TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa Itu Inses? Lagi Ramai Dibicarakan Publik karena Banyak Kasus

Termasuk hubungan terlarang, inses ternyata punya dampak yang tidak main-main

Freepik

Beberapa waktu belakangan ini, sebagian orang mungkin pernah mendengar kata 'inses'. Bila diketahui dari artinya, kata yang satu ini tentu menjadi sebuah hal yang sangat sensitif dan paling disorot oleh banyak orang.

Kata ini pun kian marak diperbincangkan banyak orang usai beberapa informasi yang beredar dari media massa ikut menyoroti kasus yang terjadi tentang inses.

Walau sebagian orang sudah mengetahui kata 'inses', ternyata tak sedikit orang yang belum mengetahui arti sebenarnya, penyebab terjadinya inses, hingga dampak yang dihasilkan dari inses.

Lalu sebenarnya, apa itu inses?

Informasi penjelasan seputar pengertian hingga upaya pencegahan inses sudah Popmama.com rangkum secara detail. Jika kamu penasaran dengan penjelasan lengkapnya, ini dia rangkumannya!

Apa Itu Inses?

Freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inses diartikan sebagai hubungan seksual atau perkawinan antara dua orang yang bersaudara kandung yang dianggap melanggar adat, hukum, atau agama.

Sementara itu, dikutip dari jurnal berjudul Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Inses dari Murdiyanto dan Tri Gutomo (2019), inses berasal dari kata lain cestus yang berarti murni, insesus berarti tidak murni.

Inses adalah hubungan badan atau hubungan seksual yang terjadi antara dua orang yang mempunyai ikatan pertalian darah atau istilah genetiknya in breeding. Secara ringkas, inses adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Kejadian ini bisa menimbulkan dampak yang tak main-main, seperti bayi yang lahir dari hubungan ini berpotensi besar secara medis dapat mengalami kecacatan.

Dalam peristiwa ini, hubungan seksual tersebut dilakukan oleh individu dalam sebuah keluarga dengan anggota keluarga lainnya, seperti papa dengan anak, mama dengan anak, kakek dengan cucu, dan antar saudara kandung.

Bukan Hal yang Baru, Inses ternyata sudah Terjadi sejak Dulu

Pexels/Magda Ehlers

Dari zaman dulu, inses sudah dianggap sebagai suatu hal yang tidak patut untuk dilakukan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Bukan baru-baru ini terjadi, kejadian itu rupanya sudah terjadi sejak dulu. Sejarah pun telah mencatat terjadinya kasus ini.

Dikutip dari Jurnal Murdiyanto dan Tri Gutomo (2019), kasus inses di Indonesia ternyata sudah banyak ditemukan sejak tahun 2008 silam. Data sebagian besar mencatat bahwa anak perempuan menjadi korban, sebagian korban lainnya adalah anak laki-laki.

Pada tahun 2008 silam, ada kasus inses antara mama dan anak kandungnya sendiri yang mengakibatkan kehamilan di Jambi. Anak kandung yang melakukan inses dengan mamanya sendiri pada waktu itu masih berusia 16 tahun.

Kasus tersebut diketahui oleh masyarakat setelah sang mama hamil. Padahal, mama tersebut adalah seorang janda yang sudah ditinggal oleh suaminya karena meninggal dunia.

Pada tahun 2023 ini, ada pula kasus inses antara mama dan anak yang terjadi di Bukittinggi, Sumatra Barat. Mengejutkannya, hubungan inses itu sudah dilakukan selama bertahun-tahun, tepatnya sejak anak laki-laki itu masih SMA.

Selain di Indonesia, kasus inses juga terbongkar di Australia pada beberapa tahun lalu. Dalam kasus itu, papa bernama John Deaves dan anak kandungnya, Jenny, melakukan hubungan terlarang. Keduanya tak lagi melihat seperti hubungan antara orangtua dan anak.

Dari hubungan terlarang itu, mereka mendapatkan dua anak. Tetapi salah satunya meninggal akibat dampak dari hubungan genetik.

Ada Faktor Internal dan Eksternal yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Inses

Pexels/Alex Green

Dalam Murdiyanto dan Tri Gutomo (2019), inses ternyata dapat disebabkan oleh beberapa hal dari faktor internal dan eksternal.

Adapun faktor internal, seperti biologis, yaitu berupa dorongan seksual yang terlalu besar dan ketidakmampuan pelaku untuk mengendalikan nafsu seksnya. Selain itu, faktor ini juga datang dari psikologis, yaitu pelaku memiliki kepribadian yang menyimpang.

Faktor eksternal meliputi ekonomi keluarga di mana masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah atau mempunyai keterbatasan pendapatan untuk bermain di luar lingkungan mereka, sehingga mempengaruhi cara pandang dan mempersempit ruang lingkup pergaulan.

Tidak hanya dari segi ekonomi, faktor eksternal inses juga disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah, dan tingkat pemahaman agama serta penerapan akidah dan norma agama yang tidak mereka ketahui atau tidak dipahami.

Selain itu, inses dapat terjadi dari kurangnya pergaulan karena adanya larangan pada anggota keluarganya untuk bergaul dengan dunia luar. Dalam hal ini, anggota keluarga tertentu melarang anggota keluarga lainnya menikah dengan yang ada di luar kalangannya.

Peristiwa ini pun terjadi disebabkan oleh salah satu anggota keluarga tidak berfungsi secara seksual. Pada kasus ini, inses antara papa dan anak perempuannya cukup sering terjadi karena sang mama tidak mampu memenuhi kebutuhan seksual papa karena sakit berat.

Sementara itu, penyebab inses menurut Kartini Kartono (1989) terjadi karena ruangan rumah yang tidak memungkinkan orangtua, anak, dan saudara pisah kamar.

Inses Dapat Menimbulkan Dampak yang Kurang Baik

Pexels/Pixabay

Hubungan terlarang ini ternyata bisa menimbulkan dampak yang dirasakan oleh para korbannya. Kebanyakan dari korban inses merasakan kriteria psychological disorder yang disebut post-traumatic stress disorder (PTSD).

Simtom-simtomnya bisa berupa ketakutan yang intens terjadi, rasa kecemasan yang tinggi, hingga emosi yang kaku setelah peristiwa traumatis.

Dampak lainnya, anak hasil hubungan inses secara medis berpotensi besar mengalami kecacatan, korban sering disalahkan dan mendapat stigma buruk, anak korban inses sampai dewasa biasanya akan memiliki harga diri rendah hingga memendam perasaan bersalah.

Selain itu, inses juga dapat menimbulkan perasaan sulit mempercayai orang lain, terjerumus ke dalam perilaku negatif, dan sulit membangun hubungan dengan orang lain.

Kasus Inses Dapat Dicegah dengan Beberapa Faktor

Pexels/Maria Lindsey Content Creator

Meski bisa saja terjadi dan dialami oleh siapa pun, kasus inses ternyata bisa dicegah dengan beberapa faktor.

Pencegahan ini bisa dilakukan dengan mengajarkan kepada anak dengan mudah dan jelas bahwa alat kelamin mereka adalah milik mereka sendiri yang tidak boleh disentuh orang lain termasuk anggota keluarga.

Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang agama, mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, hingga mengevaluasi anggota keluarga untuk penyakit psikiatrik primer yang memerlukan terapi.

Jadi, itulah informasi penjelasan seputar inses yang sudah dirangkumkan dengan lengkap dari berbagai sumber. Melalui rangkuman informasi di atas, ada banyak hal yang bisa kamu ketahui tentang inses secara detail.

Baca juga:

The Latest