5 Kesalahan Fatal dalam Parenting yang Punya Efek Jangka Panjang
Jika dilakukan, bisa mempengaruhi sifat anak di masa depan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, sudah pasti kita tidak luput dari kesalahan. Namun ada 5 kesalahan yang cukup fatal yang bisa mempengaruhi masa depannya. Popmama.com akan rangkumkan untuk Mama.
Mungkin saat ini akan terlihat sepele, tapi jika dibiarkan terus-menerus, bisa membentuk karakter anak. Sayangnya, karakter yang terbentuk dari kesalahan parenting ini bukanlah yang baik.
Daripada si Kecil menjadi punya karakter yang tidak baik, cobalah mencari tahu apakah ada gaya parenting yang tenyata Mama lakukan.
Inilah 5 kesalahan fatal dalam parenting yang punya efek jangka panjang.
1. Menyediakan segalanya untuk si KecilĀ
Setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun jika berlebihan malah bisa menjadi kesalahan yang memiliki efek jangka panjang.
Saat Mama selalu memberikan apa yang diinginkan si Kecil, maka ia akan terbiasa memiliki segalanya. Sehingga, ia akan tumbuh menjadi anak penuh ambisi yang salah.
Cara pengasuhan seperti ini juga membuat anak tidak terbiasa dengan perasaan kecewa dan pembelajaran proses bersabar.
Padahal kedua hal tersebut penting untuk menumbuhkan empati dan kesabaran yang penting bagi pembentukan kepribadiannya nanti.
2. Terlalu mengikuti keinginan anak
Ada kalanya Mama terlalu tidak tega memberikan arahan dan aturan pada si Kecil. Hal ini bisa dimulai dari hal sepele.
Contohnya, saat si Kecil melanggar peraturan, Mama cenderung menganggapnya enteng karena itu hanya peraturan kecil. Padahal, kedisiplinan dan menaati peraturan sangatlah penting.
Jika ini dibiarkan terus-terusan, ia akan jadi anak yang sering melanggar peraturan di sekolah. Ini dikarenakan, ia menganggap peraturan bisa berubah seperti yang dilakukan di rumah.
Tak mau kan si Kecil berubah jadi anak tak bisa diatur?
3. Tidak memberikan ruang bagi anak untuk berbuat kesalahan
Satu kesalahan yang sering dilakukan orangtua namun tidak disadari adalah, selalu menjaga anak dari segala sesuatu yang buruk.
Mulai dari melarang memanjat pohon karena jatuh, hingga melarang ikut ekskul karena takut terluka.
Hal ini terasa biasa saja, namun bisa berpengaruh besar pada pertumbuhan si Kecil. Anak-anak yang tak pernah melakukan kesalahan dalam hidupya tidak akan terbiasa dengan perasaan kecewa dan terpuruk.
Mengetahui mereka melakukan kesalahan dan merasakan sendiri konsekuensinya penting untuk membentuk cara pikirnya agar lebih berhati-hati dan belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.
Anak yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri (tentu dengan pantauan orangtua) cenderung tumbuh jadi anak yang mentalnya lebih kuat dan memiliki empati yang lebih baik.
4. Mencoba jadi sahabat baik si Kecil
Jika menontonnya di film, mungkin hubungan harmonis Mama dan buah hatinya terlihat sangat mudah dilakukan. Padahal kenyataannya, hal ini hampir tidak mungkin bisa dilakukan sepenuhnya.
Ini dikarenakan, saat menjadi teman baiknya, Mama cenderung memberi kelonggaran atas kesalahan-kesalahannya. Jika dibiarkan terus-menerus, ia jadi kebingungan dengan hubungan yang dimiliki dengan Mama.
Memiliki hubungan yang dekat dengan anak sangatlah penting. Namun pastikan untuk tetap sesuai dengan porsinya.
Sebagai orangtua, sudah seharusnya mengarahkan anak ke jalur yang benar jika ia melakukan kesalahan. Meski harus mengorbankan hubungan antar ibu dan anak, namun hal itu hanyalah sementara.
Mama bisa memberikan alasan logis padanya mengenai keputusan yang diambil dan bisa berbaikan setelah masalah selesai. Dengan begitu, Mama bisa punya bonding yang lebih sehat dengan anak.
5. Memaksa mereka terlalu keras
Ada istilah, orangtua adalah pendukung terbaik anaknya. Saat di bagian olahraga, Mama terus menyemangati si Kecil agar bergerak maksimal.
Saat berhubungan dengan pendidikan, Mama selalu meminta nilai terbaik dari si Kecil. Bahkan saat mengenai pertemanan di sekolah, Mama selalu meminta si Kecil berteman dengan banyak orang.
Secara tak sadar, Mama tengah memaksakan kehendak terlalu keras. Ada kalanya mereka sudah berusaha semaksimal mungkin dan itulah yang didapatkannya.
Jika pemaksaan ini terus dihadapi si Kecil, ia akan tumbuh menjadi orang yang berjarak dengan orangtuanya. Karena ia harus menjadi yang terbaik, sehingga mereka tak bisa menunjukkan diri seperti apa adanya.
Daripada memaksa menjadi yang terbaik, cobalah untuk memberi apresiasi atas apa yang telah dilakukannya. Mama pasti tahu, apapun hasilnya, mereka telah melakukan yang terbaik.
Sebelum terlambat, masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan ini.
Baca juga:
- Sudah Siap Jadi Orangtua? Ini 5 Rekomendasi Buku Parenting untuk Mama
- Cara Parenting Rachel Vennya Ketika Mengajarkan Xabiru Belajar Sabar
- Waspada, Pola Asuh Hyper Parenting Bikin Anak Tak Bahagia