Mereka memiliki self-esteem yang bagus. Sehingga, ketika menjalin hubungan mereka berusaha saling membahagiakan, bukan menuntut dibahagiakan.
Ketika memang sudah terlanjur dalam hubungan beracun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Mulailah menerapkan komunikasi asertif. Ajak pasangan untuk saling terbuka, kemudian cari solusi bersama.
- Terapkan self care yang tepat.
- Cobalah mulai menyayangi diri sendiri (self love).
- Coba bertukar pikiran dengan orang lain yang dipercaya.
- Konsultasi dengan psikolog.
- Buat batasan yang tegas.
Itulah penjelasan terkait toxic relationship. Jika pasangan memang tampak sulit berkomitmen untuk membangun hubungan sehat, sebaiknya beranikan diri untuk memutuskan hubungan.
Kamu dan dia berhak menjalin hubungan yang aman dan bahagia. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
- 10 Kebiasaan Pasangan Suami Istri yang Menandakan Toxic Relationship
- 6 Cara Atasi Rasa Cemas dan Trauma setelah Diselingkuhi
- 7 Cara Menjadi Sahabat yang Baik untuk Pasangan Kita