Bikin Baper, Ini 5 Puisi Cinta Karya Sapardi Djoko Damono
Selamat jalan Pak Sapardi, karyamu akan selalu dikenang!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyair Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan pada Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.
Menurut pernyataan dari perwakilan keluarga, Tatyana Soebianto diketahui bahwa jenazah Sapardi akan disemayamkan di Kompleks Dosen UI Ciputat, Jalan Ir. H. Juanda No. 113, Tangerang Selatan.
"Sesuai rencana keluarga jenazah akan dimakamkan sore hari ini Bakda Ashar di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor," tulis keterangan yang diterima IDN Times.
Para pelayat pun diminta untuk tidak hadir ke area pemakaman. Hal ini dimaksudkan demi kesehatan bersama karena jenazah akan dimakamkan sesuai dengan protokol.
"Dengan segala hormat pelayat tidak diperkenankan mengantar atau hadir di pemakaman, sesuai protokol kesehatan dari pemerintah serta persyaratan dari pihak pemakaman," katanya.
Dilansir dari IDN Times, pemakaman akan didampingi oleh pihak keluarga sebanyak 15 orang saja. Ini disesuaikan syarat dari pemerintah dan pihak pemakaman.
Kepergiaan Sapardi pun diketahui karena mengalami sejumlah penyakit yang sudah dideritanya. Beliau sudah dirawat di rumah sakit sejak 9 Juli 2020. Almarhum akhirnya mengembuskan nafas terakhir setelah 10 hari dirawat.
Bicara mengenai karya yang dimiliki oleh Sapardi, Almarhum banyak menuliskan puisi cinta yang romantis dan membuat banyak orang terbawa perasaan. Jika Mama ingin mengetahui beberapa puisi cinta dari Sapardi, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abuAku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Dari kata-kata di atas Sapardi seolah ingin mengingatkan bahwa mencintai seseorang bisa dengan kesederhanaan. Sederhana dengan kata atau isyarat yang tidak sempat tersampaikan.
Puisi ini masuk ke dalam buku Hujan Bulan Juni mengenai perasaan saat mencintai seseorang dengan penuh pengorbanan.
2. Hanya
Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kau lihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sanaHanya desir angin yang kau rasa
dan tak pernah kau lihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmuHanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kau lihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu
Puisi Hanya termasuk salah satu dari 74 sajak lainnya yang bisa dibaca dalam sebuah buku berjudul Melipat Jarak. Karya berjudul Hanya yang tertulis dalam kumpulan puisi karya Sapardi ini seolah menjadi perantara ketika memiliki perasaan cinta kepada seseorang.
Tak hanya doa, namun suara burung dan desir angin bisa menjadi perantara tersendiri.
3. Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Pada tahun 1989 ketika Sapardi menulis puisi tersebut, hujan memang tak pernah jatuh pada bulan Juni. Puisi itu ditulis saat dirinya berada di ruang kerja yang menghadap ke Telaga Situ Gintung.
Karya tersebut bahkan diadaptasi ke dalam sebuah novel dan film, sehingga menjadi kenangan tersendiri untuk banyak orang.
4. Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari.
Lewat puisi ini, Sapardi seolah memberikan sebuah isyarat bahwa tulisan-tulisannya akan kekal.
Sebagai seorang pujangga, karya dari Sapardi akan selalu dikenang dan akan menjadi bagian di antara perjalanan cinta dari banyak pasangan.
5. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta
Mencintai angin
harus menjadi siutMencintai air
harus menjadi ricikMencintai gunung
harus menjadi terjalMencintai api
harus menjadi jilatMencintai cakrawala
harus menebas jarakMencintai-Mu
harus menjelma aku
Puisi romantis yang diciptakan oleh Sapardi masuk ke dalam buku Melipat Jarak. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta termasuk puisi romantis yang cukup populer karena seringkali digunakan oleh beberapa pasangan.
Jika diperhatikan, karya Sapardi ini memang cocok digunakan untuk menyampaikan perasaan cinta terhadap seseorang.
Bagaimanapun yang bisa mencintaimu adalah diriku, begitu kata Sapardi.
Itulah beberapa puisi romantis karya dari Sapardi Djoko Damono. Kini puisi yang dituliskannya akan selalu dikenang dan selalu kekal abadi.
Sekali lagi, selamat jalan untuk Sapardi Djoko Damono.
Baca juga:
- Air Mata di Bulan Juli, Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia
- Anak Meninggal Dunia, Markus Horison: Insya Allah Surga ya Anakku!
- Kenangan Manis, 12 Foto Kebersamaan BCL dan Ashraf Sinclair