Pasangan Muda, Pahami 5 Tantangan Komunikasi Ini dan Trik Mengatasinya
Ngobrol dulu, sambil ngeteh boleh juga kok
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selamat menempuh hidup baru. Itulah yang selalu diucapkan saat ada teman yang telah menikah. Ya, memang benar. Setelah menikah, perjalanan hidup terasa sangat baru. Begitu juga dengan menjalani komunikasi bersama pasangan.
Popmama.com ingin share nih tantangan bagi pasangan yang telah menikah. Dengan begitu mungkin Mama bisa membangun komunikasi yang baik. Nggak perlu lama-lama ya Ma, silahkan cek di bawah.
1. Perlunya mengenal sifat pasangan seiring perjalanan waktu
Semakin lama waktu dilalui bersama, tentu saja sifat dari Mama dan suami makin terlihat. Beda dengan saat masih pacaran dulu, bukankah begitu? Pasti ada saja beberapa hal yang baru diketahui dan tidak terduga oleh masing-masing pasangan. Pada saat itulah, mungkin Mama mengalami masalah dalam hal komunikasi.
Masalahnya pun berbeda-beda, tentu yang paling mengerti masalah Mama adalah Mama sendiri. Ingat, pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang dinamis alias bisa berubah. Jadi, bisa banget sifat dan perilaku berubah.
Alangkah baiknya jika komunikasi dan diskusi menjadi rutinitas dalam hubungan suami dan istri. Caranya, dengan selalu menanyakan hal yang menunjukan perhatian terhadap pasangan. Seperti perasaan yang dirasakan setiap harinya. Simpel, tapi efeknya besar banget
2. Susahnya mengungkapkan perasaan dalam diri
Nah meski perlu menanyakan tentang perasaan masing-masing pasangan, terkadang ketika ditanya susah juga ya untuk mengungkapkan perasaan itu. Rasanya, nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Wah, bisa jadi inilah hambatannya selama ini. Entah karena tidak ingin melukai perasaan pasangan, atau menghindari perdebatan sekecil apapun itu.
Tapi hal ini perlu dihindari, Ma. Sebab, komunikasi adalah kunci dan segala perasaan harus diungkapkan dan diceritakan. Nggak boleh ada yang ditutup-tutupi, agar timbul sebuah pengertian dari Mama dan suami. Semakin sering pasangan mencurahkan isi hatinya, maka komunikasi akan semakin terjalin dengan baik. Nggak perlu tunggu momen, tinggal cari waktu santai untuk berduaan saja juga sudah cukup kok.
3. Kurang menciptakan waktu yang tepat untuk saling berkomunikasi
Memang terkadang ada kendala juga dalam menciptakan waktu yang tepat untuk saling berkomunikasi. Tapi, Mama bisa kok sebetulnya menciptakan waktu yang tepat mungkin saat sebelum tidur atau sembari jalan-jalan sedikit di luar bersama. Hal itu juga sangat bisa membantu, Ma!
Selain itu Mama bisa kok ngobrol dan komunikasi bareng Suami dengan secangkir teh SariWangi. Sambil minum teh hangat lalu bicara dari hati ke hati bisa membuat suasana sangat mendukung untuk berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan. Eits, tapi juga singkirkan dulu gadget-nya juga ya, Ma. Taruh handphone dan laptop yang jauh dari jangkauan saat ngobrol bersama. Biar gak ada distraksi.
Dari ngobrol santai di IG Live Qualitea Talk @sariwangi_id bersama Konsultan Pernikahan Indra Noveldy serta pasangan muda Tasya dan Randi menyatakan komunikasi sebagai kunci langgengnya pernikahan itu sangat benar adanya. Karena pada perjalanan pernikahan pasti ada tantangannya. Nah, tinggal bagaimana Mama dan pasangan menghadapi tantangan tersebut. Apakah sebagai malapetaka atau justru sebagai proses pendewasaan diri bersama-sama?
Akan sangat baik jika itu diterima sebagai proses pendewasaan bersama-sama, Ma. Untuk menghadapi tantangan itu tentu saja diatasi dengan komunikasi dan diskusi bersama.
“Karena sebetulnya setiap manusia memiliki ‘kamus bahasanya’ sendiri. Jadi waktu ngungkapin perasaan kadang gak ketangkep sama pasangannya. Nah, ini lah butuh duduk bersama dan ciptakan waktu biar pesan yang ditangkap itu benar,” ujar Indra Noveldy.
Jika Mama ingin tahu lebih lengkap pembahasan terkait tantangan komunikasi bersama Indra Noveldy dan pasangan muda Tasya dan Randi, bisa langsung klik di sini, Ma!
4. Kurang bisa mengendalikan emosi
Selain itu yang menjadi tantangan juga adalah emosi. Bener gak, Ma? Ini sih memang penting untuk dikendalikan. Karena emosi juga memberi distraksi pesan yang akan disampaikan. Hal itu justru malah membuat rancu dan tidak bisa ditangkap pasangan.
Manajemen emosi bisa dilakukan dengan cara menarik dan menenangkan diri terlebih dahulu. Jika merasa sudah tenang bisa lanjutkan kembali komunikasi dengan pasangan. Saat menenangkan diri bisa lakukan atur pernafasan dengan menarik dan hembuskan nafas secara teratur. Selain itu hal yang juga bisa meredam emosi adalah dengan membasuh muka, tangan, dan kaki.
Gak hanya itu, Mama dan pasangan juga bisa banget kok mengobrol bersama konsultan pernikahan seperti yang dilakukan Tasya dan Randi bersama Indra Noveldy. Justru dapat memberikan perspektif baru kepada Mama dan suami dalam menghadapi tantangan pernikahan dan membantu komunikasi jadi semakin lancar.
5. Ngobrol berdua bersama pasangan, bukan berarti cuek kepada anak
Ini juga tantangan ya, Ma? Apalagi kalau anak masih kecil. Ada perasaan jika ngobrol berdua dengan pasangan seperti mengabaikan anak. Nggak kok, Ma. Buang jauh-jauh perasaan itu.
Seperti yang dikatakan Indra Noveldy, bahwa sebetulnya komunikasi bersama pasangan itu bukan buang-buang waktu. Melainkan investasi jangka panjang untuk Mama dan pasangan bisa semakin saling mengerti.
Oh iya, Ma, berkomunikasi tidak hanya saat ada masalah. Sebetulnya komunikasi juga harus dilakukan setiap hari. Kapanpun ada kesempatan perlu adanya ngobrol dan diskusi. Setuju nggak, Ma? Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman atau pasangan Mama juga, ya. Biar saling tahu pentingnya komunikasi bersama! (WEB)